Sukses

Pengalaman 7 Hari Hidup dengan Pakai Uang Bitcoin

Hidup dengan bitcoin ternyata tak mudah. Setelah 7 hari hidup dengan bitcoin, Kashmir Hill menemukan berbagai fakta unik yang baru terungkap

Sebagai mata uang virtual, bitcoin mengundang rasa penasaran banyak pihak. Karena mata uang yang dapat digunakan berbagai negara ini tak berwujud seperti lembaran kertas atau logam pada umumnya.

Alhasil, rasa ingin tahu yang besar  berhasil menarik beberapa orang untuk mencoba hidup dengan menggunakan bitcoin sebagai alat transaksinya. Salah satunya adalah jurnalis Forbes Kashmir Hill yang bereksperimen dengan bitcoin sebagai alat tukar kebutuhan hidupnya selama 7 hari.

Dalam eksperimen Hill, peraturannya hanya satu dan sederhana, yaitu semua transaksi yang dilakukannya harus menggunakan bitcoin termasuk membeli kopi. Uniknya, sebelum memulai petualangan tersebut, Hill tidak percaya bahwa bitcoin bisa digunakan sebagai alat tukar layaknya mata uang lain.

Memang, eksperimen ini tidak berjalan tanpa rintangan, mengingat belum banyak perusahaan yang mau menukar produknya dengan bitcoin. Terlebih lagi, penggunaan bitcoin belum lazim dikenal di beberapa negara.

Lalu bagaimana kisah Hill dan beberapa orang lain yang menggunakan bitcoin sebagai mata uang pribadinya? Berikut lika-liku pengguna bitcoin selama 7 hari seperti dikutip dari Forbes, Live on Bitcoin, dan Bitcoin Money, Rabu (15/1/2014):

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman


Saat belum kenal, Bitcoin sulit dipahami

Hingga saat ini, menjelaskan bitcoin dan penggunannya pada orang lain merupakan hal yang cukup sulit. Diakui Hill orang-orang yang pernah memenuhi kebutuhan sehari-harinya dengan bitcoin, banyak orang yang mengaku tidak paham setelah dirinya menjelaskan penggunaan mata uang tersebut.

Cara paling mudah untuk mendefinisikan bitcoin adalah dengan menyebutnya sebagai mata uang internet lokal, mata uang terapan internet atau mata uang virtual. Sementara bagi orang-orang yang tak pernah mendengar bitcoin sebelumnya, mata uang ini akan sangat sulit untuk diterima sebagai alat pembayaran.

Bahkan Hill yang baru pertama kali bereksperimen dengan bitcoin mengaku tak mempercayai fungsinya sebagai mata uang sampai akhirnya dia memperoleh secangkir kopi dari alat transaksi virtual itu. Meski demikian terdapat komunitas yang mempercayai bitcoin.

Komunitas ini disebut Technolibertarian atau kelompok emas digital. Anggota komunitas ini sangat menyukai sistem keuangan yang tidak dikendalikan bank sentral negara.
3 dari 6 halaman


Hidup dengan bitcoin, Hill harus berjalan kemanapun pergi

Hidup dengan bitcoin memberikan banyak kejutan bagi para penggunanya. Hill yang melakukan semua transaksinya dengan menggunakan bitcoin menemukan banyak kejutan dalam sepekan eksperimennya tersebut.

Di hari pertama, dia membayangkan penggunaan bitcoin sama dengan uang tunai, hanya saja prosesnya dilakukan lewat internet. Mengingat harganya yang fluktuatif, Hill sudah bersiap menerima perubahan nilai lima bitcoin yang dibelinya.

Tetapi ternyata bukan itu yang mengejutkannya. Dia justru dikagetkan karena harus berjalan dari tempat tinggalnya di kantor. Terang saja, alat transportasi umum memang belum menerima bitcoin sebagai alat pembayarannya. Akibatnya dia harus berjalan selama 45 menit dengan jarak 2,5 mil untuk sampai dikantor.

Karena merasa sangat lapar, dia pun akhirnya memutuskan untuk memesan makanan secara online dan membayarnya dengan bitcoin. Hill harus kembali merasa tersiksa karena jarak yang jauh menelan waktu hingga dua jam hingga makanan yang dipesannya sampai ke tempat kerja.

Sepulang kerja, di tengah udara yang dingin, Hill harus kembali berjalan pulang. Padahal biasanya dia dapat naik taksi untuk sampai ke rumahnya.
4 dari 6 halaman


Kejutan-kejutan dari bitcoin

Dia lalu berkonsultasi lewat situs bitcoin bahwa dirinya lelah berjalan. Seseorang lalu menawarkan untuk menyewakan sepedanya seharga 0,25 BTC (bitcoin) atau setara US$ 35 sesuai dengan nilai tukarnya saat itu.

Sejak hari kedua, dia mulai bepergian menggunakan sepeda dan tetap memesan makanan secara online. Sayangnya di hari ketiga dia dikejutkan dengan harga bitcoin yang mulai melemah dan berarti uangnya terkuras.

Di hari libur, karena tak mampu membeli cemilan dengan bitcoin dia pun harus melewati makan siangnya. Lebih sulit dari yang dia bayangkan, salah satu hari dalam eksperimennya adalah di mana Hill harus membayar sewa rumahnya.

Dia mencoba menjelaskan masalah eksperimennya dengan bitcoin pada pemilik rumah yang akhirnya menolak pembayaran dengan mata uang tersebut. Dia pun meminta penangguhan pembayaran sewa rumahnya.

Saat waktu pembayaran rumahnya habis, dia lalu menyewa penginapan kecil yang mau menerima pembayaran dengan bitcoin. Penginapannya memang tidak begitu nyaman, tak ada air hangat dan sedikit berisik serta tidak terlalu bersih.

Sementara itu di salah satu sudut kedai kopi, dia bertemu dengan pria lain yang mengaku membeli 100 bitcoin dan menginvestasikan seluruh mata uangnya itu. Dia sangat penasaran berapa untung yang bisa dia dapatkan dari uang tersebut.
5 dari 6 halaman


Bukan orang pertama yang hidup dengan bitcoin

Hill bukan orang pertama yang pernah menggunakan bitcoin. Pada musim semi 2011, seorang teknisi listrik berusia 25 tahun mencoba bepergian hanya dengan menggunakan bitcoin.

Kesuksesannya itu berkat sang petualang rajin berkonsultasi pada komunitas pengguna bitcoin. Dia bahkan memperoleh donasi sebanyak lebih dari 500 BTC dari komunitas bitcoin tersebut.

Sepanjang perjalanannya, pria ini hanya mau membeli produk dan jasa dari para penjual yang menerima bitcoin sebagai alat transaksinya. Bahkan bahan bakar mobilnya pun diperolehnya dengan menggunakan bitcoin.
6 dari 6 halaman


Fakta unik dari bitcoin berdasarkan pengalaman penggunanya

Setelah menggunakan bitcoin selama seminggu, berbagai fakta menarik berhasil ditemukan jurnalis Kashmir Hill. Fakta unik pertama yang diungkap Hill, ternyata bitcoin mampu mengurangi berat badan penggunanya.

Itu karena banyak pengusaha yang tidak mau menukar produknya dengan bitcoin. Artinya, Anda tidak bisa membeli makanan sesuka hati seperti saat Anda menggunakan uang tunai.

Selain itu, karena transportasi umum tidak menerima pembayaran dengan bitcoin, maka penggunanya harus rela berjalan atau naik sepeda untuk pergi kemanapun.

Sementara itu, berbeda dengan mata uang biasa, ternyata semua transaksi menggunakan bitcoin dapat ditelusuri dengan mudah. Hingga 2140, hanya akan ada 21 juta bitcoin yang dibuat juga menjadi fakta lain di balik bitcoin. (Sis/Igw)



* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.