Sukses

Finlandia 7 Kali Beruntun jadi Negara Paling Bahagia di Dunia, Apa Rahasianya?

Laporan terbaru dari World Happiness Report, Finlandia kembali dinobatkan sebagai negara paling bahagia di dunia. Negara ini sudah dinobatkan dengan gelar tersebut selama tujuh kali berturut-turut.

Liputan6.com, Jakarta Laporan terbaru dari World Happiness Report, Finlandia kembali dinobatkan sebagai negara paling bahagia di dunia. Negara ini sudah dinobatkan dengan gelar tersebut selama tujuh kali berturut-turut. 

CEO HappyOrNot, Miika Makitalo, sebagaimana yang dikutip dari CNBC, Senin (1/4/2024), mengatakan bahwa terdapat dua faktor utama yang membantu orang Finlandia menemukan kebahagiaan di tempat kerja, yaitu tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap institusi dan kolega serta fokus yang kuat terhadap keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.

Perusahaan yang berbasis di Finlandia ini membuat tombol umpan balik berwajah senyum yang digunakan di bandara dan ruang ritel lainnya di seluruh dunia. Perusahaan ini mempekerjakan 56 orang di Finlandia, yang terdiri dari 15 kewarganegaraan yang berbeda, serta sekitar 15 orang di cabangnya di Amerika Serikat dan sekitar 5 orang di cabangnya di Inggris.

Sebagai seorang CEO, Makitalo mengatakan bahwa ada tiga frasa yang secara khusus menggambarkan mentalitas orang Finlandia dalam menemukan kebahagiaan dan kepuasan di tempat kerja.

"Tidak ada seorangpun yang terlahir sebagai seorang tukang” 

Pada dasarnya, frasa ini menggarisbawahi bahwa "tidak ada yang terlahir sebagai seorang profesional," dan "selalu ada hal yang bisa dipelajari" kata Makitalo.

Ungkapan ini dimaksudkan untuk memberdayakan orang-orang agar bercita-cita untuk melakukan pekerjaan yang hebat, meskipun mereka masih belajar di tempat kerja.

"Jika anda memimpikan sesuatu, kejarlah," katanya. "Lamarlah posisi yang Anda inginkan. Dan ketika anda mendapatkan sesuatu, pelajari cara melakukannya."

Para ahli sepakat bahwa memiliki pola pikir untuk terus berkembang di tempat kerja, atau percaya bahwa anda bisa meningkatkan keterampilan anda dengan latihan, adalah kualitas yang menarik dari seorang pekerja bintang.

Ungkapan Finlandia ini juga menekankan bahwa tidak masalah untuk membuat kesalahan dalam proses pembelajaran, selama anda menggunakan pengalaman tersebut dan umpan balik yang konstruktif untuk memperbaiki diri.

"Tidak perlu untuk menguasai [sesuatu] pada hari pertama. Kasihanilah diri sendiri." ujar Makitalo. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Ungkapan Klasik

"Urusan bisnis yang serius diurus; jika tidak, kita akan menjadi seperti ayam-ayam Mary yang berkeliaran"

Ungkapan ini berasal dari novel klasik Finlandia, The Unknown Soldier, dan digunakan untuk mengatakan bahwa tim tentara akan mengurus hal-hal yang diharapkan dari mereka, kata Makitalo.

Setelah menyelesaikan tugas, mereka akan santai saja dengan gagasan menjadi "ayam yang berkeliaran" sebagai hal yang positif: Mereka telah melakukan tugas mereka dan akan menggunakan sisa waktu mereka sesuai keinginan mereka.

Di samping citra yang lucu, Makitalo mengatakan bahwa frasa ini dimaksudkan untuk menyoroti hierarki datar yang umum dalam budaya kerja Finlandia. Kesimpulan utamanya adalah,

"Apa pun yang mendesak akan ditangani, tetapi kami tidak peduli dengan struktur. Para atasan tidak bisa sembarangan memberitahu saya apa yang harus saya lakukan," kata Makitalo. "Saya tahu apa yang harus saya lakukan. Dan saya yang menentukan prioritasnya."

Sebagai CEO, Makitalo mengatakan bahwa dia mendukung untuk mendengar masukan langsung dari karyawannya. "Siapa pun dalam organisasi bisa datang kepada saya dan berkata, 'Miika, ini tidak masuk akal. Perbaiki strateginya'."

"Saya pikir itu adalah umpan balik yang baik, terutama jika didasarkan pada fakta," katanya.

Para pekerja Finlandia mungkin memiliki peran dan tanggung jawab pengawasan yang berbeda, namun "kita semua adalah kontributor yang setara, dan kalimat ini memperkuat hal tersebut," kata Makitalo.

Sistem ini juga mencegah perilaku manajemen mikro dan dapat memberdayakan para pekerja untuk mengambil alih kepemilikan atas pekerjaan mereka. "Ketika semua orang dalam organisasi mengetahui strategi dan visinya, mereka bisa bertindak sendiri dan tidak perlu diberitahu apa yang harus dilakukan," tambahnya.

3 dari 3 halaman

Metafora Visual

Metafora visual lainnya, frasa ini dimaksudkan untuk membantu orang-orang mengatasi tantangan.

"Ada ide yang mengatakan bahwa, bahkan dalam salju setinggi empat kaki, seorang nenek pun berkata, 'Hei, ini bukan masalah besar,'" kata Makitalo.

Ungkapan ini mungkin muncul dalam sebuah rapat yang panjang di mana orang-orang tidak dapat memutuskan tindakan selanjutnya. Pada titik tertentu, kata Makitalo, Anda harus bergerak maju dan membahas hal-hal yang tidak diketahui saat hal itu muncul.

"Idenya adalah, mari kita selesaikan sesuatu," katanya. "Jadi ada pola pikir: Jangan khawatir, jangan memikirkannya, hal itu akan teratasi ketika mulai bergerak maju."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini