Sukses

Fitch Turunkan Prospek Utang China Imbas Kekhawatiran Ekonomi

Fitch mengatakan, revisi prospek peringkat kredit utang China mencerminkan peningkatan risiko terhadap prospek keuangan publik China.

Liputan6.com, Jakarta - Lembaga pemeringkat internasional Fitch menurunkan prospek peringkat kredit China menjadi negatif pada Selasa, 9 April 2024. Fitch menilai meningkatnya risiko terhadap keuangan China karena hadapi tantangan ekonomi sehingga turunkan prospek peringkat kredit China.

Dikutip dari CNN, Rabu (10/4/2024), menurunkan prospek China dari stabil menjadi negatif tidak secara otomatis berarti lembaga pemeringkat akan menurunkan peringkat kelayakan kredit China, tetapi hal ini meningkatkan peluang.

Di sisi lain, Fitch mempertahankan peringkat obligasi China di A+. Fitch mengatakan, revisi prospek peringkat kredit utang China mencerminkan peningkatan risiko terhadap prospek keuangan publik China.

Hal ini seiring negeri tirai bambu tersebut hadapi ketidakpastian prospek ekonomi di tengah transisi dari pertumbuhan yang bergantung pada sektor properti yang dipandang pemerintah sebagai model pertumbuhan yang lebih berkelanjutan.

Fitch juga memperkirakan defisit secara umum akan meningkat menjadi 7,1 persen dari produk domestik bruto (PDB) pada 2024 dari 5,8 persen tahun lalu. Defisit tahun ini diperkirakan menjadi yang tertinggi sejak 2020, saat pengendalian terkait pandemi COVID-19 mulai bebani kas negara.

Dikutip dari CNBC, revisi prospek China seiring prospek ekonomi yang tidak menentu. "Defisit fiskal yang besar dan meningkatnya utang pemerintah dalam beberapa tahun terakhir telah mengikis penyangga fiskal dari perspektif pemeringkatan,” tulis Fitch.

Fitch menyebutkan, kebijakan fiskal kemungkinan besar akan memainkan peran penting untuk mendukung pertumbuhan pada tahun mendatang yang dapat menjaga tren kenaikan utang yang stabil. Selain itu, proyeksi pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah memperburuk tantangan dalam mengelola leverage perekonomian yang tinggi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Respons China

Kementerian Keuangan China menyesalkan atas revisi itu. “Kami melakukan banyak komunikasi mendalam dengan tim Fitch Ratings pada tahap awal, dan laporan itu sebagian mencerminkan pandangan China,”

Selain itu, metodologi lembaga pemeringkat itu juga dinilai gagal secara efektif dan prospektif mencerminkan peran positif kebijakan fiskal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

"Dalam jangka panjang, mempertahankan defisit yang moderat dan memanfaatkan dana utang akan membantu meningkatkan permintaan domestik, mendukung pertumbuhan ekonomi, dan pada akhirnya membantu menjaga kredit negara yang baik,”

Adapun rasio defisit anggaran fiskal untuk 2024 ditetapkan sebesar 3 persen, yang menggambarkannya secara keseluruhan moderat dan kondusif terhadap pertumbuhan ekonomi yang stabil.

Pemerintah China telah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen pada 2024 sejakan dengan kondisi yang realistis.

"Tren positif jangka panjang perekonomian China tidak berubah, begitu pula kemampuan dan tekad pemerintah China untuk mempertahankan kredit negara yang baik,”

Pada Desember 2023, lembaga pemeringkat Moody’s menurunkan prospek peringkat kredit China dari stabil menjadi negatif. Hal ini seiring risiko yang terkait dengan pertumbuhan ekonomi jangka menengah secara struktural dan terus menerus lebih rendah serta masalah yang sedang berlangsung di sektor properti.

 

3 dari 4 halaman

Survei: Ekonomi China Bakal Menguat pada Akhir Kuartal I 2024

Sebelumnya diberitakan, perekonomian China diprediksi mengakhiri kuartal pertama 2024 dengan penguatan. Hal itu diungkapkan dalam survei bisnis yang diterbitkan oleh China Beige Book, sebuah perusahaan riset yang berbasis di Amerika Serikat.

"Perekonomian jelas membaik pada Maret, berkat aktivitas industri yang lebih baik dan belanja ritel yang lebih kuat," kata Shehzad H. Qazi, chief operating officer di China Beige Book, dikutip dari CNBC International, Senin (1/4/2024).

Data resmi China mengenai penjualan ritel, produksi industri dan investasi aset tetap untuk Januari dan Februari melampaui ekspektasi secara keseluruhan.

Angka-angka untuk dua bulan pertama dalam satu tahun biasanya dilaporkan bersama-sama untuk memperhitungkan libur Tahun Baru Imlek selama seminggu, yang mengikuti kalender agraris.

China Beige Book mengatakan, pihaknya mensurvei 1.436 perusahaan di China pada periode 1 dan 23 Maret 2024, yang terbagi secara kasar antara perusahaan milik negara dan bukan milik negara.

"Data China Beige Book bulan Maret menunjukkan perekonomian siap untuk mengakhiri kuartal pertama dengan kuat," kata perusaan riset itu.

"Pertumbuhan pendapatan meningkat pesat pada bulan lalu sementara kenaikan harga meningkatkan margin," bebernya.

Biro Statistik Nasional China dijadwalkan merilis data pertumbuhan ekonomi kuartal pertama pada 16 April 2024.

 

4 dari 4 halaman

Dunia Usaha Tarik Kembali Pinjaman

Pada awal Maret 2024, China mengumumkan akan menargetkan pertumbuhan sekitar 5% untuk tahun ini. Beberapa analis mengatakan ini adalah target yang ambisius mengingat tingkat stimulus pemerintah yang diumumkan saat ini.

China Beige Book menemukan dunia usaha telah menarik kembali pinjaman karena suku bunga yang lebih tinggi, tetapi juga mengamati tanda-tanda jeda pada sisi pinjaman.

"Pengamat pasar sebagian besar telah melewatkan pelonggaran kebijakan substansial yang kami lacak selama setahun terakhir, dan sekarang beberapa pemberi pinjaman mungkin mulai mengerem," kata laporan itu.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.