Sukses

Golongan Darah O Lebih Cepat Meninggal, Mitos atau Fakta?

Orang dengan golongan darah O memiliki tingkat faktor penggumpal darah yang lebih rendah dibanding jenis golongan darah lainnya.

Liputan6.com, Jakarta - Di antara empat golongan darah yang kita kenal, maka golongan darah O adalah yang paling unik.  Golongan darah O memang berbeda dari golongan darah lain, yaitu A, B, dan AB. Salah satu keunikan golongan darah ini adalah bersifat universal.

Artinya, orang dengan golongan darah O dapat mendonorkan darahnya ke semua golongan darah, seperti A, B, AB, dan O. Sayangnya, pemilik golongan darah ini hanya bisa menerima transfusi darah dari sesama golongan darah O.

Namun bukan itu saja 'kekurangan' golongan darah O. Menurut penelitian terbaru, orang dengan golongan darah O sangat rentan untuk meninggal dunia.

Tingkat kerentanan tersebut bahkan menjadi tiga kali lipat jika pemilik golongan darah O mengalami luka yang sangat serius. Penyebabnya adalah karena golongan darah O tidak bisa menggumpal dengan baik jika terjadi luka.

Temuan ini didasarkan pada data dari 901 pasien rawat darurat di Jepang yang menunjukkan tingkat kematian 28 persen bagi pemilik golongan darah O.

Jika dibandingkan, tingkat kematian pasien dari kelompok golongan darah lainnya hanya 11 persen.

Studi terbaru menunjukkan bahwa golongan darah O bisa menjadi faktor risiko yang potensial terjadinya perdarahan.

"Kehilangan darah adalah penyebab utama kematian pada pasien dengan trauma berat. Tetapi studi tentang hubungan antara golongan darah yang berbeda dan risiko kematian trauma jarang dilakukan," kata peneliti utama, Dr Wataru Takayama, dari Tokyo Medical and Dental University Hospital.

" Kami ingin menguji hipotesis bahwa kelangsungan hidup pasien trauma berat dipengaruhi oleh perbedaan dalam golongan darah," tambah Dr Wataru.

Golongan darah ditentukan oleh protein pada permukaan sel darah merah, yang terdiri dari eritrosit, sel darah putih (leukosit), dan trombosit.

Orang dengan golongan darah O memiliki tingkat faktor Von Willebrand yang lebih rendah dibanding jenis golongan darah lainnya. Faktor Von Willebrand adalah agen yang menggumpalkan darah yang dapat membantu mencegah perdarahan yang mengancam jiwa.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Hasil Penelitian

Para peneliti menduga bahwa tingkat faktor Von Willebrand yang rendah itulah yang memicu tingkat kematian yang lebih tinggi pada pasien trauma dengan golongan darah O.

" Penelitian kami menimbulkan pertanyaan tentang apakah transfusi golongan darah O ke pasien yang mengalami trauma parah bisa memengaruhi hemostasis yaitu proses yang menyebabkan berhentinya perdarahan, dibandingkan golongan darah lainnya.

" Studi lebih lanjut diperlukan untuk menyelidiki hasil penelitian kami dan mengembangkan strategi pengobatan terbaik untuk pasien trauma berat pemilik golongan darah O," tambahnya.

Seluruh pasien yang diteliti dalam studi ini menderita trauma berat dan dirawat di unit gawat darurat di Jepang antara 2013 dan 2016.

Para peneliti memperingatkan bahwa data pasien yang dianalisis dalam penelitian ini adalah orang Jepang. Jadi penelitian terhadap etnis lain tetap diperlukan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik.

Seseorang dengan golongan darah A hanya dapat mendonorkan darahnya kepada golongan darah A atau AB. Mereka yang punya golongan darah B hanya dapat mendonorkan kepada orang yang memiliki golongan darah B atau. AB.

Sedangkan orang dengan golongan darah AB hanya dapat mendonorkan darah kepada sesama golongan darah AB.

Hasil penelitian Dr Wataru dan timnya ini telah diterbitkan di jurnal Critical Care.

Sumber: telegraph.co.uk

Reporter: Sugiono

Sumber: Dream.co.id

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.