Sukses

Meroket, Harga Minyak Dunia Cetak Rekor Tertinggi

Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS untuk pengiriman April naik ke level tertinggi sejak Oktober, naik USD 1,03 atau 1,3%, menjadi USD 83,75 per barel.

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak naik ke level tertinggi dalam beberapa bulan untuk sesi kedua berturut-turut pada hari Selasa. Harga minyak meroket karena para pedagang menilai bagaimana serangan Ukraina baru-baru ini terhadap kilang-kilang Rusia akan mempengaruhi pasokan minyak global.

Dikutip dari CNBC, Rabu (20/3/2024), harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS untuk pengiriman April naik ke level tertinggi sejak Oktober, naik USD 1,03 atau 1,3%, menjadi USD 83,75 per barel. 

Sedangkan harga minyak mentah Brent naik 68 sen atau 0,8% menjadi USD 87,57 per barel, tertinggi sejak 3 November.

Ukraina telah meningkatkan serangan terhadap infrastruktur minyak Rusia tahun ini, dengan setidaknya tujuh kilang menjadi sasaran drone pada bulan ini. Serangan tersebut telah menghentikan 7%, atau sekitar 370.500 barel per hari, kapasitas penyulingan Rusia, menurut perhitungan Reuters.

Analis Energi StoneX Alex Hodes mengatakan, meskipun aktivitas penyulingan yang lebih rendah telah menyebabkan peningkatan ekspor minyak mentah Rusia, hal ini juga dapat menyebabkan pengurangan produksi minyak mentah karena negara tersebut menghadapi kendala penyimpanan, 

Berdasarkan perhitungan Hodes, serangan terhadap kilang Rusia dapat mengakibatkan penurunan sekitar 350.000 barel per hari pasokan minyak bumi global dan meningkatkan harga minyak mentah AS sebesar USD 3 per barel.

Sekalipun serangan tersebut tidak mengakibatkan hilangnya pasokan minyak mentah Rusia secara langsung, masih terdapat efek limpahan pada harga minyak akibat melonjaknya margin produk olahan, tulis analis SEB Research Bjarne Schieldrop pada hari Senin.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Dukungan Terhadap Harga Minyak

Harga minyak memperoleh dukungan dari penurunan ekspor minyak mentah dari Arab Saudi dan Irak, serta tanda-tanda menguatnya permintaan dan pertumbuhan ekonomi di Tiongkok dan Amerika Serikat.

Pembangunan rumah untuk satu keluarga di AS meningkat tajam pada bulan Februari, Departemen Perdagangan melaporkan. Pembangunan rumah dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mendukung permintaan minyak.

“Data permintaan minyak yang mengejutkan dari sisi positifnya dan perpanjangan pemotongan sukarela OPEC+ hingga akhir Juni telah mendukung harga,” kata analis UBS Giovanni Staunovo.

“Brent kemungkinan akan diperdagangkan pada kisaran USD 80-90 per barel tahun ini, dengan perkiraan akhir Juni sebesar USD 86 per barel,” kata Staunovo. 

3 dari 4 halaman

Harga Minyak Dunia Melonjak 2%, Sentuh Level Tertinggi dalam 4 Bulan

Harga minyak dunia naik sekitar 2% ke level tertinggi dalam 4 bulan pada perdagangan Senin. Kenaikan harga minyak dunia ini didorong oleh ekspor minyak mentah yang lebih rendah dari Irak dan Arab Saudi.

Selain itu, kenaikan harga minyak dunia juga didorong oleh tanda-tanda permintaan yang lebih kuat dan pertumbuhan ekonomi di Tiongkok dan Amerika Serikat (AS).

Mengutip CNBC, Selasa (19/3/2024), harga minyak mentah Brent berjangka naik USD 1,45 atau 1,7% menjadi USD 86,79 per barel pada pukul 13.50 EDT. Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik USD 1,54 atau 1,9% menjadi USD 82,58 per barel.

Harga minyak Brent dan WTI menuju ke wilayah overbought secara teknis dengan Brent berada di jalur penutupan tertinggi sejak 2 November dan WTI berada di jalur penutupan tertinggi sejak 27 Oktober.

Dari sisi pasokan, Irak, produsen terbesar kedua OPEC, mengatakan akan mengurangi ekspor minyak mentah menjadi 3,3 juta barel per hari (bph) dalam beberapa bulan mendatang sebagai kompensasi atas melebihi kuota OPEC+ sejak Januari.

Pada Januari dan Februari, Irak memproduksi minyak secara signifikan lebih banyak daripada target produksi yang ditetapkan ketika beberapa anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya seperti Rusia, kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, setuju untuk memangkas produksi guna mendukung harga pasar.

 

4 dari 4 halaman

Produksi Arab dan Rusia

Di Arab Saudi, produsen terbesar OPEC, ekspor minyak mentah turun untuk bulan kedua berturut-turut, turun menjadi 6,297 juta barel per hari di bulan Januari dari 6,308 juta barel per hari di bulan Desember.

Sementara itu, menurut analisis, kondisi di Rusia, serangan Ukraina terhadap infrastruktur energi telah menghentikan sekitar 7% kapasitas penyulingan pada kuartal I.

Pelaku pasar mengatakan penghentian kilang akan mendorong Rusia untuk meningkatkan ekspor minyak melalui pelabuhan baratnya pada bulan Maret sebesar hampir 200.000 barel per hari menjadi sekitar 2,15 juta barel per hari.

Sementara itu, di AS, produksi minyak dari wilayah penghasil terbesar akan meningkat pada April ke level tertinggi dalam empat bulan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.