Sukses

Kepala Kerucut Mirip Alien, Tradisi Berbahaya dan Aneh dari Suku Mangbetu Kongo hingga Mesir

Tradisi kepala kerucut dijumpai di sejumlah suku. Mulai dari Suku Mangbetu, Suku Chinookan, hingga Suku Hun. Mesir juga punya tradisi hiasan kepala kerucut.

Liputan6.com, Jakarta - Tradisi unik banyak ditemukan di berbagai suku di berbagai belahan dunia. Namun, apa jadinya bila bentuk kepala diubah menjadi lonjong atau memanjang? Tradisi berbahaya ini disebut kepala kerucut.

Tradisi kepala kerucut dijumpai di sejumlah suku. Mulai dari Suku Mangbetu di Kongo, Suku Chinookan di belahan Amerika Utara, hingga Suku Hun di Benua Asia.

Tercatat pula, sejumlah jenazah tengkorak lonjong didapati di Meksiko dan Australia. Bshkan, banyak orang menyebut sebagai mirip tengkorak Alien.

Memang, sepintas kepala kerucut tersebut mirip Alien. Makhluk angkasa luar seperti dalam beberapa film fiksi ilmiah produksi Hollywood. Tapi, tradisi kepala kerucut tersebut memang ada.

Hanya saja, sejauh ini belum diketahui suku yang pertama kali melakukan tradisi aneh sekaligus berbahaya tersebut. Adapun sebagian orang Mesir kuno juga mempunyai tradisi hiasan kepala kerucut.

Simak ulasan tradisi kepala kerucut yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis (8/7/2021), di halaman berikut:

 

Video Pilihan

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Proses Bertahun-tahun

Membentuk kepala kerucut atau lonjong ternyata membutuhkan proses yang panjang. Modifikasi tengkorak manusia itu bahkan dapat berlangsung hingga bertahun-tahun.

Cara melonjongkan bentuk kepala atau tengkorak manusia itu di berbagai suku hampir sama. Ini dimulai saat seorang anak dilahirkan.

Dua bilah papan kayu dijepitkan atau diikatkan di kepala sang bayi. Cara ini ditempuh supaya pertumbuhan tengkorak kepala anak menonjol atau memanjang.

Umumnya, penjepitan kepala sang anak minimal selama enam bulan. Bahkan, perlu waktu bertahun-tahun suapaya kepala menonjol atau memanjang dengan sempurna.

Ironisnya, praktik tradisi tersebut banyak menyebabkan kematian pada anak di sejumlah suku. Ini terbukti dari banyak penemuan tengkorak anak yang menonjol.

 

3 dari 5 halaman

Simbol Status Sosial

Ternyata, praktik tradisi aneh dan berbahaya tersebut mempunyai makna tersendiri bagi suku yang menerapkannya. Suku Chinook di belahan Amerika Utara, misalnya.

Mereka menyimbolkan kepala kerucut sebagai tingginya status sosial atau kalangan elit masyarakat. Makanya tak aneh, bila kemudian banyak dijumpai kuburan mereka berisi mutiara, cermin perunggu, sampai emas.

4 dari 5 halaman

Tradisi Mulai Menghilang

Kendati demikian, pada dekade 1950-an, tradisi kepala kerucut berangsur menghilang seiring kedatangan bangsa Eropa dan pengaruh kebudayaan Barat di Kongo, Afrika.

Sekalipun tradisi tersebut sudah jarang ditemukan, ternyata ada sejumlah suku di dunia yang masih menjalankan praktik ini. Satu di antaranya di salah satu suku di negara kepulauan Vanuatu di Pasifik Selatan.

 

5 dari 5 halaman

Hiasan Kepala Kerucut Mesir

Bukan hanya tradisi kepala kerucut. Sebagian orang Mesir kuno ternyata menyukai hiasan aneh berbentuk kerucut di kepala mereka.

Sejauh ini, para arkeolog memang tak mempunyai bukti fisik tentang keberadaan mereka. Hanya saja, beberapa tahun lalu, ada penemuan dua kerucut kepala pada dua tengkorak manusia. Diperkirakan, keduanya dikuburkan sekitar 3.300 tahun lampau di lokasi Amarna di Mesir.

Hiasan kerucut di kepala dapat dilihat pula dari seni lukisan. Terutama yang menggambarkan kehidupan Mesir kuno.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.