Sukses

Studi: Orang yang Suka Menonton TV Kerap Dianggap Membosankan

Orang yang hobi menonton tv ternyata kerap dianggap membosankan

Liputan6.com, Jakarta Jika Anda pernah berjuang untuk menarik teman atau hubungan baru, hobi Anda mungkin ada hubungannya dengan itu. Menurut penelitian, hiburan stereotip tertentu yang membosankan dapat menyebabkan stigma sosial yang menghambat kesuksesan. Namun ternyata ada hobi atau kegiatan tertentu yang dianggap orang membosankan bagi orang lainnya.

Penelitiannya

Sebuah studi baru tentang ilmu kebosanan yang dilakukan di University of Essex dan diterbitkan dalam Personality and Social Psychology Bulletin baru saja mengungkapkan pekerjaan, karakteristik, dan hobi yang umumnya dianggap paling membosankan di antara semua profesi, kualitas, dan hiburan.

Dengan umpan balik dari 500 orang di lima percobaan, para peneliti menemukan bahwa orang secara keseluruhan berpikir bahwa hobi yang paling membosankan adalah pergi ke gereja, menonton TV, dan mengamati burung.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Pekerjaan paling membosankan

Lebih lanjut, makalah tersebut menemukan bahwa responden menganggap orang yang tinggal di kota kecil lebih membosankan dibandingkan dengan orang yang tinggal di lingkungan perkotaan besar.

Dan ternyata pekerjaan yang dianggap paling membosankan adalah pekerjaan di analisis data, akuntansi, kebersihan, dan perbankan.

 

3 dari 6 halaman

Orang yang dianggap membosankan mungkin kesulitan mencari teman

Wijnand Van Tilburg, PhD, dosen di departemen psikologi di Universitas, memprakarsai penelitian ini sebagai cara untuk melihat stigma kebosanan yang dirasakan dan bagaimana hal itu dapat berdampak pada orang dengan cara yang bermakna.

Memang, penelitian tersebut mengungkapkan bahwa orang yang secara stereotip membosankan umumnya tidak disukai; orang ingin menghindarinya karena prasangka tentang kepribadian mereka dan energi yang mereka bawa ke lingkungan sosial.

 

4 dari 6 halaman

Persepsi yang salah

"Makalah ini menunjukkan bagaimana persepsi persuasif tentang kebosanan dan apa dampaknya bagi orang-orang," tulisnya.

"Persepsi bisa berubah tetapi orang mungkin tidak meluangkan waktu untuk berbicara dengan mereka yang memiliki pekerjaan dan hobi 'membosankan', alih-alih memilih untuk menghindarinya. Mereka tidak mendapatkan kesempatan untuk membuktikan bahwa orang salah dan mematahkan stereotip negatif ini."

Dia menambahkan, "Fakta bahwa orang memilih untuk menghindarinya dapat menyebabkan pengucilan sosial dan meningkatkan kesepian yang mengarah pada dampak yang sangat negatif pada kehidupan mereka."

 

5 dari 6 halaman

Orang yang secara stereotip membosankan juga dianggap dingin dan kurang kompeten

Studi tersebut juga menunjukkan bahwa menjadi orang yang dianggap membosankan sebagai konsekuensinya menghadapi lebih banyak tantangan: Orang cenderung berpikir bahwa orang yang membosankan secara stereotip juga kurang kompeten dengan tingkat kehangatan interpersonal yang rendah.

Akibatnya, orang yang dianggap membosankan mungkin berisiko lebih besar mengalami bahaya, kecanduan, dan masalah kesehatan mental karena marginalisasi mereka.

"Sangat menarik bagi saya untuk melihat penelitian yang menunjukkan bahwa orang yang membosankan tidak dipandang sebagai orang yang kompeten," tulis Dr. Van Tilburg.

"Kenyataannya adalah orang-orang seperti bankir dan akuntan sangat cakap dan memiliki kekuatan di masyarakat—mungkin kita harus berusaha untuk tidak membuat mereka kesal dan menganggap mereka membosankan."

 

6 dari 6 halaman

Pekerjaan yang paling mengasyikkan adalah di bidang seni pertunjukan

Di sisi lain, survei juga menilai lima pekerjaan paling menarik menurut persepsi umum. Pekerjaan pertama yang paling menarik, ternyata, adalah dalam seni pertunjukan. Pekerjaan paling menarik berikutnya, secara berurutan, adalah di bidang sains, jurnalistik, kesehatan, dan pengajaran.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.