Liputan6.com, Jakarta - Masifnya diseminasi informasi di ruang digital membuat masyarakat makin kesulitan untuk membedakan antara informasi yang berisi fakta dengan hoaks. Di samping itu, tantangan ini semakin sulit dihadapi karena hoaks dikemas untuk memainkan emosi masyarakat.
Hal ini disampaikan oleh Chief Content Officer KapanLagi Youniverse, Wenseslaus Manggut dalam acara Komunitas Pegiat Cek Fakta Liputan6.com “Kumpul Fakta” yang digelar di KLY Head Office Jakarta, Senin (1/4/2024).
Baca Juga
“Kekuatan terbesar hoaks itu ada pada daya ledaknya pada perasaan, perasaan kita itulah yang ditunggangi oleh hoaks. Dominasinya oleh perasaan dibanding pikiran,” ujar Wens.
Advertisement
Dengan memainkan perasaan, kemudian masyarakat akan terjebak di dalam ruang gema (echo chamber) yang terbentuk di media sosial karena algoritma ruang digital.
Wens menambahkan, di dalam ruang digital orang akan dikategorisasikan dalam kelompok berdasarkan minat atau suka. Ketika seseorang mengikuti suatu topik dengan cara pandang tertentu secara konsisten, maka media sosial hanya akan menyajikan informasi yang relevan dengan hal tersebut secara berulang.
“Kekuatan ruang digital yang seharusnya memperkaya pandangan kita, malah mempersempit dan memperkeruh cara pandang kita karena terjebak dalam ruang yang sama,” katanya.
Wens mengimbau agar masyarakat tidak mudah terpancing dan selalu mengendalikan emosi, terutama ketika menerima suatu informasi sensasional yang isinya menggugah perasaan penerima.
* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Jadi Generasi Anti-Hoaks dengan Buku Saku Cek Fakta
Liputan6.com telah meluncurkan buku saku cek fakta sebagai bentuk keberlanjutan dan komitmen menjadi media kredibel dan anti-hoaks, sekaligus membantu dalam mewujudkan masyarakat melek literasi digital.
Buku ini dapat menjadi bekal bagi masyarakat, khususnya Generasi-Z (Gen-Z), dalam memberantas hoaks karena kaya akan edukasi mulai dari pendefinisian hoaks, jenis-jenisnya, hingga berbagai tips yang dikemas secara menarik untuk menangkal hoaks. Peluncuran buku ini juga telah didukung oleh International Fact-Checking Network (IFCN), Google, YouTube, dan Liputan6.
Melalui rilisnya buku ini, masyarakat khususnya Gen-Z diharapkan semakin sadar akan bahaya hoaks, serta menyadari pentingnya literasi digital dalam memberantas hoaks.
Advertisement
Buku ini dapat dibaca kapan dan di mana saja karena dibuat dalam bentuk digital yang memudahkan para pembaca. Selain itu, buku ini juga dapat diakses dan diunduh secara cuma-cuma.
Advertisement
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Advertisement
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.