Sukses

Sering Dianggap Sepele, Ini 5 Kesalahan dalam Membangun Personal Branding

Personal branding, salah satu identitas yang menggambarkan bagaimana kamu ingin terlihat di mata orang lain. Citra yang kuat dan konsistensi sangat dibutuhkan untuk keberhasilan membangun hubungan profesional yang baik.

Liputan6.com, Jakarta Di dunia yang terus berubah dan terhubung secara digital, personal branding menjadi suatu hal yang penting dan harus dimiliki setiap individu. 

Personal branding, salah satu identitas yang menggambarkan bagaimana kamu ingin terlihat di mata orang lain. Citra yang kuat dan konsistensi sangat dibutuhkan untuk keberhasilan membangun hubungan profesional yang baik. 

Sayangnya, masih banyak orang yang menyepelekan langkah-langkah penting dalam membangun personal branding. Oleh karena itu, kesalahan dalam membangun personal branding masih sering terjadi. 

Dikutip dari berbagai sumber, inilah 5 kesalahan yang wajib dihindari dalam proses membangun citra diri:

1. Tidak Memiliki Tujuan

Kesalahan paling umum yang dilakukan dalam membangun personal branding adalah tujuan yang kurang jelas. Tanpa adanya tujuan yang terdefinisi, kamu akan kesulitan untuk mengarahkan personal branding yang kuat. Sebaliknya, tujuan yang sudah ditentukan dengan matang bisa sebagai panduan dalam memilih strategi untuk memulai personal branding

2. Tidak Jujur dan Pencitraan

Kejujuran dan autentisitas menjadi salah satu faktor penting ketika membangun personal branding. Sayangnya, masih banyak orang yang menciptakan citra palsu yang tidak sesuai dengan identitas aslinya. Hal ini dapat merugikan karena orang lain akan merasa tidak percaya ketika melihat citra yang dibuat-buat. Jadi, perlu dicatat bahwa kejujuran adalah kunci membangun hubungan yang kuat dalam mempertahankan citra positif.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

3. Berpura-pura Menjadi Orang Lain

Kesalahan lainnya adalah berpura-pura menjadi orang lain dengan meniru sifat atau perilakunya. Hal ini mungkin akan menguntungkan dalam jangka pendek, tetapi pada akhirnya ini hanya akan merusak identitas sejatimu. Jika terinspirasi dari seseorang, cobalah gunakan metode ATM (Amati, Tiru, Modifikasi) dengan ide yang unik. Dengan begitu, kamu akan memiliki personal branding yang authentic dengan menonjolkan keunikan yang dimiliki.

3 dari 3 halaman

4. Anti Kritik

Masih banyak orang yang menolak kritik atau feedback dari orang lain terkait personal branding-nya. Padahal, kritik itulah yang bisa memberikan wawasan berharga untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Jika masih mengabaikan dan menolak kritik, jangan harap kamu dapat mengatasi kelemahan yang ada dalam personal branding-mu.

5. Tidak Konsisten

Terakhir dan terpenting, konsistensi. Ini menjadi elemen kunci dalam membangun personal branding yang sukses. Namun, ketidakkonsistenan dalam perilaku, nilai-nilai, atau pesan yang dikomunikasikan masih sering terjadi. Hal tersebut dapat menyebabkan kebingungan dan ketidakpercayaan dari audiens. Hasilnya, citra diri yang kamu bangun lama kelamaan akan semakin lemah karena tidak adanya konsistensi. 

Di dunia yang terus berubah-ubah, personal branding menjadi suatu hal yang sangat krusial. Kesalahan yang telah dibahas sebelumnya menjadi hal yang wajib dihindari dalam proses membangun personal branding. Setelah mempelajarinya, kamu bisa menjadi versi terbaik dari diri sendiri untuk mencapai kesuksesan yang diimpikan.

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.