Sukses

Pasar Kembang Gedhe Tradisi Jelang Lebaran Warga Kendal

Akulturasi budaya yang tetap lestari hingga sekarang antara tradisi Jawa dan Islam terlihat dalam tradisi Pasar Kembang Cilik dan Gedhe.

Citizen6, Kendal: Akulturasi budaya yang  tetap lestari hingga sekarang antara tradisi Jawa dan Islam masih terlihat di kehidupan warga Kendal. Di antaranya adalah tradisi Pasar Kembang Cilik dan Pasar Kembang Gedhe.

Perbedaan mendasar yang membedakan antara Pasar Kembang Cilik dan Pasar Kembang Gedhe adalah dalam waktu pelaksanaannya. Jika Pasar Kembang Cilik digelar dua hari sebelum lebaran, maka Pasar Kembang Gedhe adalah satu hari sebelum lebaran. Untuk jenis dagangan yang diperjualbelikan di pasar tersebut adalah jenis kembang atau berbagai bunga seperti mawar, melati, kenanga, dan aneka kembang lain yang biasa digunakan warga untuk "Nyekar" atau berziarah ke makam leluhur.

Dalam hal tempat berjualan bunga, di pasar Kembang Cilik dan Gedhe ini memiliki keunikan tersendiri. Sejumlah pedagang yang mayoritas adalah perempuan sudah mulai menggelar dagangannya sejak subuh dan berakhir sekitar jam 10 pagi. Mereka menempati halaman pasar tradisional yang telah ada, seperti halaman Pasar Cepiring, Pasar Weleri, dan pasar lainnya. Hal ini tak jarang menimbulkan kemacetan, sehingga sering juga disebut "Pasar Tumpah". Dianalogikan antara pengunjung dan pembeli meluber dan tumpah ke jalan raya.

Dalam hal tempat berjualan bunga, di pasar Kembang Cilik dan Gedhe ini memiliki keunikan tersendiri. Sejumlah pedagang yang mayoritas adalah perempuan sudah mulai menggelar dagangannya sejak subuh dan berakhir sekitar jam 10 pagi. Mereka menempati halaman pasar
tradisional yang telah ada, seperti halaman Pasar Cepiring, Pasar Weleri, dan pasar lainnya, Sehingga tak jarang menimbulkan kemacetan dan sering juga disebut "Pasar Tumpah" karena dianalogikan antara pengunjung dan pembeli meluber dan tumpah ke jalan raya.

Tidak hanya itu saja, konon tradisi Pasar Kembang ini tetap lestari tak lekang oleh waktu. Berbagai kendala yang pernah terjadi seperti krisis ekonomi dan sejenisnya terbukti tak mampu menghapus kekayaan khasanah budaya warga Kendal ini. Semoga Pasar Kembang ala Kendal ini tetap lestari sampai akhir jaman. (Aryo Widiyanto/Mar)

Aryo Widiyanto adalah seorang traveller, backpacker, pemandu wisata yg tinggal di Akun Facebook: Aryo Widiyanto, Twitter: @aryowidi, dan blogspot: aryowidiyanto.blogspot.com. Ia juga seorang pewarta warga.

Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas, Ramadan atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media, kuliner dan lainnya ke citizen6@liputan6.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini