Sebenarnya, langkah seperti ini telah dilakukan Whatsapp sejak Pemilu 2019 lalu. Hal ini dilakukan agar hoaks dan misinformasi tidak menyebar dan memicu perselisihan antara masyarakat.

Tidak hanya perlu cakap teknologi, hendaknya orang tua dapat menjadi teman diskusi bagi anak di rumah untuk membicarakan dampak positif dan negatif internet serta hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Tentunya diskusi ini perlu disesuaikan agar dapat dipahami anak.

Di sisi lain, literasi digital saja tidak cukup, masyarakat perlu memiliki literasi keuangan.

Melihat fenomena ini, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Tata Kelola Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Tegus Arifiadi menimbang bahwa regulasi saat ini cukup untuk menangani oknum penyalahgunaan teknologi AI.

Di era serbadigital ini, literasi digital telah menjadi topik yang familiar.

Dengan literasi digital, anggota dan keluarga besar TNI dapat lebih waspada, cerdas, teliti, dan logis dalam mengamati informasi di ruang digital.

Seringkali ditemukan informasi yang mengandung hoaks, misinformasi, hingga disinformasi di media sosial.

Kemampuan memahami literasi digital penting bagi masyarakat agar dapat mengakses, memahami, dan menggunakan teknologi digital dengan efektif.

Jelang Pemilu, hendaknya media sosial dimanfaatkan untuk menyebarkan informasi positif seputar politik, partai politik, kandidat, calon anggota legislatif, serta calon presiden.