Sukses

Cek Fakta: Benarkah Buah Pepaya dan Kambing di Tanzania Positif Covid-19? Simak Penelusurannya

Ada postingan yang mengklaim Presiden Tanzania, John Magufuli berhasil membuktikan kalau virus corona covid-19 cuma teori konspirasi.

Liputan6.com, Jakarta - Cek Fakta Liputan6.com menemukan sebuah postingan yang mengklaim Presiden Tanzania, John Magufuli berhasil membuktikan kalau virus corona covid-19 cuma teori konspirasi.

Melalui pencarian CrowdTangle, ada tiga akun yang mengunggah klaim Presiden Tanzania, John Magufuli menyebut covid-19 cuma teori konspirasi. Tiga akun itu adalah Mon Jiao Chung, Awi Green, dan Nur Linda Rivaldy Amir.

Di dalam foto yang terpampang wajah John Magufuli ada narasi yang menyebut covid-19 hanya hoaks karena buah pepaya dan kambing juga bisa positif penyakit ini. Begini narasinya:

"Presiden Tanzania, John Magufuli, sengaja mengimpor test kit yang disediakan WHO untuk menguji keabsahan alat tersebut. Hasilnya, buah pepaya, kambing, hingga oli dinyatakan positif corona!"

Ketiga akun tersebut mengunggah foto Presiden Tanzania, John Magufuli menyebut covid-19 cuma teori konspirasi dalam 24 jam terakhir.

Lalu, benarkah klaim Presiden Tanzania, John Magufuli menyebut covid-19 cuma teori konspirasi karena kambing dan buah pepaya bisa terpapar penyakit ini?

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penelusuran Fakta

Untuk menelusuri kebenaran tersebut, Cek Fakta Liputan6.com menelusurinya menggunakan Google dengan kata kunci: "Tanzania President John Magufuli covid-19". Hasil penelusuran mengarahkan ke situs Aljazeera dengan artikel berjudul: "Tanzania president questions coronavirus kits after animal test".

Dalam artikel yang dipublikasikan pada Mei 2020 itu, Magufuli curiga karena alat tes virus corona covid-19 yang diimpor mengalami kecacatan. Aljazeera tidak menyebutkan alat tes covid-19 yang diimpor Tanzania dipesan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) atau bukan.

Karena alat tesnya cacat, Magufuli membentuk tim beranggotakan 10 orang pada 4 Mei 2020. Tim ini pun mengambil sampel secara acak, non-manusia. Sampel yang mereka ambil adalah pepaya, kambing, dan domba. Magufuli pun mengklaim kalau pepaya dan kambing dinyatakan positif covid-19 dari hasil penelitian itu.

"Ada sesuatu yang terjadi. Saya katakan sebelumnya, kita tidak boleh menerima setiap bantuan yang dimaksudkan untuk kebaikan bangsa ini," katanya.

Namun sayangnya, Aljazeera menyebut Magufuli tidak terbuka dalam metode penelitian yang dilakukan pihak Tanzania.

Karena tidak percaya dengan alat tes covid-19 yang mereka impor, Magufuli memilih pengobatan herbal yang disebut covid organics. Obat herbal ini disiapkan Malagasy Institute for Applied Research, terbuat dari Artemisia, tanaman yang dibudidayakan di pulau Madagaskar di Samudra Hindia.

"Saya sudah menulis surat kepada Presiden Madagaskan dan kami segera mengirimkan pesawat untuk mengambil obat tersebut sehingga Tanzania bisa mendapat keuntungan dari sana," ucapnya.

Kemudian, hasil penelusuran Google juga mengarahkan ke situs Xinhua dengan judul artikel yang sudah dipublikasikan pada 24 Mei 2020: "Tanzania's laboratory for testing COVID-19 faulty: minister".

Disebutkan dalam situs itu, investigasi yang dilakukan Tanzania memperlihatkan beberapa kekurangan, termasuk mesin yang rusak untuk menguji sampel covid-19. Manajemen laboratorium kesehatan nasional yang bertempat di National Institute of Medical Research (NIMR) yang berkantor pusat di ibu kota komersial Dar es Salaam tidak memperbaiki mesin yang rusak.

Kekurangan lain yang diidentifikasi oleh tim penyelidikan antara lain adalah kurangnya pengawasan teknis untuk pengujian sampel covid-19, buruknya kualitas hasil tes covid-19, dan jeleknya penyimpanan sampel yang diuji untuk tes covid-19. Tim juga mengungkap laboratorium yang didirikan pada 1968 itu kekurangan tenaga profesional di bidang bioteknologi dan biologi molekuler.

Hal ini dipaparkan oleh Ummy Mwalimu, Menteri Kesehatan, Bina Lingkungan, Gender, Lansia dan Anak di Tanzania. Mwalimu adalah orang yang membentuk tim pemeriksa atas suruhan Magufuli. Kelompok ini dipimpin Eligius Lyamuya dari Universitas Kesehatan dan Ilmu Pengetahuan Sekutu Muhimbili.

Mwalimu juga orang yang memberhentikan direktur laboratorium kesehatan nasional Tanzania, Nyambura Moremi, dan manajer jaminan di laboratorium itu, Jacob Lusekelo karena hasil tes covid-19 yang diteliti malah dipertanyakan oleh dunia.

Sementara itu, menurut data Facebook, klaim dengan foto ini pertama kali muncul di Indonesia dan diunggah akun atas nama M Ulum ke grup Dimensi Pengetahuan pada 15 November 2020. Sekarang, postingan M Ulum sudah dinyatakan informasi palsu oleh Facebook.

Sebelum dilabeli sebagai informasi palsu, postingan M Ulum ini sudah dilihat 43,7 ribu kali hanya dalam waktu 24 jam.

 

3 dari 4 halaman

Kesimpulan

Klaim Presiden Tanzania, John Magufuli menyebut covid-19 cuma teori konspirasi karena kambing dan buah pepaya bisa terpapar penyakit ini bisa disimpulkan tidak terbukti.

Faktanya, mesin untuk menguji sampel covid-19 di Tanzania sudah rusak. Manajemen laboratorium kesehatan nasional yang bertempat di National Institute of Medical Research (NIMR) yang berkantor pusat di ibu kota komersial Dar es Salaam tidak memperbaiki mesin yang rusak.

 

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.