Sukses

Ahli Peringatkan Potensi Cacar Monyet Menyebar Tanpa Gejala

Peneliti memperingatkan bahwa kasus cacar monyet tanpa gejala mungkin terjadi dan menjadi ancaman bagi masyarakat.

Liputan6.com, Jakarta - Sejak awal Mei 2022, kasus cacar monyet atau monkeypox telah dilaporkan dari negara-negara di mana penyakit ini tidak endemik.

"Sejak awal Mei 2022, kasus monkeypox telah dilaporkan dari negara-negara yang penyakitnya tidak endemik, dan terus dilaporkan di beberapa negara endemik," kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang segera mengalihkan fokus kita ke sifat penularan dari virus.

Namun, peneliti memperingatkan bahwa kasus cacar monyet tanpa gejala mungkin terjadi dan menjadi ancaman bagi masyarakat.

Kasus tanpa gejala bukan berarti tidak adanya virus pada individu. Ini berarti, orang tanpa gejala memiliki virus dan bisa menjadi penyebar potensial virus aktif.

Sementara orang-orang ini hidup di bawah kesan bahwa mereka tidak terinfeksi, mereka sebenarnya secara aktif menularkan virus selama seluruh masa inkubasi, sehingga sangat sulit bagi pengamat kesehatan untuk melacak penyebaran infeksi.

Melansir dari Times of India, Selasa (30/8/2022), pada kasus tanpa gejala yang berpotensi menjadi penyebar, Dr. Mahesh Kumar, Konsultan Penyakit Dalam, Narayana Health City mengatakan, jika Anda memiliki kekebalan yang baik dan jumlah virus yang masuk ke tubuhmu lebih sedikit, Anda tidak akan menunjukkan gejala tetapi bukan berarti Anda tidak bisa menyebarkan infeksi dan menambahkan bahwa setiap individu yang beberapa menit terpapar virus bisa tanpa gejala dan merupakan ancaman besar bagi masyarakat.

Juga, Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (US CDC) baru-baru ini mengubah pernyataannya tentang kasus cacar monyet tanpa gejala.

"Pada awal wabah, C.D.C mengatakan bahwa 'orang yang tidak memiliki gejala cacar monyet tidak bisa menyebarkan virus ke orang lain'. Badan tersebut mengubah ungkapan itu pada 29 Juli untuk mengatakan bahwa 'para ilmuwan masih meneliti' kemungkinan penularan tanpa gejala," lapor NY Times.

Beberapa penelitian juga telah mengkonfirmasi kemungkinan kasus cacar monyet tanpa gejala.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Apa yang direkomendasikan para ahli untuk kasus tanpa gejala?

Kehadiran kasus tanpa gejala menguntungkan bagi wabah untuk menyebar secara besar-besaran. Oleh karena itu penting bagi kasus tanpa gejala untuk memantau diri mereka sendiri untuk segala jenis gejala.

Baru-baru ini, "Pengawasan, investigasi kasus dan pelacakan kontak untuk cacar monyet: panduan sementara, 25 Agustus 2022" WHO telah menyarankan kontak tanpa gejala untuk tidak menyumbangkan darah, sel, jaringan, organ, ASI, atau air mani saat mereka berada di bawah pengawasan gejala.

Sementara itu mereka tidak perlu dikarantina, laporan WHO mengatakan, kontak tanpa gejala yang secara memadai dan teratur memantau status mereka bisa melanjutkan kegiatana rutin sehari-hari seperti pergi bekerja dan bersekolah.

3 dari 4 halaman

Gejala cacar monyet tak biasa

Dalam upaya untuk mempelajari lebih lanjut tentang cacar monyet, sebuah penelitian baru-baru ini menemukan dua gejala baru infeksi cacar monyet yang berbeda dari yang biasa dilaporkan.

Melansir dari Times of India, Sabtu (13/8/2022), Julia Bilinska di Guy’s and St Thomas NHS Foundation Trust di London, bersama dengan tim penelitiannya, menganalisis gejala 197 pria, yang dites positif cacar monyet di pusat penyakit menular di kota itu antara Mei dan Juli 2022.

86 pasien melaporkan gejala cacar monyet yang umum, termasuk demam (62 persen), pembengkakan kelenjar getah bening (58 persen) dan nyeri otot (32 persen).

Namun, penelitian tersebut merinci gejala baru dan yang sebelumnya tidak terdaftar terkait dengan infeksi cacar monyet.

4 dari 4 halaman

Dua gejala yang perlu diperhatikan

Dari 197 peserta, 71 melaporkan nyeri dubur dan 31 melaporkan pembengkakan penis, sesuai penelitian. Secara keseluruhan, 20 pasien dirawat di rumah sakit untuk manajemen gejala, 8 orang dirawat karena nyeri dubur dan lima orang karena pembengkakan penis.

Sementara Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) telah memperingatkan terhadap ruam atau lesi baru atau yang tidak bisa dijelaskan pada salah satu tubuhmu, termasuk mulut, alat kelamin (testis, vulva, atau vagina) atau anus (lubang pantat), tubuh yang sehat, NHS dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum mengakui nyeri dubur, pembengkakan penis, lesi tunggal atau amandel bengkak sebagai gejala cacar monyet.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.