Sukses

Tangkap Pelaku, AS Sita 18 ATM Kripto yang Dibeli Pakai Dana Penipuan

Constant dan rekan konspiratornya membuat identitas dan bisnis palsu untuk mendapatkan tujuh Pinjaman Bencana Cedera Ekonomi dari SBA yang dimulai pada musim gugur 2020.

Liputan6.com, Jakarta
Penegak hukum Amerika Serikat (AS) menyita 18 ATM mata uang kripto yang dibeli menggunakan pinjaman penipuan dari Small Business Administration (SBA), yang dimaksudkan untuk membantu usaha kecil yang dirugikan secara finansial oleh pandemi Covid-19.
 
Pinjaman itu juga digunakan untuk membeli bitcoin dari pertukaran cryptocurrency yang berbasis di New York, menurut Departemen Kehakiman AS (DOJ).
 
Melansir Bitcoin, Selasa (28/3/2023), Departemen Kehakiman AS (DOJ) mengumumkan pada Kamis bahwa Charles Riley Constant alias Chuck Constant, telah ditangkap atas tuduhan sehubungan dengan skema pencurian dan mencuci lebih dari USD 1 juta atau sekitar Rp 15,16 miliar (asumsi kurs Rp 15.164 per dolar AS) pinjaman yang diperoleh secara curang dari Small Business Administration (SBA), termasuk penggunaan hasil penipuan untuk membeli ATM mata uang kripto.
 
"Agen penegak hukum menyita antara lain, 18 ATM kripto di Texas dan Oklahoma yang dibeli Constant dengan hasil penipuan untuk memulai bisnis ATM cryptocurrency bernama 'Coindawg LLC,' serta situs web Coindawg," kata DOJ.
 
DOJ menjelaskan bahwa Constant dan rekan konspiratornya membuat identitas dan bisnis palsu untuk mendapatkan tujuh Pinjaman Bencana Cedera Ekonomi dari SBA yang dimulai pada musim gugur 2020. Dana tersebut dimaksudkan untuk membantu usaha kecil yang dirugikan secara finansial oleh pandemi Covid-19.
 
Constant menggunakan sekitar USD 700.000 dari pinjaman SBA yang diperoleh secara curang untuk membeli bitcoin (BTC) dari pertukaran mata uang kripto yang berkantor pusat di New York City.
 
"Sampai saat ini, Coindawg telah menukar mata uang kripto senilai lebih dari USD 3.000.000 dan membebankan biaya transaksi sebesar 15 persen," katanya.
 
Constant (54 tahun) dari Allen, Texas, telah didakwa dengan satu dakwaan konspirasi untuk melakukan pencucian uang, satu dakwaan pencurian uang publik, dan satu dakwaan penerimaan uang curian antar negara bagian.  
 
Jika terbukti bersalah, dia menghadapi hukuman masing-masing maksimal 20 tahun penjara untuk konspirasi melakukan pencucian uang dan 10 tahun untuk pencurian uang publik dan penerimaan uang curian antar negara bagian.
 
 
 
 
 
 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.