Sukses

Penjualan Sony Diprediksi Menurun, 900 Pekerja Kena PHK

Raksasa elektronik Sony mengumumkan PHK bagi 900 pekerjanya, atau 8%, di divisi PlayStation global.

Liputan6.com, Jakarta Raksasa elektronik Sony mengumumkan PHK bagi 900 pekerjanya, atau 8%, di divisi PlayStation global. Dikutip dari CNN, Rabu (28/2/2024), PHK ini akan berdampak untuk seluruh komponen Sony Interactive Entertainment, sebagaimana yang disampaikan di rilis pers PlayStation, dengan studio cabang London yang membawahi video game berbasis menyanyi kompetitif “Singstar”, ditutup secara keseluruhan. 

“Mereka ini adalah orang-orang bertalenta yang telah menjadi bagian dari kesuksesan kami dan kami mensyukuri kontribusi mereka” tulis Jim Ryan, presiden dan CEO Sony Interactive Entertainment. “Tetapi, industri game saat ini sudah berubah dan kami harus mempersiapkan diri untuk tantangan di masa depan”

PHK ini menyusul prakiraan penjualan yang akan melemah tahun ini dan Naomi Matsuoka, Wakil Presiden Senior Sony, mengatakan bahwa konsol PlayStation 5 akan mencapai siklus akhir pelayanan. 

Ryan telah mengumumkan September 2023 rencananya untuk pensiun bulan Maret tahun ini. Hiroki Totoki, kepala operasi dan kepala keuangan, akan menjadi CEO sementara. 

CEO baru nanti akan menghadapi pasar yang sedang bergejolak dimana berbagai perusahaan besar melakukan PHK terhadap 5.500 pekerja dalam kurun waktu dua minggu pertama 2024. 

Secara spesifik, industri video game menghadapi pengurangan pekerja yang berlangsung sejak 2023 hingga saat ini, dengan Epic Games melakukan PHK terhadap 830 pekerjanya September 2023 dan Riot Games milik Tencent juga melakukan PHK terhadap 11% dari pekerjanya Januari lalu. 

Sebagaimana CEO di perusahaan lain, Ryan menuliskan rencananya dalam email yang dikirim kepada bawahannya.

“Kita harus mengambil langkah mundur sejenak, melihat bisnis kita secara holistik, dan maju bersama dengan memikirkan keberlanjutan perusahaan dalam jangka panjang serta menghasilkan yang terbaik bagi seluruh komunitas kita” 

Saham Sony Group Corporation (SONY) jatuh kurang dari 1% setelah pengumuman tersebut di hari Selasa. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Nike PHK Massal 1.500 Karyawan

Merek pakaian dan sepatu olah raga ternama asal Amerika Serikat (AS), Nike mengungkapkan akan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap 2 persen tenaga kerjanya saat ini, atau lebih dari 1.500 karyawan.

Melansir CNBC International, Sabtu (17/2/2024) Nike mengatakan PHK kali ini sebagai bagian dari restrukturisasi yang lebih luas.

Raksasa sepatu olah raga yang berbasis di Beaverton, Oregon, itu juga mengungkapkan mereka berencana menggunakan modalnya untuk lebih berinvestasi di produk sepatu lari, pakaian wanita, dan seri sepatu Jordan.

"Inilah cara kami menghidupkan kembali pertumbuhan kami,” kata CEO Nike, John Donahoe dalam sebuah pesan memo.

"Ini adalah kenyataan yang menyakitkan dan saya tidak menganggap entengnya," lanjut dia.

"Saat ini kami tidak melakukan yang terbaik, dan pada akhirnya saya meminta pertanggungjawaban diri saya dan tim kepemimpinan saya," ungkapnya.

Nike mengatakan PHK akan dilakukan dalam dua tahap. Perusahaan akan memulai putaran pertama PHK pekan ini, dan menyelesaikan putaran kedua pada akhir kuartal fiskal keempat, yang biasanya berakhir pada akhir Mei.

 

3 dari 3 halaman

Penurunan Permintaan

PHK di wilayah EMEA Nike akan dilakukan dengan jangka waktu yang berbeda berdasarkan undang-undang ketenagakerjaan setempat, menurut keterangan perusahaan itu.

Namun, tidak diketahui jelas departemen mana yang akan mengalami PHK, namun hal tersebut tidak akan berdampak pada karyawan ritel di toko atau pekerja gudang Nike.

PHK melanda Nike karena konsumen menjadi lebih berhati-hati dalam berbelanja, dan industri ritel bersiap menghadapi penurunan permintaan terhadap barang-barang kebutuhan sehari-hari seperti pakaian dan sepatu, yang merupakan produk andalan Nike.

Pada Desember 2023, Nike meluncurkan rencana restrukturisasi besar-besaran untuk memangkas biaya sekitar USD 2 miliar selama tiga tahun ke depan.

Selain itu, Nike juga menurunkan prospek penjualannya karena bersiap menghadapi permintaan yang lebih rendah dan pesanan grosir, penjualan online yang lemah, dan pasar yang lebih mengandalkan promosi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.