Sukses

Harga Kripto Hari Ini 22 Maret 2023: Bitcoin Cs Kembali Perkasa

Pasar kripto kembali menguat pada perdagangan Rabu (22/3/2023). Demikian juga harga bitcoin naik 0,04 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Harga bitcoin dan kripto teratas lainnya terpantau alami pergerakan yang beragam pada perdagangan Rabu, (22/3/2023). Mayoritas kripto jajaran teratas terpantau kembali berada di zona hijau.

Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Rabu, 22 Maret 2023 pagi, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) kembali menguat 0,04 persen dalam 24 jam dan 13,74 persen sepekan.

Saat ini, harga bitcoin berada di level USD 28.022 per koin atau setara Rp 428,7 juta (asumsi kurs Rp 15.301 per dolar AS). 

Ethereum (ETH) juga turut menguat. ETH naik 2,31 persen dalam sehari terakhir dan 5,07 persen sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level Rp 27,41 juta per koin. 

Harga kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) kembali terkoreksi. Dalam 24 jam terakhir BNB ambles 0,24 persen, tetapi masih menguat 8,64 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga Rp 5,14 juta per koin. 

Kemudian Cardano, kembali berada di zona hijau. Dalam satu hari terakhir ADA meroket 10,23 persen dan 7,26 persen sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level Rp 5.649 per koin.

Adapun Solana (SOL) kembali melemah. SOL ambles 0,26 persen dalam sehari terakhir, tetapi masih menguat 7,51 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level Rp 343.660 per koin.

Sedangkan XRP kembali perkasa. XRP terbang 22,25 persen dalam 24 jam dan 23,33 persen sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga Rp 7.061 per koin. 

Koin Meme Dogecoin (DOGE) turut alami penguatan. Dalam satu hari terakhir DOGE menguat 6,00 persen dan 2,11 persen sepekan. Ini membuat DOGE diperdagangkan di level Rp 1.165 per token.

Harga kripto hari ini yakni stablecoin Tether (USDT) dan USD coin (USDC), pada hari ini sama-sama menguat 0,01 persen. Hal tersebut membuat harga keduanya masih bertahan di level USD 1,00

Sedangkan Binance USD (BUSD) menguat 0,01 persen dalam 24 jam terakhir, membuat harganya masih berada di level USD 1,00.

Adapun untuk keseluruhan kapitalisasi pasar kripto hari ini berada di level USD 1.177 miliar atau setara Rp 18.009 triliun. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Harga Bitcoin Sentuh Posisi Tertinggi dalam 9 Bulan

Sebelumnya, Bitcoin naik ke level tertinggi sembilan bulan pada Senin, 20 Maret 2023 karena gejolak di sektor perbankan mendorong beberapa investor untuk beralih ke aset digital. Cryptocurrency membangun minggu terbaiknya dalam empat tahun.

Dilansir dari Channel News Asia, Selasa (21/3/2023), cryptocurrency terbesar naik sejauh USD 28.567 atau setara Rp 438,4 juta (asumsi kurs Rp 15.347 per dolar AS), tertinggi sejak pertengahan Juni, dan terakhir naik 0,9 persen, di tengah meningkatnya ekspektasi bank sentral akan memperlambat laju kenaikan suku bunga.

Harga Bitcoin naik 26 persen minggu lalu, kenaikan mingguan terbaiknya sejak April 2019, dan telah melonjak sekitar 40 persen dalam 10 hari karena gejolak di sektor perbankan bergejolak di seluruh dunia yang sejauh ini berpuncak pada pengambilalihan saingan Credit Suisse oleh Grup UBS. Grup AG selama akhir pekan.

Aset tradisional seperti saham perbankan dan obligasi anjlok pada Senin setelah UBS menyegel pengambilalihan Credit Suisse yang didukung negara, sebuah kesepakatan yang diatur dalam upaya untuk memulihkan kepercayaan di sektor yang terpukul.

Seorang analis, Tony Sycamore mengatakan reli yang menakjubkan adalah hasil dari krisis perbankan, dan karena harga pasar suku bunga dalam penurunan suku bunga pada paruh kedua 2023.

Sycamore memprediksi pergerakan Bitcoin bisa menuju USD 32.000 atau setara Rp 491 juta jika bitcoin bertahan di atas level dukungan utama sekitar USD 25.000.

Pelaku pasar lainnya memperkirakan bitcoin akan mendapat manfaat dari upaya bank sentral untuk meningkatkan likuiditas dalam sistem keuangan global.  Itu naik ke rekor USD 69.000 atau setara Rp 1 miliar pada November 2021 setelah bank sentral dan pemerintah meluncurkan langkah-langkah stimulus moneter dan fiskal yang belum pernah terjadi sebelumnya.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

3 dari 4 halaman

Ternyata, Runtuhnya Perbankan di Amerika Serikat Jadi Nasib Baik buat Kripto

Reli yang terjadi di pasar kripto banyak dipengaruhi oleh gejolak krisis perbankan yang terjadi di Amerika Serikat dan Eropa. Harga Bitcoin (BTC) pun sempat melampaui angka USD 28.000 atau setara Rp 429,6 juta (asumsi kurs Rp 15.344 per dolar AS) yang merupakan harga tertinggi selama sembilan bulan terakhir.

Public Relations Tokocrypto, Bianda Ludwianto mengatakan runtuhnya bank merupakan sentimen positif untuk aset kripto, terutama Bitcoin. BTC dikembangkan dengan tujuan sebagai layanan peer-to-peer transaksi dan lahir dari ketidakpercayaan Satoshi Nakamoto terhadap krisis bank-bank pada 2009.

“Krisis terhadap bank-bank besar bisa menimbulkan efek domino ke market kripo, baik itu positif maupun negatif. Hal positif adalah tingginya ketidakpercayaan masyarakat terhadap bank akan menguntungkan aset kripto sebagai tempat penyimpanan aset mereka. Ini akan meningkatkan akumulasi dan pembelian aset yang mendorong market kripto reli,” kata Bianda kepada Liputan6.com, Selasa (21/3/2023).

Bianda menambahkan, di samping itu belajar dari kasus krisis bank AS saat ini, di mana The Fed dan otoritas lembaga keuangan AS lainnya mengeluarkan dana talangan, dapat menstimulasi market kripto. 

“Dana talangan yang diberikan memicu kekhawatiran bahwa The Fed akan mencetak duit baru untuk mendanai bailout perbankan, yang pada gilirannya akan menurunkan nilai mata uang terutama dolar AS dan menaikan market kripto,” jelas Bianda.

 

4 dari 4 halaman

Picu Hiperinflasi

Bianda menjelaskan, krisis perbankan AS akan juga akan memicu skenario hiperinflasi. Apabila suku bunga mengalami penguatan maka aset-aset berisiko akan mengalami pelemahan. 

Begitu juga sebaliknya. Dengan pelemahan suku bunga acuan, maka para investor akan mencoba untuk mengalihkan sebagian aset nya ke aset lebih beresiko atau banyak trader yang menunggu suku bunga acuan bank mulai menurun. 

“Sisi negatifnya, perlu diingat bahwa saat ini banyak perusahaan pencetak stablecoin menyimpan reserve USD/fiat mereka di bank. Itu artinya jika bank yang digunakan oleh perusahaan stablecoin collapse. Maka akan memberikan sentimen negatif, seperti yang terjadi pada stablecoin USDC,” pungkas Bianda.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.