Sukses

Nelangsa Setengah Mati, Puisi Manis Habibie Melepas Kepergian Ainun

Puisi ini ditulis Habibie tidak berselang lama setelah Ainun meninggal dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Sosok BJ Habibie akan selalu dikenang. Dirinya dikenal dengan segudang karya yang membuat Indonesia mendunia. Tidak hanya prestasinya, kisah cinta sejatinya bersama istri, Hasri Ainun Habibie juga selalu menjadi sorotan.

Habibie diketahui sangat mencintai Ainun sepanjang hidupnya. Pasangan yang telah hidup bersama selama 38 tahun ini telah mengajarkan kisah cinta sejati sesungguhnya.

Habibie dan Ainun seolah merupakan satu jiwa yang berada di dua raga. Habibie bahkan pernah mengaku nelangsa setengah mati ketika Ainun meninggal dunia sembilan tahun lalu.

Hal ini dituliskannya secara langsung lewat sebuah puisi cinta untuk sang istri. Puisi ini ditulis BJ Habibie tidak berselang lama setelah Ainun meninggal dunia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Puisi Habibie untuk Ainun

"Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu. Karena aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya, dan kematian adalah sesuatu yang pasti, dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu.

Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat, adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang, sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku nelangsa setengah mati, hatiku seperti tak di tempatnya dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi.Kau tahu sayang, rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang.

Pada airmata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang, pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada, aku bukan hendak mengeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau disini.

Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang, tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik. Mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua, tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia, kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini.

Selamat jalan, kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya, kau dulu tiada untukku dan sekarang kembali tiada.Selamat jalan sayang, cahaya mataku, penyejuk jiwaku, selamat jalan calon bidadari surgaku.

-Bacharuddin Jusuf Habibie-."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.