Sukses

Kenali Tanda-Tanda Awal Kanker Ovarium yang Tak Boleh Diabaikan

Kanker ovarium bisa sulit untuk didiagnosis sejak dini karena tidak ada gejala yang terlihat pada tahap awal.

Liputan6.com, Jakarta - Kanker ovarium memengaruhi organ reproduksi wanita (indung telur) yang menghasilkan sel telur. Ini adalah penyebab utama kelima kematian terkait kanker pada wanita.

Kanker ovarium bisa sulit untuk didiagnosis sejak dini karena tidak ada gejala yang terlihat pada tahap awal.

Melansir dari Times of India, Selasa (4/4/2023), ketua Ginekologi dan Onkologi Ginekologi, Medanta, Gurugram, Dr. Sabhyata Gupta, mengatakan, "Biasanya pasien mengalami perut kembung atau bengkak, nyeri panggul atau perut, penurunan berat badan yang tidak bisa dijelaskan, kesulitan makan atau merasa cepat kenyang, dan sering buang air kecil tetapi menghilangkan rasa sakitnya, pemikiran yang sama bahwa gejala- gejala ini bisa jadi akibat dari kondisi umum lainnya."

Namun, jika gejala-gejala ini bertahan selama beberapa minggu, seseorang harus segera berkonsultasi ke dokter.

Sementara itu, gejala lain yang mengindikasikan kanker ovarium termasuk kelelahan, sakit punggung, sembelit, dan perubahan menstruasi.

"Sangat penting untuk menyoroti bahwa banyak wanita dengan kanker ovarium tidak mengalami gejala sama sekali, itulah mengapa sering disebut sebagai 'silent killer'," ucap Dr Gupta.

Kanker ovarium sulit untuk didiagnosis sejak dini, namun ada beberapa tanda peringatan dini yang harus diwaspadai oleh wanita.

Inilah mengapa sangat penting bagi wanita untuk melakukan pemeriksaan ginekologi secara teratur, dan bagi dokter untuk melakukan pemeriksaan panggul, terutama bagi wanita yang berisiko lebih tinggi terkena kanker ovarium.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Risiko kanker ovarium

Wanita yang memiliki riwayat keluarga kanker ovarium, kanker payudara atau kanker kolorektal, yang memiliki mutasi genetik yang dikenal sebagai BRCA1 atau BRCA2, riwayat kanker atau endometriosis, yang mengalami obesitas, yang telah menjalani terapi hormon setelah menopause, atau yang tidak pernah hamil memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker ovarium.

Jika seorang wanita termasuk dalam salah satu kategori ini, penting untuk mendiskusikan risikonya dengan dokter dan mempertimbangkan untuk berkonsultasi secara teratur.

 

3 dari 3 halaman

Mendeteksi kanker ovarium

Untungnya, telah diamati bahwa kanker ovarium, ketika terdeteksi lebih awal, lebih bisa diobati. Pilihan pengobatan untuk kanker ovarium bisa berupa operasi, kemoterapi, atau kombinasi keduanya.

Jika seseorang mengalami salah satu tanda peringatan dini kanker ovarium, penting untuk menemui dokter sesegera mungkin.

Pemeriksaan ginekologi rutin dan pemeriksaan panggul penting untuk mendeteksi kanker ovarium sejak dini, terutama bagi wanita yang berisiko lebih tinggi.

Meskipun bukan kanker ovarium, penting untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.