Sukses

Menko Airlangga Enggan Berandai-andai Harga Minyak Sentuh USD 100 per Barel

Konflik antara Iran dengan Israel berpotensi dapat mendorong ICP naik dikisaran USD 5 - 10 per barel. Sehingga, kemungkinan potensi harga minyak ICP tembus USD 100 per barel bisa terjadi.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, enggan menanggapi prediksi Kementerian ESDM terkait harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) akan naik ke kisaran USD 100 per barel imbas perang antara Iran-Israel.

"Pertama kita enggak mau bahas kalau, karena kalau dibahas ininya banyak sekali," kata Airlangga Hartarto dalam konferensi pers perkembangan isu perekonomian terkini, di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (18/4/2024).

Kendati begitu, Airlangga menegaskan Pemerintah Indonesia terus mengawasi perkembangan kondisi geopolitik internasional. Hal itu sebagai upaya untuk mengantisipasi perubahan yang terjadi ke depannya.

"(Kalau) antisipasi banyak, antisipasi perubahan-perubahan yang ada tadi, pemerintah memonitor harian atau bulanan dan tentu kita merespon nanti tentu sesuai dengankejadiannya. Tapi kalau sekarang kejadiannya belum sampai situ maka tentu kita tidak andai-andai," ujarnya.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Tutuka Ariadji, memproyeksikan Indonesian Crude Oil Price akan mengalami tekanan imbas dari konflik antara Iran dengan Israel.

Menurutnya, konflik tersebut berpotensi dapat mendorong ICP naik dikisaran USD 5 - 10 per barel. Sehingga, kemungkinan potensi harga minyak ICP tembus USD 100 per barel bisa terjadi.

Kendati ICP diproyeksikan akan naik, namun diproyeksikan akan turun lagi. Hal itu dilihat dari tensi konflik antara Iran dengan Israel. Jika terus memanas maka dampaknya terhadap kenaikan harga ICP tak akan terbendung lagi.

"Tapi kalau menurut saya kenaikan itu kemungkinan spike terus turun lagi, tapi kita tidak boleh lengah, karena dalam kondisi seperti ini sedikit saja salah bisa jadi besar, itu yang tidak bisa kita semua negara-negara manapun juga bisa mengkondisikan semua berjalan lancar karena ada mistake dan accident saja bisa timbul, jadi kita mesti siap-sipa kemungkinan terburuk," pungkas Tutuka.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Harga Minyak Dunia Bertengger di USD 90 per Barel, AS Siapkan Sanksi Tambahan Buat Iran

Sebelumnya, harga minyak dunia bergerak stabil pada perdagangan Selasa. Gerak harga minyak ini dipengaruhi oleh rencana sanksi yang akan diberikan oleh Amerika Serikat (AS) terhadap Iran setelah serangan udara Republik Islam terhadap Israel pada akhir pekan.

Mengutip CNBC, Rabu (17/4/2024), harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Mei turun sedikit sebesar 5 sen menjadi USD 85,36 per barel. Sedangkan harga minyak mentah Brent yang merupakan patokan harga minyak dunia untuk pengiriman Juni turun 8 sen menjadi USD 90,02 per barel.

“Jelas, Iran terus mengekspor sejumlah minyak,” kata Menteri Keuangan AS Janet Yellen pada hari Selasa.

“Mungkin masih banyak lagi yang bisa kami lakukan. Saya tidak ingin melihat pratinjau kegiatan sanksi kami yang sebenarnya, namun yang pasti hal ini tetap menjadi fokus sebagai area yang mungkin dapat kami atasi.” tambah dia.

Sejauh ini respons pasar minyak terhadap serangan Iran tidak terlalu signifikan, dengan harga minyak berjangka ditutup lebih rendah pada hari Senin setelah Israel dan AS berhasil menangkis serangan tersebut.

Empat pejabat AS menberikan penjelasan kepada kepada NBC News,kekhawatiran akan perang yang lebih luas juga mereda karena AS memperkirakan tanggapan Israel terhadap serangan Iran akan terbatas.

“Ketegangan masih tinggi, dan langkah selanjutnya dari masing-masing pihak sulit diprediksi, namun semua tanda signifikan menunjukkan berkurangnya permusuhan dan pengendalian diri dalam jangka pendek,” kata Wakil Presiden konsultan energi Rystad Energy Jorge Leon.

3 dari 3 halaman

Israel Siapkan Balasan

Kabinet Israel bertemu pada masa perang selama beberapa jam pada hari Senin untuk mempertimbangkan bagaimana Israel harus menanggapinya. Seorang pejabat Israel mengatakan kepada NBC News setelah pertemuan tersebut bahwa tanggapan mungkin akan segera dilakukan.

“Iran akan menghadapi konsekuensi atas tindakannya,” kata panglima militer Israel Herzi Halevi dalam sebuah pernyataan video.

Halevi dalam video tersebut juga berterima kasih kepada AS, Inggris, dan Prancis karena membantu Israel dalam menembak jatuh lebih dari 300 rudal dan drone yang diluncurkan ke negara tersebut.

“Kami akan memilih tanggapan yang sesuai,” kata Halevi.

“IDF tetap siap untuk melawan segala ancaman dari Iran dan proksi terornya saat kami melanjutkan misi kami untuk membela negara Israel.” tambah dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini