Sukses

Kumpulan Hoaks Terbaru Seputar Bencana Alam

Berikut informasi hoaks seputar bencana alam

Liputan6.com, Jakarta- Bencana alam merupakan salah satu hal yang ditakutkan oleh hampir setiap orang, kondisi ini pun kerap dimanfaatkan segelintir oknum untuk menciptakan kegelisahan masyarakat, dengan menyebar informasi hoaks tentang bencana alam.

Bentuk dan cara penyampaian informasi hoaks tentang bencana alam pun bermacam-macam, dari tulisan hingga video, dari pesan berantai secara nyata atau maya.

Cek Fakta Liputan6.com pun telah melakukan penelusuran sejumlah informasi seputar bencana alam untuk memastikan kebenarannya. Hasilnya, beberapa informasi yang beredar tersebut tidak benar atau hoaks.

Berikut informasi hoaks seputar bencana alam hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com:

1. Video Peristiwa Banjir Bandang Cicurug Sukabumi

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri video yang diklaim sebagai banjir bandang Cicurug Sukabumi

 

 Cek fakta Liputan6.com mendapati video yang mengklaim sebagai peristiwa banjir bandang Cicurug Sukabumi.

Video yang diklaim sebagai banjir bandang Cicurug Sukabumi tersebut beredar di aplikasi percakapan WhatsApp dan diunggah di media sosial.

Video menampilkan luapan air sungai ke daratan, air tersebut terlihat menyapu semua benda yang ada di daratan, seperti bangunan dan kendaraan.

Dalam video yang diambil dari ketinggian tersebut terdengar suara sejumlah orang yang berteriak.

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim video peristiwa banjir bandang Cicurug Sukabumi tidak benar.

Video tersebut telah beredar di YouTube sebelum kejadian banjir bandang Cicurug Sukabumi,  pada Senin 21 September 2020.

Video tersebut adalah peristiwa tsunami yang melanda Jepang, pada 2011. 

 

2. Ikan Hiu Nyangkut di Tiang Listrik karena Badai Laura

 

 

 

Hoaks ikan hiu nyangkut di tiang listrik karena badai laura. (Facebook/Tyrone Williams)

Media sosial Facebook dihebohkan dengan foto unggahan akun Reddit combatpaddler. Akun itu menyebutkan ada ikan hiu yang menyangkut di tiang listrik akibat Badai Laura.

Begini narasi yang dibuat akun combatpaddler untuk ikan hiu menyangkut di tiang listrik:

"Kekuatan gila dari Badai Laura. Hiu di kabel listrik."

Foto tersebut kemudian viral di Facebook. Salah satu akun Facebook yang mengunggah foto tersebut adalah Tyrone Williams dengan narasi sebagai berikut:

"Semua orang mengira ini merupakan film, tidak akan pernah terjadi. Namun, tornado hiu itu nyata!!"

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, informasi yang menyebut ikan hiu menyangkut di tiang listrik karena Badai Laura merupakan disinformasi. Faktanya, foto ikan hiu yang tersangkut di tiang listrik tidak disebabkan oleh Badai Laura, tetapi karena kecelakaan yang terjadi di jembatan Dog River, di mana sebuah perahu nelayan jatuh dan muatan perahu tumpah ke jalan di bawahnya.  

 

3. Rekaman Suara Prediksi Gempa di Banten

Sebuah rekaman suara berisi pernyataan seseorang yang memprediksi gempa akibat letusan Gunung Anak Krakatau dalam waktu dekat beredar di media sosial. Rekaman ini beredar lewat aplikasi percakapan WhatsApp pada 29 September 2020.

Dalam rekaman itu, seorang pria yang mengaku bernama Andre memprediksi akan ada gempa akibat letusan Gunung Anak Krakatau. Ia mengaku informasi itu didapat dari Sekda Provinsi Banten dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

"Saudaraku ini Andre, saya baru dapat kabar dari Sekda Provinsi, beliau dapat data resmi dari BMKG yang memperkirakaan kalau Gunung Krakatau akan ada letusan yang mengakibatkan gempa dalam waktu dekat. Belum tahu apakah hari ini atau dalam beberapa hari ke depan. Besarnya gempa itu di atas 8 skala richter," ucap seseorang dalam rekaman tersebut.

Si pria tersebut kemudian meminta informasi soal potensi gempa akibat letusan Gunung Anak Krakatau ditindaklanjuti.

"Artinya keluarga-keluarga kita yang ada di sekitaran pantai mohon diingatkan. Karena sekarang ini Sekda sudah memerintahkan instansi terkait, Badan Penanggulangan Bencana untuk menentunkan titik koordinat untuk penyelamatan jadi tolong disampaikan ke keluarga," lanjut dia.

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, rekaman suara berisi pernyataan seseorang yang memprediksi gempa akibat letusan Gunung Anak Krakatau beredar di media sosial ternyata tidak benar alias hoaks.

Kepala Dinas Kominfo Provinsi Banten, Eneng Nurcahyati menyebut rekaman itu pernah beredar usai terjadi tsunami Selat Sunda pada akhir 2018 lalu.

 

4. Gunung Api di Bawah Laut Jadi Penyebab Morowali Sering Diguncang Gempa

Cek Fakta Liputan6.com mendapatkan informasi yang mengklaim gunung api di bawah laut menjadi penyebab Morowali sering diguncang gempa, informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook 

 Berikut isinya:

"Kita berada di kaki kaki Gunung Api Purba yang berada di dasar laut kab. Morowali. Jadi pasti akan ada setiap tahun gempa yg berpusat di daerah kab. Morowali. Ini sudah diteliti sejak tahun 2013.\

Unggahan tersebut disertai dengan foto alat pendeteksi tsunami, yang diklaim sebagai tanda adanya gunung api di bawah laut.

Cek Fakta telusuri klaim  gunung api di bawah laut menjadi penyabab Morowali sering diguncang gempa.

 

Kemudian diberi keterangan sebagai berikut:

"Ini salah satu contoh alat untuk mengetahui letak Gempa dan potensi Tsunami. Dan ada juga yg diletakkan di dasar laut. Berarti jika ada yg melihat seperti ini di laut, berarti di sekitar bawah laut, ada Gunung Api yg aktif👍".

Berdasarkan penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim gunung api di bawah laut menjadi penyabab Morowali sering diguncang gempa tidak benar, gempa di wilayah tersebut lebih disebabkan Sesar Matano dan sesar aktif lainnya.

Badan Geologi Kementerian ESDM menyatakan, berdasarkan peta geologi di wilayah Morowali dominan batuan pratersier dan sedimen, bukan batuan gunung api. Hal ini menandakan letak gunung api jauh dari wilayah tersebut. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.