Sukses

Cek Fakta: Tidak Benar Gempa Jadi Penyebab Banjir Bandang di Luwu Utara

Beredar klaim bahwa gempa jadi penyebab banjir bandang di Luwu Utara. Benarkah?

Liputan6.com, Jakarta - Klaim tentang gempa jadi penyebab banjir bandang di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan beredar di media sosial.

Klaim ini beredar lewat pesan berantai di aplikasi percakapan WhatsApp pada Minggu 19 Juli 2020.

Berikut isinya:

Subhanallah ini dia penyebab banjir bandang lumpur gempa patahan sesar palu koro sambung pegunungan KAMBUNA GUNUNG BALIASE KAB LUWU UTARA GEMPA PUSAT G KAMBUNA AKIBATKAN ALUR SUNGAI TERSUMBAT DG LONGSORAN GEMPA JADI WADUK AIR YG SGT LUAS JUTAAN METER KUBIK air dorong longsoran tanah tadi terbawa air jutaan meter kubik kubur rumah rumah di Masamba via sungai Masamba dan sungai RONGKONG JEMBATAN SABBANG RADDA.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penelusuran Fakta

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim gempa jadi penyebab banjir bandang di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Penelusuran dilakukan dengan menghubungi Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Rahmat Triyono.

Rahmat Triyono menyebut bahwa informasi tersebut tidak benar. Ia memastikan, tidak ada gempa sebelum banjir bandang menerjang Luwu Utara dan sekitarnya.

"Tidak benar, tidak ada gempa signifikan sebelum bencana banjir dan longsor," kata Rahmat kepada Liputan6.com, Minggu (19/7/2020).

Dikutip dari artikel berjudul "2 Faktor Meteorologis Penyebab Banjir Bandang Masamba Luwu Utara" yang dimuat situs kompas.com pada 17 Juli 2020, BMKG menganalisis penyebab banjir bandang dipicu oleh hujan intensitas sedang hingga lebat, dan pertumbuhan awan kumulonimbus (Cb).

Berikut penjelasannya:

1. Terjadi hujan intensitas sedang-lebat

Berdasarkan data hasil pengamatan curah hujan dan satelit cuaca, memang tercatat adanya kejadian hujan intensitas dengan skala sedang hingga lebat di wilayah Masamba dan sekitarnya.

Hujan intensitas sedang hingga lebat itu terjadi sejak tanggal 12 Juli 2020 atau tepatnya sehari sebelum kejadian banjir bandang tersebut, hingga sore hari tanggal 13 Juli 2020. Bahkan, analisis spasial hujan dari citra satelit cuaca juga menunjukkan hal yang sama.

Hujan intensitas sedang-lebat pada tanggal 12-13 Juli 2020 tersebut, terkonsentrasi signifikan di wilayah utara dan timur laut wilayah Masamba dan sekitarnya yang didominasi wilayah perbukitan.

2. Pertumbuhan awan Cumulonimbus (Cb)

Dalam keterangan resmi BMKG juga disebutkan bahwa terpantau adanya pertumbuhan awan Cb sebagai pemuci hujan intensitas sedang hingga lebat yang terjadi di tanggal 13 Juli 2020.

Sehingga terjadi hujan cukup signifikan di harii itu, terutama pada siang sampaisore hari di wilayah Masamba dan sekitarnya.

Peringatan dini cuaca ekstrem

BMKG menyebutkan, Masamba memang menjadi salah satu wilayah yang telah mendapatkan peringatan dini terhadap cuaca ekstrem yang berpotensi terjadi sejak tanggal 12-14 Juli 2020.

Bahkan ironisnya, hari ini dan besok (16-17 Juli 2020), diprakirakan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat itu masih berpotensi terjadi, terutama di wilayah berikut.

  • Sulawesi Selatan bagian utara
  • Sulawesi Tengah bagian tengah
  • Sulawesi Tengah bagian timur

 

3 dari 4 halaman

Kesimpulan

Klaim tentang gempa jadi penyebab banjir bandang di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan ternyata tidak benar. BMKG memastikan, tidak terjadi gempa sebelum banjir bandang menerjang Luwu Utara dan sekitarnya.

BMKG menganalisis banjir bandang dipicu oleh hujan intensitas sedang hingga lebat, dan pertumbuhan awan kumulonimbus (Cb).

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini