Sukses

Danau Paling Beracun, Berdiri 1 Jam di Sini Bisa Membunuhmu

Menjadi tempat buangan limbah nuklir, danau ini menjadi tempat paling beracun di dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Perang Dunia II telah mengubah banyak hal di dunia, terutama dalam hal bagaimana negara melindungi diri sekarang. Rusia yang selalu berkompeten dengan Amerika, mulai aktif mengejar produksi tenaga nuklir dan senjata di berbagai reaktor pada akhir perang.

Mereka membangun sebuah fasilitas nuklir rahasia yang menggunakan air dari danau terdekat untuk pendinginan dan pembuangan limbah. Salah satu danau tersebut yakni Danau Karachay.

Danau Karachay yang terletak di pegunungan Ural selatan ini digunakan sebagai tempat pembuangan limbah radioaktif dari fasilitas senjata nuklir Uni Soviet, terutama Mayak. Hal ini membuat danau ini menjadi tempat paling beracun di dunia. Berdiri di pinggirnya saja sudah cukup dosis radioaktif untuk membunuh manusia.

Mayak merupakan reaktor pertama yang diam-diam dibangun pada tahun 1945-1948 untuk penciptaan plutonium sebagai bagian dari proyek bom atom Soviet. Karena dibangun buru-buru, pabrik ini tidak mengindahkan keselamatan pekerja atau bagaimana pembuangan limbah nuklir nantinya.

Mereka menggunakan sistem pendinginan terbuka yang membuat air di danau terkontaminasi. Melansir dari Daily Mail, Jumat (02/12/2016), keberadaan Mayak di danau tersebut secara resmi terungkap pada tahun 1990.

- 

Peningkatan kasus kanker (21%), cacat lahir (25%), dan leukimia (41%) di wilayah sekitar danau mengungkap apa yang dilakukan pemerintah Rusia di sana. Dua tahun setelah keberadaannya terungkap, barulah presiden Rusia saat itu, Boris Yeltsin menandatangani dekrit yang memungkinkan akses bagi ilmuwan Barat ke tempat tersebut.

Sejak tahun 1960-an, danau itu mulai mengering dan wilayahnya turun. Pada tahun 1968, daerah tersebut mengalami kekeringan yang membuat debu danau terbawa angin dan meracuni setengah juta orang.

Jadi antara tahun 1978 dan 1986, insinyur Rusia secara bertahap mengisi danau yang telah kering dengan beton untuk mencegah kontaminasi udara. Mereka menggunakan lebih dari 10.000 blok beton berongga untuk mencegah sedimen dari pergeseran.

Pada tahun 1990, daerah buangan limbah itu memancarkan radiasi yang sangat kuat. Cukup untuk memberikan manusia dosis mematikan jika terkena hanya satu jam. Kini, meski telah benar-benar terisi beton, danau ini masih sangat berbahaya.

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.