Sukses

Pelajar dan Jurnalis Harus Berperan dalam Memerangi Misinformasi

Jurnalis juga memainkan peran penting untuk memerangi misinformasi dengan melakukan pengecekan fakta.

Liputan6.com, Jakarta - Di tengah ramai dan padatnya informasi di internet, saat ini popularitas sering kali lebih menarik daripada kualitas informasi. Dari banyaknya informasi yang populer, sering kali ditemukan hoaks di antaranya. Hal ini berdampak pada kepercayaan publik dan kualitas kerja perusahaan media.

Publik menjadi lebih berhati-hati terhadap informasi, apakah modal viral saja atau memang penting. Selain itu, integritas informasi menjadi terpengaruh yang berpotensi dapat mempengaruhi dunia politik. 

Maka itu, agar tidak terperangkap dengan hoaks, pengguna harus lebih aware. Jika sebuah informasi mempermainkan emosi, maka harus dilawan agar tidak terjerumus ke dalamnya. Selain itu, pengguna juga harus memverifikasi sumber dari informasi yang didapat. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Jurnalis Dengan Perjuangannya

Selain dari masyarakat yang harus waspada terhadap hoaks. Jurnalis juga memainkan peran penting untuk memerangi misinformasi dengan melakukan pengecekan fakta. Hal ini membuat pekerjaan jurnalis dipertaruhkan. 

Khalid Aoutail pakar Digital Freedom of Expression, dilansir dari unesco.org menekankan bahwa di dunia yang ideal, informasi beredar, diperdebatkan, dan tidak dibatasi. Maka itu, saat ini jurnalis aktif memverifikasi informasi dari hoaks yang beredar. 

Situasi ini membuat para jurnalis berada dalam bahaya. Seperti ancaman, intimidasi, ancaman di media sosial (cyber), pelecehan, pengaduan hukum, penutupan perusahaan media, dan kejahatan lain pada jurnalis.

Di sisi lain, pelajar (siswa) juga mengetahui bahwa hoaks membuka peluang pelecehan di internet. Aroua Biri, seorang Insinyur dan Doktor keamanan siber menekankan pentingnya bagi pelajar untuk angkat bicara ketika menjadi korban atau saksi pelecehan di internet

Bisa melapor ke orangtua atau pihak sekolah. Kemudian, siswa juga dapat melindungi diri dengan memblokir pelaku dan melakukan tangkap layar (screenshot) sebagai bukti.

3 dari 3 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.