Sukses

Rapor Merah Indonesia di French Open 2024, PBSI: Pemain Kurang Daya Juang

Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Ricky Soebagdja mengevaluasi kinerja pemain pada turnamen BWF Super 750 French Open 2024.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Ricky Soebagdja kecewa besar terhadap kinerja pemain pada turnamen BWF Super 750 French Open 2024.

Dari 13 wakil yang diturunkan, hanya ada dua saja yang berhasil maju ke babak perempat final. Mereka adalah tunggal putra Chico Aura Dwi Wardoyo dan ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.

“Saya sangat kecewa dengan beberapa pemain karena dengan persiapan yang baik tapi penampilannya tidak maksimal. Semestinya ini tidak terjadi,” kata Ricky, melalui keterangan PP PBSI.

Menurut Ricky, kendala yang paling jelas terlihat adalah daya juang di lapangan yang dinilai kurang. “Jiwa tidak mau kalah, jatuh bangun di lapangan tidak diperlihatkan. Padahal itu yang kami harapkan karena secara persiapan sudah maksimal,” ujar dia.

Peraih medali emas Olimpiade 1996 Atlanta itu menambahkan, secara teknis, para pebulu tangkis Indonesia memiliki kemampuan yang mumpuni untuk bersaing melawan atlet negara lain di French Open 2024.

“Secara teknis mereka tidak kalah apalagi saya mendapat laporan dari Pak Nanang Kusuma sebagai performa analisis bahwa teknis dan fisik anak-anak ada peningkatan,” kata Ricky.

“Contoh dari ganda putra Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin dan Bagas Maulana/Muhammad Shoibul Fikri, kemampuannya belum keluar semua, main juga belum capek, harusnya mereka bisa memberikan performa yang lebih baik,” sambungnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Selesaikan Masalah di Lapangan

Ricky menambahkan, atlet dan pelatih harus bisa saling memberikan dukungan dan masukan, agar dapat menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi di arena pertandingan, mulai dari faktor teknis maupun nonteknis.

“Bagaimana atlet dan pelatih saat bertanding bisa menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi. Atlet bisa cepat mencari solusi dan pola untuk keluar dari tekanan, pelatih pun harus bisa memberikan motivasi dan arahan yang tepat dan cepat saat terjadi kebuntuan,” jelas Ricky.

“Di luar lapangan, yang paling penting adalah komitmen dan fokus mereka untuk mengejar poin dan prestasi, yang lain itu harusnya nomor sekian.”

 

3 dari 3 halaman

Keterbukaan antara Pemain dan Pelatih

Ricky juga menginginkan adanya keterbukaan dari atlet dan pelatih tentang apa yang menjadi hambatan mereka untuk memberikan penampilan terbaik di setiap turnamen.

“Saya ingin keterbukaan. Jadi apa yang menjadi kurang bisa disampaikan ke tim pendukung untuk di-support, baik ke atlet ataupun pelatih,” tegas Ricky.

“Dengan waktu yang sempit menuju All England (pada 12-17 Maret), saya harap semua bisa memperbaiki lagi penampilannya,” pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.