Sukses

Fakta-Fakta Jeka Saragih, Petarung Asal Simalungun yang Gagal Dapat Tiket UFC

Sebelum bertemu Anshul Jubli, Jeka Saragih sukses mengalahkan petarung asal India, Pawan Maan Sing pada babak perempat final di ajang Road to UFC.

Liputan6.com, Jakarta - Jeka Saragih, petarung asal Simalungun Sumatera Utara harus rela kehilangan kesempatan berlaga di Ultimate Fighting Championship (UFC).

Pasalnya, Jeka Saragih kalah melawan petarung asal India, Anshul Jubli pada laga final Road to UFC kelas ringan yang digelar di UFC Apex, Las Vegas, Amerika Serikat pada Minggu (5/2/2023) siang.

Sebelum bertemu Anshul Jubli, Jeka Saragih sukses mengalahkan petarung asal India, Pawan Maan Sing pada babak perempat final di ajang Road to UFC. Jeka juga kembali menang KO atas lawannya dari Korea Selatan Ki Won Bin pada babak semifinal pada November 2022.

Tak heran jika performa Jeka cukup moncer di fase sebelumnya. Sang petarung memang telah melakukan persiapan matang dengan menjalani latihan di San Diego, Amerika Serikat sejak akhir tahun 2022 lalu.

"Jeka sudah terus berlatih di Amerika sejak akhir November. Semua biaya Jeka disana kami tanggung," terang perwakilan Mola selaku pemegang hak siar UFC, Mirwan Suwarso, dalam wawancara dengan Liputan6.com.

Sayang, upaya Jeka Saragih mendapatkan pada Road to UFC membuahkan hasil. Jeka harus mengakui keunggulan lawan usai kalah TKO dari petarung India Anshul Jubli dalam ronde kedua.

Berikut fakta-fakta tentang Jeka Saragih yang gagal dapat tiket UFC.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Punya Julukan "Si Tendangan Maut"

Jeka Saragih adalah petarung asal Simalungun, Sumatera Utara. Ia dikenal lewat gaya bertarungnya yang selalu memukau. Bahkan, Jeka Saragih punya julukan "Si Tendangan Maut".

Jeka yang berasal dari suku Batak ini punya masa muda sebagai seorang petani. Terlihat lewat unggahan foto Instagram pribadinya, pada (24/8/2022) lalu menunjukkan Jeka berpose di tumpukan dedaunan di kebun.

Berlatar belakang seorang yang tinggal di desa, tak membuat Jeka Saragih berkecil hati. Bahkan, kondisi perekonomian menengah ke bawah menjadikannya semakin termotivasi untuk menjadi seorang petarung MMA terbaik.

"Rasa kepuasan membuat orang miskin adalah seorang yang kaya, sementara rasa ketidakpuasan membuat orang-orang kaya menjadi seorang yang miskin," tulis Jeka Saragih dalam unggahan fotonya saat di kebun.

 

3 dari 3 halaman

Berawal dari Wushu

Jeka Saragih lahir pada 3 Juli 1995. Dia memulai karier bela dirinya sejak 2013. Saat itu, dia mengawali seni pertarungannya dengan bela diri Wushu. Jeka pun berhasil menang di Kejuaraan Nasional (Kejurnas) yang digelar di Yogyakarta saat itu.

Jeka kemudian dipercaya tampil di Pekan Olahraga Nasional (PON) mewakili Sumatera Utara pada 2015. Namun, sosoknya mulai dikenal ketika dia berhasil menjadi juara di MMA kelas 70 kg pada 2017 lalu.

Jeka Saragih sukses mengalahkan Ngapdi Mulidy. Namanya pun kian tersohor ketika dipercaya membawa api obor Asian Games 2018 keliling Sumatera Utara.

Jeka sebenarnya telah memulai karier pertarungan internasionalnya sejak 2013. Kala itu, dia mentas di Filipina dan belum berhasil menang.

Selain itu, ia pernah menjadi buruh galangan kapal di salah satu perusahaan PT SMOE. Dia bahkan sempat dilarang oleh orangtuanya menekuni dunia tarung bebas.

Jeka merupakan atlet MMA Indonesia pertama yang bisa menembus semifinal Road to UFC. Jeka meraih satu kemenangan di Singapura pada Juni silam. Dia memukul KO atlet India, Pawaan Maan.

 

Reporter: Theresia Melinda Indrasari, Huyogo Simbolon

Sumber: Liputan6.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.