Sukses

[Cek Fakta] Video Anggota TNI AU Dianiaya Secara Brutal, Benarkah?

Beredar video penganiayaan terhadap seseorang yang diduga merupakan anggota TNI AU, benarkah?

Liputan6.com, Jakarta Pada 25 September 2018, sebuah akun Facebook dengan nama Chefa Fardyansyah mengunggah 2 buah video yang sontak ramai diperbincangkan. Chefa membagikan video kasus penganiayaan terhadap seorang anggota TNI di Medan.

"Ini kejadian di Medan, TNI AU disiksa oleh cina keturunan. Sekarang si pelaku sudah tertangkap," tulis Chefa pada caption unggahan tersebut.

Video pertama menampilkan seorang pria bernama Joni yang merupakan pelaku penganiayaan terhadap seorang anggota TNI AU, Pelda Muhammad Chalik. Joni terlihat sedang membuat permintaan maaf kepada TNI dan korban sambil didampingi 3 orang dari TNI AU.

Sedangkan, video kedua menampilkan penyiksaan brutal yang dilakukan oleh beberapa pria menggunakan pipa logam. Kualitas gambar dan audio dari video kedua ini kurang baik, namun Chefa secara tidak langsung menyatakan bahwa itu adalah rekaman penganiayaan yang dilakukan Joni terhadap Pelda Muhammad Chalik.

Unggahan Chefa tersebut pun viral, hingga tulisan ini dimuat, unggahan tersebut telah meraup lebih dari 2 ribu komentar dan telah dibagikan sebanyak lebih dari 8 ribu kali.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Fakta

Dilansir dari Tribun Medan, Jumat (28/9/2018), Joni diketahui merupakan seorang pemilik toko PlayStation Tomb Raider di Jalan Brigjend Hamid Nomor 36, Medan Johor, Medan, Sumatera Utara. Ia dan seorang petugas penjaga parkir diduga telah menganiaya Pelda Muhammad Chalik pada Minggu (23/9/2018) di tokonya.

Kejadian bermula saat anak dari Pelda Muhammad Chalik mengantarkan PlayStation untuk diservis di toko tersebut. Setelah ia pulang ke rumah, ia dihubungi oleh toko yang mengabarkan bahwa PlayStation tersebut tidak bisa diperbaiki.

"Jadi sang anak tersebut kembali ke toko untuk mengambil kembali PS miliknya. Namun pihak toko meminta si anak untuk bayar Rp 100.000 untuk biaya administrasi. Karena tak membawa uang, dia kembali ke rumah dan menceritakan kepada sang ayah," ujar Danlanud Kolonel (Pnb) Dirk Poltje Lengkey, Selasa (25/9/2018).

Chalik lalu langsung mendatangi toko untuk untuk menanyakan mengapa mereka harus membayar padahal PlayStation-nya tidak bisa diperbaiki. Uang Rp 100.000 itu pun disebut untuk biaya kuitansi dan check-in trouble. Tak terima dengan jawaban tersebut, Chalik pun protes.

Diduga berawal dari kejadian tersebut, Jhoni dan petugas jaga parkir bernama Jaya pun langsung menyekap korban ke dalam ruko miliknya sembari memukulinya.

Peristiwa itu pun berujung pada permintaan maaf Jhoni baik kepada Chalik maupun kepada instansi TNI khususnya TNI AU Lanud Soewondo

"Saya meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada Anggota TNI AU Lanud Soewondo, kepada korban Muhammad Chalid," ujar Joni seperti dalam video tersebut.

3 dari 4 halaman

Kejadian di Malaysia

Video kedua yang menampilkan penyiksaan brutal memiliki kualitas gambar yang buruk, sehingga wajah penganiaya dan korban tidak dapat diidentifikasi. Namun karena disebarkan bersamaan dengan video pertama, masyarakat dibuat yakin bahwa itu adalah adegan penganiayaan yang dilakukan Joni kepada Chalik. Sedangkan, berdasarkan penelusuran di mesin pencari, video tersebut sebenarnya tidak terjadi di Indonesia, melainkan di negeri tetangga, Malaysia.

Menurut Worldofbuzz, video tersebut pertama kali viral saat diunggah pada 1 Agustus 2016 oleh laman berita berbahasa Mandarin JBReport. Peristiwa diawali saat 3 orang perampok datang membawa parang dan peledak, bermaksud merampok sebuah toko di Batu 4, Kuching, Sarawak, Malaysia.

Pelaku sempat melemparkan peledak namun aksi mereka gagal saat dipergoki oleh pemilik toko. Dua orang perampok berhasil kabur, menyisakan satu orang yang harus menghadapi konsekuensi akibat perbuatannya. Pemilik toko pun bertindak main hakim sendiri dan memukuli perampok itu dengan pipa logam.

4 dari 4 halaman

Kesimpulan

Unggahan Chefa Fardyansyah memadankan dua video kejadian berbeda dan menampilkannya seolah-olah dua video tersebut merupakan kasus yang sama. Video pertama merupakan kasus penganiayaan pemilik toko PlayStation di Medan, Joni, terhadap seorang anggota TNI AU Pelda Muhammad Chalik. Sedangkan video kedua bukanlah adegan penganiayaan yang dilakukan Joni, melainkan penganiayaan terhadap seorang perampok di Malaysia pada tahun 2016.

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama 49 media massa lainnya di seluruh dunia.

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi hoax yang tersebar di masyarakat.

Jika anda memiliki informasi seputar hoax yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.