Sukses

One Championship: Petarung Indonesia Ingin Akhiri Dominasi Filipina

Petarung Indonesia Elipitua siap mengakhiri dominasi wakil Filipina di One Championship.

Liputan6.com, Jakarta- Elipitua Siregar siap mengakhiri rentetan kekalahan wakil Indonesia atas petarung Filipina di ONE Championship saat menghadapi Robin Catalan. Keduanya dijadwalkan bertarung dalam ajang ONE: Heavy Hitters pada Jumat (14/1/2022).

ONE: Heavy Hitters akan berlangsung di Singapore Indoor Stadium, Singapura. Jelang terbang ke Singapura, Elipitua telah menyiapkan strategi matang untuk menghadapi sang rival yang telah dua kali membenamkan jagoan Indonesia di pentas MMA global.

Pada Desember lalu, Paul “The Great King” Lumihi juga menelan kekalahan pada ronde pertama dari Jhanlo Sangiao, rekan senegara Robin Catalan.

Demi memutus tren negatif petarung Indonesia saat melawan Filipina, Elipitua Siregar telah mempertajam kemampuan baik dalam arena tarung atas maupun bawah.

“Sebenarnya persiapan merata, namun saya kira lebih berkembang dalam BJJ (Brazilian Jiu-jitsu). Karena saat kalah dalam pertandingan keempat melalui kuncian kimura, saya kurang disiplin dan sering membolos saat berlatih BJJ. Dari sana saya belajar, saya introspeksi diri, lalu lebih rajin lagi berlatih BJJ karena saya seorang grappler. Perkembangan yang saya rasa lebih signifikan itu di BJJ,” ungkap Elipitua Siregar merujuk pada kekalahan pertama dan satu-satunya di ONE Championship dari Liu Peng Shuai.

Pria yang kini berlatih di Bali MMA tersebut percaya jika kemampuan BJJ akan jadi salah satu faktor penentu saat menghadapi Robin Catalan, atlet yang lebih ditakuti akan pukulan dan tendangannya.

Dengan memaksa sang rival bertarung di bawah, maka peluangnya untuk menyelesaikan laga dengan cepat lewat kuncian akan semakin terbuka.“Saya adalah pegulat, dan serangan utama bergulat itu takedown (menjatuhkan) dan pin (menahan). Tetapi kalau hanya gulat saja, enggak akan tahu cara kontrol yang lebih baik, bertahan dari submission, atau mencari submission itu sendiri. Para pegulat hanya sekadar tahu, tetapi untuk melakukan itu sangat berbeda,” lanjut pria berdarah Batak ini.

“Dia (Robin) adalah striker yang bagus dan kuat, tetapi di ground juga cukup bagus. Jadi, kita akan bergantung pada situasi nanti, tidak harus bermain bawah atau harus bermain atas. Kita akan melihat situasi di sana, melihat momentum dulu karena baik di bawah atau di atas dia ini memang bagus,” imbuhnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tak Gentar

Jika pun harus beradu pukulan di area atas, petarung berjuluk “The Magician” ini mengaku tak gentar. Ia sudah menjalani cukup persiapan selama lebih dari sebulan terakhir mengasah kemampuan baku hantam.

“Di Bali, kita mempersiapkan semua itu. Jadwal latihan ini berlangsung Senin sampai Jumat, dan menunya beragam. Hari ini striking, besoknya grappling, lalu striking lagi, kemudian berganti lagi. Jadi semua itu kita latih,” ujarnya.

“Bisa dikatakan lebih banyak melatih jab untuk pancingan serangan balik lawan sebelum mencari momen untuk takedown, itu yang saya biasakan terlebih dahulu sebelum bermain jab atau tendangan pancingan, kemudian saat mereka menyerang balik, saya akan ambil takedown,” lanjutnya.

3 dari 3 halaman

Misi Pribadi

Selain membalas kekalahan Indonesia atas Filipina, Elipitua juga mengemban misi pribadi. Ia ingin menjadi atlet pertama dari bumi pertiwi yang bertanding dalam laga perebutan gelar juara dunia.

Sejauh ini, kiprahnya cukup bagus. Dalam lima laga, ia telah memenangi empat pertandingan yang semuanya diraih secara meyakinkan pada ronde pertama atau kedua. Kemenangan atas Robin Catalan jelas akan membuat namanya semakin diperhitungkan.

“Bagi saya, ini seperti comeback karena sudah dua tahun tidak ada pertandingan dan akhirnya saya mendapatkannya pada Januari 2022. Lebih bersemangat karena saya berharap semoga ini menjadi tahun bagi saya,” ungkapnya.

“Mulai dari Januari, semoga bisa menang, dan segera kembali bertanding kembali. Saya ingin banyak bertarung bersama ONE dan sudah cukup lama kita menganggur tidak ada pertarungan jadi cukup bosan juga.”

“Mimpi saya itu menjadi penantang gelar di ONE Championship, karena Indonesia belum memiliki satu pun atlet yang dapat menjadi penantang gelar atau masuk ke perebutan gelar Juara Dunia di ONE. Itu mimpi saya,” pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.