Sukses

Pakar Komunikasi UI Bagikan Tips Agar Terhindar dari Hoaks Selama Masa Kampanye Pemilu 2024

Konten hoaks saat kampanye Pemilu 2024 terus bermunculan, pakar komunikasi UI bagikan tiga tips agar masyarakat Indonesia terhindar dari hoaks.

Liputan6.com, Jakarta - Informasi palsu atau hoaks masih bertebaran di setiap pelaksanaan pesta demokrasi. Tentunya hal ini berpotensi mengganggu jalannya pemilu. Menghilangkan hoaks secara total adalah suatu hal yang sulit dan membutuhkan proses yang tidak instan.

Salah satu cara yang bijak dalam menganggulangi isu ini adalah dengan mengedukasi masyarakat agar tidak mudah terpapar hoaks saat Pemilu 2024.

Pakar Komunikasi dari Universitas Indonesia, Firman Kurniawan, membagikan beberapa kiat yang bisa diikuti agar masyarakat tidak terjebak hoaks yang jumlahnya bertambah memasuki masa kampanye Pemilu 2024.

Satu di antaranya, yaitu dengan tetap menjaga emosi saat menerima informasi yang bernada sensasional atau berlebihan dan berpotensi hoaks.

"Hal paling utama adalah jangan emosional ketika menerima informasi yang diduga hoaks. Karena ketika masyarakat emosional, kadang-kadang berakhir membuat pernyataan-pernyataan yang tidak perlu dan akhirnya merugikan," kata Firman dilansir dari Antara, Selasa (5/12/2023).

Menurut Firman, menjaga emosi bisa membuat seseorang berpikir logis atau rasionalitas baik saat menerima informasi bernada negatif maupun bernada positif.

Dengan demikian, masyarakat bisa mencerna informasi dengan lebih baik, netral, dan tidak membuat keputusan yang merugikan.

Setelah menjaga pola pikir dengan logis, masyarakat bisa melanjutkan ke tahapan selanjutnya, yaitu berpikir kritis. Firman mengatakan, ada baiknya masyarakat mengasah pemikiran kritis saat ingin membagikan informasi yang diterimanya sehingga tidak menyebarkan berita bohong.

"Masyarakat ini perlu membentengi diri sendiri. Pertanyakan apakah sumber informasinya benar? Apakah sumbernya dapat dipercaya? Apakah ada media lain yang menyatakan hal sama? Pertanyaan-pertanyaan kritis ini membantu masyarakat tidak asal telan informasi," tutur Firman.

Selanjutnya kiat yang perlu dilakukan agar tidak terjebak hoaks ialah melakukan konfirmasi terhadap pertanyaan kritis seusai mendapatkan informasi.

Firman menyebutkan, masyarakat harus aktif mencari konfirmasi kebenaran dari informasi yang didapatkan. Dari sisi pemerintah, Kementerian Kominfo juga menghadirkan kanal serupa untuk pengecekan fakta sebuah informasi lewat situs web cekhoaks.aduankonten.id.

Dengan melakukan konfirmasi, selain mendapatkan kebenaran dari sebuah informasi maka masyarakat bisa tidak akan sembarang membagikan berita palsu yang dapat merugikan lebih banyak pihak.

"Kewaspadaan itu perlu dibangun dengan memanfaatkan teknologi juga. Memang terkesan rumit namun hal itu perlu agar masyarakat dapat kejelasan dan aman. Sehingga tidak asal terima dan tidak asal menyebarluaskan hoaks," kata Firman.

Pada masa awal kampanye, Kementerian Kominfo mencatat terdapat peningkatan yang signifikan untuk temuan isu hoaks terkait Pemilu 2024.

Peningkatan signifikan terlihat dari September 2023, dari awalnya 13 temuan, menjadi 20 pada Oktober dan terakhir, pada November ditemukan 39 isu hoaks tentang Pemilu.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.