Sukses

Facebook dan Twitter akan Tandai Konten Hoaks Hasil Pemilu Amerika Serikat

Langkah tersebut dilakukan guna mencegah penyebaran hoaks soal klaim kemenangan Pemilu Amerika Serikat.

Liputan6.com, Jakarta - Platform media sosial Facebook dan Twitter memastikan akan menandai unggahan yang mengklaim hasil kemenangan Pemilu Amerika Serikat sebelum hasil resmi diumumkan.

Langkah tersebut dilakukan guna mencegah penyebaran hoaks soal klaim kemenangan Pemilu Amerika Serikat. Twitter mengatakan akan memasang label peringatan seperti "sumber resmi menyebut pemilihan ini secara berbeda".

Sedangkan Facebook, akan menambahkan informasi spesifik dalam pemberitahuan umpan berita di aplikasinya dan di label pada postingan jika kandidat atau partai menyatakan kemenangan prematur.

Dilansir dari situs globalnews.ca, Facebook mengatakan, akan memantau berbagai masalah secara real time pada Hari Pemilu, termasuk laporan konten penindasan pemilih, dan akan menghapus segala upaya untuk menekan partisipasi atau mengintimidasi pemilih.

Sebelumnya, Twitter menandai unggahan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump pada Selasa (3/11/2020) atau jelang pemungutan suara. Cuitan Trump dianggap menyesatkan.

Dalam cuitnya, Trump menyebut bahwa keputusan Mahkamah Agung tentang pemungutan suara di Pennsylvania adalah berbahaya dan berpotensi terjadinya kecurangan.

"The Supreme Court decision on voting in Pennsylvania is a VERY dangerous one. It will allow rampant and unchecked cheating and will undermine our entire systems of laws. It will also induce violence in the streets. Something must be done!," tulis akun Twitter @realDonaldTrump.

Dilansir dari situs newsweek.com pada Selasa (3/11/2020), Twitter menanggapi dengan menandai cuitan Trump dengan narasi sebagai berikut "Sebagian atau semua konten yang disebarkan dalam Tweet ini diperdebatkan dan mungkin memberikan informasi menyesatkan tentang cara berpartisipasi dalam pemilu atau proses kemasyarakatan lainnya".

Twitter juga memberikan tautan beberapa artikel dari media arus utama Amerika Serikat yang menjelaskan mengenai pemungutan suara melalui surat adalah legal dan aman.

Selain itu, Twitter juga memblokir pengguna agar tidak menyukai atau menanggapi unggahan Trump. Twitter mengatakan hal ini dilakukan guna mencegah penyebaran konten tersebut ke banyak orang.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.