Sukses

Tentara vs Guru dan Perjuangan Atlet MMA Indonesia Wujudkan Mimpi dari San Diego

MMA Fight Academy sebuah terbosan dalam program pembinaan atlet-atlet seni beladiri campuran yang ingin tampil di panggung internasional, termasuk UFC.

Liputan6.com, Jakarta Tenang! Tentara vs Guru pada judul di atas bukan kejadian yang sedang viral di media sosial. Bukan juga merujuk perselisihan dua institusi yang akhirnya mengundang banyak pihak untuk bicara. Dua kata ini hanya gambaran menggelitik sparring partner dua atlet MMA asal Indonesia, Yoga Prabowo melawan Ronal Siahaan di Studio 540, Solana Beach, San Diego, Amerika Serikat.

Rabu lalu (13/4/2023) atau Kamis WIB, keduanya kebetulan mendapat jatah untuk 'baku pukul' saat latihan. Yoga merupakan guru SD di Boyolali, sedangkan Ronal berstatus sebagai anggota TNI aktif dari kesatuan Rajawali 1 Kostrad.

Baik Yoga maupun Ronal sama-sama tengah merajut asa menuju panggung tertinggi olahraga Mix Martial Arts (MMA) melalui MMA Fight Academy. Program ini dikerjakan oleh oleh promotor pertandingan MMA, Cage Warriors dan Mola.

Selain Yoga dan Ronal, 7 petarung Indonesia juga ikut ambil bagian dalam program ini. Sebelumnya ada tiga petarung Indonesia lain yang ikut bergabung. Namun mereka pulang lebih dulu setelah mengalami cedera saat menjalani latihan.

Siang itu, Liputan6.com bersama dua jurnalis dari Indonesia, mendapat kesempatan untuk melihat langsung jalannya sparring. Dari 9 petarung Indonesia, hanya Billy Pasulatan yang tidak ikut ambil bagian. Petarung asal Manado itu menepi dulu karena tengah mengalami cedera lutut kanan.

"Mau lihat guru mukulin tentara?" kelakar Frans Lincol Sormin sembari menunjuk ke arah Yoga dan Ronal yang tengah bergumul di atas matras. Meski terdengar kocak, tapi sesi sparring parnter MMA Fight Academy siang itu sama sekali tak membuat penonton tertawa.

Sebaliknya, perut kadang terasa mulas saat melihat dari dekat pukulan atau tendangan yang mendarat telak di wajah atau badan petarung yang tengah berlaga. Meski memakai gloves dan pelindung tulang kering, tetap saja petarung bisa KO bila tidak waspada.

Eperaim Ginting salah satunya. Pria asal Berastagi itu tidak bisa melanjutkan sesi sparring setelah terkena pukulan kombinasi dari Connor Wilson dari Inggris. Di sisa sesi latihan, Eperaim terlihat hanya duduk sembari menempel pipi kanan dengan es.

Rheza Arianto bernasib lebih tragis. Jebolan Santri di Jember itu tersungkur usai menerima tendangan Jovidon Khojaev di bagian rahang. Dengan mata terbelalak, dia sempat tidak merespons guncangan dan panggilan orang-orang yang menghampiri.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

Jalan Terjal Para Petarung

Seperti halnya Eperaim, Rheza juga tidak bisa melanjutkan sesi latihan. Kepalanya pusing. Bahkan Rheza harus dibantu untuk naik ke mobil yang membawa mereka pulang ke hotel.

"Ini belum apa-apa bang. Biasanya, matras ini becek karena darah. Tapi ini sudah jadi resiko kami," kata Frans menggambarkan kerasnya sesi sparring partner yang mereka jalani selama bergabung dengan MMA Fight Academy.

Duel Yoga vs Ronal memang tidak berujung KO. Meski sengit, keduanya masih bisa melangkah keluar dari arena. Hanya saja, raut kelelahan sangat terlihat jelas setelah ronde terakhir yang berdurasi lima menit, tuntas dijalankan.

 

3 dari 7 halaman

Lantas apa yang tengah mereka cari?

Ronal dan kawan-kawan telah berada di San Diego, Amerika Serikat, sejak Februari lalu. Bersama dengan petarung dari Afghanistan, Tajikistan, Italia, dan Inggris, mereka menjalani program training camp bernama MMA Fight Academy.

Tujuannya hanya satu: mendapatkan kontrak profesional sebagai petarung MMA di ajang UFC. Selama berada di San Diego, mereka mendapat pelatihan level dunia di bawah asuhan, dua pelatih kawakan, Marc Fiore dan Jack Buracker.

Marc Fiore, mantan pelatih gulat ternama AS sebelumnya berhasil membawa Jeka Saragih mendapatkan kontrak 5 pertandingan dari UFC. Sementara Jack merupakan ahli Jiu Jitsu yang juga pemilik Studio 540.

MMA Fight Academy digagas oleh Graham Boylan. Pria asal Irlandia itu merupakan presiden Cage Warriors, promotor pertarungan MMA yang mengorbitkan nama Conor McGregor. Dalam menjalankan program ini, Boylan bekerjasama dengan Mola.

"Program ini adalah ide yang bertujuan mengembangkan para petarung MMA profesional yang tidak memiliki fasilitas latihan dan petunjuk nyata menuju dunia MMA," kata Boylan dalam sesi jumpa pers di L'Abuerge, Camino, Del Mar, San Diego, Amerika Serikat, Kamis (13/4/2023) waktu setempat.

Menurut Boylan, usia MMA sebagai salah satu cabang olahraga masih terbilang muda. Karena itu, program pembinaan juga masih belum sepenuhnya ideal. "Dengan usia 25 tahun olahraga ini, pengembangan dan jalan bagi petarung masih sampai saat ini masih buram," kata Boylan.

"MMA berawal dari Amerika Serikat, lalu Brasil masuk, Inggris masuk, Australia masuk. Sekarang setelah 25 atau 30 tahun, kenapa tidak Italia, kenapa tidak Indonesia. Olahraga terus berkembang, jadi kenapa tidak. Kami di sini hadir untuk membantu mereka," kata Marc Fiore menambahkan.

 

4 dari 7 halaman

Program Baru MMA yang Menjanjikan

Simon Head, editor senior asal Inggris yang sudah meliput MMA selama lebih dari satu dekade, juga ikut penasaran dengan program ini. Menurutnya, MMA Fight Academy merupakan terobosan baru di dunia Mixed Martial Arts.

"UFC (Ultimate Fighting Champship) juga punya acara reality show bernama The Ultimate Fighter. Dalam program ini, para petarunga juga hidup bersama dan berlatih bersama. Namun MMA Fight Academy ini benar-benar berbeda dari program itu. Menurut saya, ini benar-benar hal baru di dunia MMA," kata Simon dalam perbincangan dengan Liputan6.com.

Menurut global head of content Fighters Only tersebut, The Ultimate Fighter lebih mengedepankan kompetisi di antara para peserta. Meskipun para peserta tinggal di lokasi yang sama, Las Vegas, Nevada, tujuan dari camp yang mereka jalani adalah merebut hadiah uang dan kontrak dari UFC.

"Kalau MMA Fight Academy lebih kepada program untuk berkembang bersama atlet-atlet MMA yang memiliki mimpi yang sama untuk tampil di UFC. Jadi saya pikir, program ini cukup bagus dan menarik untuk diikuti," beber Simon.

 

5 dari 7 halaman

Berlatih di Lokasi yang Menawan

MMA Fight Academy dimulai dari audisi yang berlangsung di Bali (Indonesia) dan London (Inggris). Sebanyak 24 nama terjaring dan mendapat kesempatan menjalani camp di San Diego. Mereka ditempatkan di satu mes, yakni Hotel Holiday Inn yang berada di kawasan wisata, Solana Beach, San Diego.

Lokasinya jauh dari keramaian dan memiliki banyak pantai dan kawasan pejalan kaki yang menawan. Para atlet juga dapat fasilitas latihan modern di BXNG Club dan Studio 540 dan kehidupan mereka selama di San Diego sepenuhnya ditanggung oleh pihak penyelenggara MMA Fight Academy.

"Ini kesempatan sekali seumur hidup bagi mereka. Awalnya mereka mungkin sedikit terkejut hidup di Amerika Serikat, tapi mereka beradaptasi dengan sangat baik," kata Boylan.

Latihan keras jadi rutinitas yang dijalani para atlet selama bergabung dengan MMA Fight Academy. Tidak hanya dari sisi teknik, mental dan profesionalisme dalam berlatih juga diasah dalam program ini. Sehari sebelum Liputan6.com tiba di San Diego, para petarung baru saja menjalani latihan yang sangat melelahkan, yakni jogging 10 km dan sesi latihan pernapasan dengan cara menggeser beban di dasar kolam.

Latihan para peserta seharusnya berlanjut di pantai pada hari berikutnya. Hanya saja, hujan yang turun sejak pagi memaksa pelatih untuk meniadakan sesi tersebut. Sebagai gantinya, para pemain mematangkan teknik grappling di area parkir hotel.

 

6 dari 7 halaman

Merajut Mimpi Mengusir Kejenuhan

Cornellius RJ Aritonang, salah seorang petarung Indonesia yang masih tersisa di MMA Fight Academy, mengaku mendapatkan banyak hal baru selama menjalani camp di San Diego. Khususnya teknik-teknik dasar olahraga MMA.

"Di sini lebih digembleng bagian fisiknya, lari, latihan di tepi pantai, strength ditingkatin, dibantu dengan kerja lebih keras lagi. Otot dipaksa untuk eksplosif lagi karena menurut coach Marc, olahraga MMA butuh eksplosif," kata Corenllius.

"Dua bulan di sini, perkembangan sangat banyak. Saya biasanya tidak kuat grappling match atau wrestling match satu jam full tanpa berhenti. Di sini bisa lebih dari sejam. Sama teknik dasar, apalagi grappling, teknik dasar lebih diutamakan," kata pria berusia 21 tahun asal kota Medan itu.

Cornellius adalah satu-satunya petarung amatir yang lolos seleksi tahap pertama MMA Fight Academy. Kariernya berawal dari office boy di salah satu gym Muay Thai di Jakarta. Dia kemudian menjadi pelatih seni beladiri asal Thailan itu dan kini siap menjalani laga internasional melawan fighter Italia pada event Cage Warriors di Roma, Italia, pada tanggal 6 Mei 2023.

 

Mimpi yang sama juga tengah dijajaki oleh Jon Saragih. Pria asal Simalungun ini bertekad mengikuti jejak Jeka Saragih yang sudah meneken kontrak dengan UFC. Jon merupakan kerabat Jeka dan sebelumnya berlatih di gym milik Jeka di Pematang Siantar. Jon rela jauh dari keluarga untuk mengikuti program MMA Fight Academy demi mewujudkan mimpi itu.

Meski mendapat fasilitas lengkap selama di San Diego, bukan berarti MMA Fight Academy dengan mudah dijalani para atlet, terutama dari Indonesia. Hidup jauh dari keluarga plus bahasa dan makanan yang berbeda menghadirkan tantangan yang tidak mudah bagi mereka. Kerasnya latihan juga telah membuat tiga petarung Indonesia, Reinaldo Kasibulan, Rendi Anjar Kusuma, dan Sukma Prawira, angkat koper lebih dulu.

Kejenuhan juga mulai dirasakan oleh para atlet. Rutinitas dan kehidupan yang jauh dari keluarga membuat mereka terkadang kehilangan motivasi. Bagi petarung muslim, beban semakin berat karena sudah mendekati lebaran. Mereka tidak bisa merayakan hari raya Idul Fitri bersama keluarga. 

Yoga Prabowo merasakan hal ini. Guru SD Negeri di Boyolali itu juga harus berlebaran jauh dari keluarga. Meski demikian, Yoga menganggap itu harga sepadan untuk meraih mimpinya.

"Tidak berkumpul dengan keluarga saat lebaran seperti ini sangat berat untuk saya. Tapi yang namanya usaha kan harus ada pengorbanan. Dan saya yakin dari setiap pengorbanan saya akan dapat hasil yang baik juga," kata Yoga.

Namun perjuangan para peserta MMA Fight Academy sudah hampir sampai di titik akhir. Dalam waktu dekat ini, kemampuan mereka akan diuji pada pertarungan sebenarnya di dalam oktagon. 

Lima petarung Tanah Air akan meramaikan Road to UFC season 2 di Shanghai, China. Dua lainnya akan meramaikan laga Cage Warriors di Italia dan dua lagi bermain pada ajang yang sama di San Diego. 

 

So, good luck boys....!

7 dari 7 halaman

Jadwal Lengkap Pertarungan Peserta MMA Fight Academy dari Indonesia

Berikut adalah jadwal Road to UFC atlet Indonesia:

Shanghai, China, 28 Mei 2023

Flyweight

  • Rei Tsuruya (Jepang) vs Ronal Siahaan (Indonesia)
  • Ji Niushiyue (China) vs Billy Pasulatan (Indonesia)

 

Bantamweight

  • Eperaim Ginting (Indonesia) vs Daermisi Zhawupasi (China)

 

Featherweight

  • Li Kaiwen (China) vs Reza Arianto (Indonesia)

 

Lightweight

  • Windri Patilima (Indonesia) vs Shin Haraguchi (Jepang)

 

Berikut adalah jadwal atlet MMA Indonesia di Cage Warriors

6 Mei 2023, Roma, Italia

Bantamweight

  • Yoga Prabowo Vs Jeffreson de Filippis

Featherweight

  • Cornellius Aritonang Vs Gianluca Ancora

 

2 Juni 2023, San Diego, Amerika Serikat

Bantamweight

  • Frans Lincol Sormin vs James Settle
  • Jon Saragih vs ?

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini