Sukses

Google PHK Karyawan di Departemen Real Estat dan Keuangan

Karyawan Google yang terkena dampak PHK akan berpindah ke pusat-pusat investasi perusahaan, termasuk di India, Chicago, Atlanta, dan Dublin.

Liputan6.com, Jakarta - Badai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kembali melanda raksasa teknologi Amerika Serikat, Google.

Mengutip US News, Kamis (18/4/2024) juru bicara perusahaan tidak mengungkap secara rinci jumlah karyawan Google yang terkena PHK.

Namun, disebutkan, PHK ini tidak terjadi di seluruh perusahaan dan karyawan yang terkena dampak akan dapat melamar posisi interna

Sebagian kecil dari karyawan Google yang terkena dampak PHK akan berpindah ke pusat-pusat investasi perusahaan, termasuk di India, Chicago, Atlanta, dan Dublin.

PHK terbaru di Google terjadi setelah sekian banyaknya PHK di perusahaan tersebut, serta industri teknologi dan media di AS pada tahun ini, sehingga menambah kekhawatiran bahwa PHK akan terus berlanjut karena perusahaan-perusahaan bergulat dengan ketidakpastian ekonomi.

"Sepanjang paruh kedua tahun 2023 dan memasuki tahun 2024, sejumlah tim kami melakukan perubahan untuk menjadi lebih efisien dan bekerja lebih baik, menghilangkan lapisan dan menyelaraskan sumber daya mereka dengan prioritas produk terbesar mereka," terang juru bicara Google.

Sementara itu, laporan Business Insider mengatakan, karyawan di beberapa tim Google di departemen real estate dan keuangan telah terkena dampak PHK.

Tim keuangan yang terkena dampak termasuk perbendaharaan Google, layanan bisnis, dan operasi kas pendapatan, tambahnya.

Kepala keuangan Google, Ruth Porat, mengirim email kepada stafnya yang mengatakan bahwa restrukturisasi tersebut mencakup perluasan pertumbuhan ke Bangalore, Mexico City, dan Dublin, menurut laporan Business Insider.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Lewat Pesan Memo, Elon Musk PHK 14 Ribu Karyawan Tesla

Pembuat mobil listrik ternama Amerika Serikat. Tesla mengumumkan akan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap lebih dari 10% tenaga kerja globalnya.

Pengumuman PHK diumumkan langsung dalam sebuah pesan memo yang dikirimkan kepada karyawan oleh CEO Tesla, Elon Musk.

"Saat kami mempersiapkan perusahaan untuk fase pertumbuhan berikutnya, sangat penting untuk mempertimbangkan setiap aspek perusahaan untuk pengurangan biaya dan peningkatan produktivitas,” kata Elon Musk dalam memo kepada karyawan Tesla, dikutip dari CNBC International, Selasa (15/4/2024).

"Sebagai bagian dari upaya ini, kami telah melakukan peninjauan menyeluruh terhadap organisasi tersebut dan membuat keputusan sulit untuk mengurangi jumlah karyawan kami lebih dari 10% secara global,"ungkap memo itu.

Memo itu pertama kali dilaporkan oleh Electrek.

"Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang meninggalkan Tesla atas kerja keras mereka selama bertahun-tahun. Saya sangat berterima kasih atas banyak kontribusi Anda terhadap misi kami dan kami mendoakan yang terbaik untuk peluang masa depan Anda. Sangat sulit untuk mengucapkan selamat tinggal," tutur Musk kepada karyawannya.

Diketahui, Tesla memiliki 140.473 karyawan pada Desember 2023. Itu artinya, ada sekitar 14 ribu karyawan Tesla secara global yang terkena PHK.

Saham Tesla terpuruk dalam beberapa bulan terakhir, anjlok 31% year to date. Meskipun penjualan kendaraan listrik masih mendapatkan popularitas di seluruh dunia, tingkat pertumbuhan penjualannya melambat terutama untuk Tesla.

Awal bulan ini, Tesla juga melaporkan penurunan tahunan pertama dalam pengiriman kendaraan sejak tahun 2020, ketika pandemi Covid-19 mengganggu produksi.

3 dari 3 halaman

Pengiriman Menurun

Pengiriman pada kuartal pertama turun sebesar 8,5% menjadi 386,810 pada kuartal pertama, dengan output turun 1,7 % dari tahun sebelumnya dan 12,5% secara berurutan meskipun ada diskon dan insentif yang ditawarkan kepada pelanggan sepanjang kuartal tersebut.

Baru-baru ini, Tesla memangkas harga berlangganan sistem bantuan pengemudi premiumnya, yang dipasarkan sebagai opsi Full Self-Driving atau FSD, untuk pelanggan di AS. Langkah ini sangat bertentangan dengan janji Musk sebelumnya bahwa biaya FSD hanya akan meningkat seiring Tesla menambahkan fitur dan fungsionalitas ke sistem.

Terlepas dari nama mereknya, sistem ini tidak menjadikan kendaraan Tesla dapat mengemudi sendiri dan mengharuskan pengemudi memperhatikan jalan, siap untuk menyetir atau mengerem kapan saja.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini