Sukses

Miliki 31 Jari Akibat Kelainan Fisik, Wanita Ini Malah Dikira Penyihir

Wanita 63 tahun ini mengaku dirinya kerap disebut sebagai "penyihir" oleh tetangganya.

Liputan6.com, Jakarta - Seorang wanita di India harus mengalami kenyataan pahit usai mengalami kondisi langka pada tubuhnya. Kumari Nayak, mengalami polydactylism atau kelainan fisik yang ditandai dengan banyaknya jumlah jari kaki dan tangan melebihi jumlah normal.

Melansir dari Metro, Senin (10/2/2020), Kumari memiliki 19 jari kaki dan 12 jari tangan sehingga berjumlah 31 jari. Hal ini membuatnya masuk Guinness World Records karena memiliki jari terbanyak di dunia.

Namun hal ini tak membuatnya senang, wanita 63 tahun ini mengaku dirinya kerap disebut sebagai "penyihir" oleh tetangganya. Mereka selalu berusaha menghindari Kumari ketika bertemu di jalan.

"Para tetangga percaya bahwa saya adalah penyihir dan selalu menjauhi saya. Mereka kadang datang untuk melihat kondisi saya, namun tidak membantu," kata Kumari.

Kumari juga mengaku bahwa dirinya terpaksa untuk tetap berada di dalam rumah dan diperlakukan dengan tidak baik oleh tetangganya.

“Saya dilahirkan dengan kondisi cacat seperti ini dan saya tidak diperlakukan dengan baik karena berasal dari keluarga miskin. Sudah 63 tahun saya mengalami kondisi ini.”

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dapat bantuan dari pemerintah

Salah satu tetangga yang mengetahui kondisi Kumari, mengatakan bahwa distrik Ganjam di Odisha tempat Kumari tinggal tersebut adalah desa kecil. Di sana masih banyak orang-orang yang terlalu percaya pada hal-hal takhayul.

"Aku tahu dia memiliki masalah medis dan tidak ada hubungannya dengan apa yang orang lain percaya, aku merasa sangat kasihan padanya karena dia tidak mampu untuk mendapatkan perawatan," ujarnya.

Usai mendengar keadaan Kumari, Pejabat Pemerintah di India menawarkan beberapa bantuan seperti rumah dan uang pensiun serta berusaha untuk menyebarkan kesadaran di antara tetangganya.

"Kami mengetahui situasinya dan telah menawarkan semua bantuan yang bisa kami berikan. Kami juga memberikan pengetahuan kepada tetangganya untuk memperlakukannya dengan cinta dan kasih sayang dan bahwa dia bukan penyihir," kata seorang juru bicara departemen administrasi.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.