Sukses

Kenali Gejala Kanker Anus yang Bisa Terlihat Saat Anda ke Toilet

Kanker anus terjadi ketika sel-sel di anus mulai tumbuh tak terkendali.

Liputan6.com, Jakarta - Gejala kanker terkadang tidak muncul sama sekali atau samar-samar, yang bisa mengakibatkan keterlambatan diagnosis. Namun, keterlambatan bisa sangat memengaruhi kemungkinan pengobatan, oleh karena itu yang terbaik adalah mendeteksi penyakit ini sesegera mungkin.

Salah satu kanker yang banyak diidap individu, yakni kanker anus. Kanker anus terjadi ketika sel-sel di anus mulai tumbuh tak terkendali. Sebagian besar kanker anus dimulai dari sel-sel di mukosa – lapisan dalam lubang anus yang menghubungkan rektum ke anus. Karena posisi tumor kanker anus, beberapa tanda peringatan bisa muncul saat berada di toilet.

Anda juga perlu mengetahui beberapa tanda umum kanker anus yang bisa muncul saat Anda buang air besar. Meskipun tampak menjijikan, waspada dan memperhatikan setiap perubahan bisa membantu Anda menghentikan kondisi tersebut sesegera mungkin. 

Melansir dari Times of India, Kamis (30/3/2023), menurut Cancer Research UK, gejala kanker anus yang paling umum adalah pendarahan dari bagian belakang. Pendarahan jenis ini mungkin terlihat dalam bentuk darah di kotoran Anda, di toilet, atau di tisu toilet.

Jika Anda menderita kanker anus, Anda mungkin mengeluarkan kotoran yang lebih encer. Anda juga mengalami kesulitan mengendalikan gerakan ususmu.

Ini berarti Anda mengalami dorongan tiba-tiba untuk buang air besar yang tidak bisa dikendalikan atau bahkan mengotori celana Anda tanpa menyadari bahwa Anda perlu ke toilet. Anda mungkin juga akan melihat keluarnya lendir dari bawah.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Faktor risiko kanker anus

Salah satu faktor risiko utama untuk kanker anus adalah human papillomavirus (HPV), infeksi menular seksual yang umum. 90 persen kasus kanker anus terkait dengan infeksi HPV.

Namun, virus HPV tidak selalu menyebabkan kanker anus. Faktor risiko lain termasuk kanker serviks, vulva, atau vagian.

Berhenti merokok menjadi salah satu cara yang membantu mengurangi risiko kanker anus.

3 dari 4 halaman

Jangan Abai, Nyeri Tubuh di Area Ini Bisa Jadi Pertanda Kanker

Nyeri tubuh bisa mengindikasikan kanker. Namun, itu bukan gejala awal, tapi sinyal bahwa kanker telah menyebar ke bagian lain dari tubuh termasuk saraf dan organ.

Namun, seberapa banyak rasa sakit yang Anda rasakan atau alami tergantung pada beberapa faktor termasuk jenis kanker yang Anda alami, seberapa parah stadiumnya dan area di mana ia berada.

Kebanyakan individu menyadari nyeri kanker yang akut dan kronis, tapi ada jenis nyeri kanker yang belum pernah Anda dengar.

Nyeri kanker bisa disebabkan oleh berbagai alasan. Sebagian besar nyeri kanker disebabkan ketika tumor menekan tulang, saraf atau organ lain dalam tubuh.

Di lain waktu, nyeri kanker bisa dipicu oleh pengobatan lanjutan yang diterima seseorang untuk penyakit tersebut. Misalnya, obat kemoterapi tertentu bisa menyebabkan mati rasa dan kesemutan di tangan dan kaki.

Demikian pula, radioterapi bisa menyebabkan kerusakan tertentu pada kulit, yang menyebabkan iritasi dan kemerahan pada kulit. 

4 dari 4 halaman

Jenis nyeri kanker

1. Somatik

Nyeri somatik adalah jenis nyeri yang paling umum dialami oleh pasien kanker. Hal ini ditandai dengan rasa sakit, berdenyut atau nyeri kram yang terlokalisir intermiten dan konstan.

2. Neuropatik

Nyeri neuropatik adalah jenis lain dari nyeri kanker yang disebabkan oleh kerusakan saraf baik dari kanker itu sendiri atau karena perawatan seperti kemoterapi, radioterapi dan/atau pembedahan.

Jenis rasa sakit ini diidentifikasi dengan sensasi terbakar atau kesemutan.

3. Visceral

Nyeri visceral merupakan 28% dari nyeri terkait kanker. Jeroan mengacu pada organ internal di dalam rongga tubuh seperti dada, perut atau panggul.

Setiap rasa sakit di daerah tersebut disebut nyeri visceral. Dalam hal kanker, ketika tumor menekan satu atau lebih dari organ-organ ini, itu bisa menyebabkan rasa sakit yang berdenyut.

4. Nyeri akut dan kronis

Nyeri akut biasanya disebabkan oleh aktivitas yang bisa diidentifikasi seperti cedera dan biasanya bersifat jangka pendek, yang berarti bisa datang dan pergi dari waktu ke waktu. Di sisi lain, nyeri kronis bisa bertahan selama berbulan-bulan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.