Sukses

Tak Perpanjang Kontrak, Gelandang Liverpool Pilih Pulang Kampung

Lucas Leiva sepertinya tak akan lagi berstatus sebagai pemain Liverpool musim depan.

Liputan6.com, Liverpool - Lucas Leiva sepertinya tak akan lagi berstatus sebagai pemain Liverpool musim depan. Pasalnya, gelandang asal Brasil itu mengaku sedang mempertimbangkan tawaran pulang kampung dan bermain bagi Gremio.

Seperti dilansir Sports Mole, Leiva mengakui Gremio sudah mengajukan tawaran padanya sejak Januari lalu. Tapi ia ingin menggenapi masa bakti bermain bagi Liverpool jadi 10 tahun dengan bermain sampai akhir musim 2016/17.

"Ada tawaran dari Gremio tapi saya ingin bermain di sini sampai 10 tahun. Sekarang di bursa transfer, kami bernegosiasi tapi belum ada yang resmi," ujar Leiva.

Leiva menambahkan, dirinya terang-terangan memang ingin kembali ke Gremio. Namun gelandang berusia 30 tahun itu mengaku masih mempertimbangkan beberapa hal.

Bagi Leiva, Gremio bukanlah sekadar klub biasa. Pasalnya, di Gremio Leiva menimba ilmu sepak bola dari tahun 2004. Ia lalu naik ke tim senior setahun kemudian dan bermain di sana hingga musim 2007.

Leiva lalu pindah ke Liverpool pada 26 Juli 2007 saat The Reds dilatih Rafael Benitez. Siapa sangka, Lucas bertahan hingga 10 tahun membela panji Liverpool.

Bersama The Reds, Leiva tampil 344 kali dan mencetak tujuh gol. Sayangnya, ia baru mempersembahkan satu trofi buat Liverpool yaitu trofi Piala Liga di musim 2011/12.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Lucas Leiva adalah seorang pemain bola yang tergabung di dalam klub Liverpool
    Lucas Leiva adalah seorang pemain bola yang tergabung di dalam klub Liverpool

    Lucas Leiva

  • Liverpool FC merupakan klub tersukses asal Inggris di eropa. Raihan 5 trofi dari 7 final menjadi bukti betapa berbahayanya Liverpool di rana
    Liverpool FC merupakan klub tersukses asal Inggris di eropa. Raihan 5 trofi dari 7 final menjadi bukti betapa berbahayanya Liverpool di rana

    Liverpool