Sukses

Manuel Moroun, Miliarder yang Dipenjara Sehari Gara-gara Jembatan

Karena tak mau bikin proyek Gateway untuk menghubungkan jembatan Ambassador Bridge ke jalan rayamiliarder Manuel Moroun akhirnya dipenjara.

Karena tidak mematuhi perintah pengadilan untuk membangun proyek Gateway untuk menghubungkan jembatan Ambassador Bridge ke jalan raya daerah, miliarder Manuel Moroun akhirnya dipenjara. Untungnya cuma sehari.

Selain skandal jembatan, siapa sangka pengusaha dengan harta mencapai US$ 1,5 miliar atau setara Rp 16,7 triliun ini juga punya cerita lucu saat dia berkencan dengan pacarnya. Moroun pernah tertidur saat tengah makan malam dengan sang pacar yang sekarang menjadi istrinya.

Dulu, dia sebenarnya tak ingin menjadi pengusaha. Moroun hanya bermimpi menjadi dokter seperti pamannya. Namun akhirnya dia menjerumuskan diri ke bisnis keluarga yang dibangun sang ayah.

Berikut kisah Moroun yang sangat mencintai jembatannya, Ambassador Bridge seperti dilansir dari Forbes, Huffington Post, Corps Magazine dan sejumlah sumber lainnya, Kamis (24/10/2013):

Sejak kecil rajin bekerja membantu sang ayah

Salah satu orang terkaya dunia Manuel `Matty` Moroun lahir pada 5 Juni 1927. Dia merupakan putra dari pria kelahiran Argentina bernama Tufick yang kemudian diubah menjadi Thomas. Sementara ibunya merupakan wanita asli Lebanon.

Amerika Serikat (AS) selalu menjadi magnet kuat yang menarik kedua orangtuanya hingga akhirnya memutuskan untuk pindah ke negara tersebut. Keduanya menikah di Detroit, AS dan melahirkan Moroun di sana. Begitulah, sejak kecil, pengusaha kaya ini dipanggil dengan sebutan `Matty`.

Ayahnya memiliki dua tempat pengisian bensin di Detroit. Sejak kecil dia sudah bekerja untuk ayahnya. Dia mengaku melakukan semua pekerjaan layaknya petugas pengisian bensin. Dia mengecek pasokan minyak sampai ban mobil pengisi bensin.

Pengusaha yang pernah bercita-cita jadi dokter

Manuel Moroun besar di bagian timur Detroit bersama orang tua dan ketiga adiknya. Matty menapaki seluruh jenjang pendidikannya dengan baik hingga lulus dari University of Notre Dame di mana dia meraih gelar sarjana kimia pada 1949.

Siapa sangka, pria kelahiran Detroit ini punya mimpi besar untuk jadi dokter. Keinginan itu muncul saat melihat pamannya yang berprofesi sebagai dokter menjadi kebanggaan keluarga.

Dia lalu mencoba mendaftar ke University of Michigan untuk mengambil jurusan tersebut. Sayangnya dia tak berhasil dan mimpinya itu tak pernah terwujud. Satu hal yang selalu dia ingat adalah setiap minggu, dia menghabiskan waktu hingga berjam-jam di kereta hanya untuk pulang ke Detroit dari kampusnya.

Miliarder yang Selalu Dengar Kata Ayahnya

Pada 1951, setelah mengurungkan niatnya untuk menjadi dokter, Manuel Moroun bergabung dengan perusahaan transportasi milik ayahnya, Thomas, Central Cartage. Perusahaan tersebut dibeli Thomas sekitar lima tahun sebelumnya. Dalam menjalankan tugasnya di perusahaan, Moroun mengaku terus mendengarkan kata-kata sang ayah.

Moroun kemudian melanjutkan bisnis sang ayah dan mendirikan CenTra Inc. Jabatan sebagai CEO dan presiden di perusahaan tersebut digenggamnya sendirian sejak 1970. Dia juga menjadi presiden di perusahaannya yang lain C C Midwest Inc.

Sementara itu, pada 2002, Moroun menduduki kursi direktur di Universal Truckload Services Inc. Posisi sebagai wakil pimpinan direksi di Linc. Logistics pun digenggamnya sejak 2007.

Perusahaan transportasi dan logistik yang dijalankannya membuat kantongnya penuh dengan harta senilai US$ 1,5 miliar atau setara Rp 16,7 triliun. Kekayaan tersebut membuat dia menjadi salah satu orang terkaya di dunia versi Forbes dan menempati urutan ke 352.

Memiliki segudang urusan bisnis, Moroun pun melibatkan sang anak, Mathew. Dia membagi sahamnya di Universal Trucload dan meminta Mathew memimpin perusahaan mobil truk P.A.M. Saat ini Moroun mengendalikan Ambassador Bridge Detroit yang merupakan jalur penghubung paling sibuk antara AS dan Kanada.

Dipenjara sehari gara-gara skandal jembatan

Skandalnya dimulai saat jembatan yang dimilikinya Ambassador Bridge kedatangan saingan baru, jembatan milik pemerintah. Ambassador Bridge merupakan satu-satunya jembatan milik perusahaan swasta di AS yang memberikan keuntungan besar, mengingat jembatan tersebut merupakan salah satu jalur tersibuk di sana.

Pemilik Detroit International Bridge Company (DIBC) Moroun dan presiden perusahaan tersebut Dan Stamper ditangkap pada 30 Oktober 2012 setelah keduanya dianggap telah menghina hukum. Kasus ini berkaitan dengan sengketa antara perusahaan Ambassador Bridge milik DIBC dan Departemen Transportasi Michigan.

Hakim Wayne County Circuit Prentis Edwards menjebloskan Moroun dan Stamper ke penjara karena tidak mematuhi perintah pengadilan untuk membangun proyek Gateway guna menghubungkan Ambassador Bridge ke jalan raya daerah.

Namun hanya menginap semalam di penjara, pengacara Moroun berhasil membebaskan keduanya dengan alasan akan mengajukan banding. Kasus ini berkaitan dengan kesepakatan yang dibuat Moroun pada 2004 dengan Departemen Transportasi Michigan untuk membangun proyek Gateway. Tetapi kemudian departemen negara tersebut menuduh Moroun tidak melaksanakan kesepakatan tersebut dan mengajukannya ke pengadilan.

Karena `getol` berbisnis, Moroun pernah ketiduran saat tengah berkencan

Sebagai calon penerus perusahaan keluarga, Moroun terkenal sangat sibuk. Masa mudanya dihabiskan untuk berdiskusi, rapat, dan melakukan semua hal yang dapat membangun bisnis keluarganya. Hampir semua waktunya dia korbankan untuk bisnis keluarganya tersebut.

Kondisi tersebut membuat Moroun jarang sekali berkencan. Dia bahkan pernah tertidur saat tengah makan malam bersama wanita yang sekarang menjadi istrinya Nora Moroun.

Tak heran, Moroun baru mengakhiri masa lajangnya di usia 42 tahun. Istrinya merupakan wanita yang sangat sabar dan selalu mendukung usaha sang suami baik dalam berbisnis maupun dalam hal pribadi. Dari pernikahannya, pasangan tersebut dianugerahi seorang anak bernama Mathew Moroun. Anak tunggal itu sekarang ikut sang ayah menjalankan bisnis di sejumlah perusahaan. (Sis/Igw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.