Sukses

Daftar Harga Pangan yang Naik Jelang Ramadan

Selain harga beras, harga telur hingga minyak goreng juga alami kenaikan jelang Ramadan. Berikut daftar bahan pangan yang alami kenaikan harga.

Liputan6.com, Jakarta - Harga sejumlah bahan pangan antara lain beras, telur, gula hingga bawang merah naik jelang bulan Ramadan.

Mengutip dari Panel Harga Badan Pangan, Senin (26/2/2024), harga beras premium naik 0,43 persen menjadi Rp 16.370 per kilo gram (kg). Demikian juga harga beras medium yang lebih tinggi 0,35 persen menjadi Rp 14.300 per kg.

Selain harga beras, harga telur ayam ras juga melonjak signifikan. Harga telur ayam ras naik 0,84 persen menjadi Rp 29.900 per kilo gram (kg) pada awal pekan ini.

Demikian juga harga gula konsumsi alami kenaikan. Harga gula konsumsi naik 0,34 persen menjadi Rp 17.640 per kg. Selain itu, harga minyak goreng kemasan sederhana naik 0,29 persen menjadi Rp 17.580 per kg. Sementara itu, harga minyak goreng curah naik 0,13 persen menjadi Rp 15.490 per kg.

Sementara itu, ada sejumlah harga pangan yang turun seperti kedelai biji kering impor turun 0,15 persen menjadi Rp 13.300 per kg. Harga daging sapi murni susut 0,22 persen menjadi Rp 134.140 per kg. Selain itu, harga cabai rawit merah turun 0,3 persen menjadi Rp 63.840 per kg. Harga garam beryodium susut 0,60 persen jadi Rp 11.570 per kg.

Berikut harga rata-rata nasional bahan pangan yang naik dikutip dari panel harga Badan Pangan Nasional pada awal pekan:

  • Beras Premium Rp 16.370 per kg
  • Beras Medium Rp 14.300 per kg
  • Bawang putih bonggol Rp 39.000 per kg
  • Cabai merah keriting Rp 68.570 per kg
  • Bawang merah Rp 34.330 per kg
  • Daging ayam ras Rp 36.840 per kg
  • Telur ayam ras Rp 29.900 per kg
  • Gula konsumsi Rp 17.640 per kg
  • Minyak goreng kemasan sederhana Rp 17.580 per liter
  • Minyak goreng curah Rp 15.490 per liter

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Kata Ekonom

Terkait harga beras yang masih terjadi, Ekonom BCA David Sumual menuturkan, hal itu didorong dari fenomena global seiring kenaikan harga beras juga dialami negara lain karena El Nino. Hal tersebut menganggu produksi beras dan musim tanam yang berubah.

"Ongkos transportasi juga naik, tarif berbagai jenis kapal naik bukan hanya menuju ke Eropa tetapi juga ke Amerika Serikat dan Asia. Kapal harus memutar ke Tanjung Harapan,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, Senin (26/2/2024).

David menuturkan, pemerintah telah impor beras sekitar 3,5 juta ton pada 2023 dan berlanjut sekitar 5 juta ton pada 2024. “Masih ada sisa (impor beras-red) tahun lalu,” kata dia.

Untuk mengatasi harga beras yang masih mahal itu, David menuturkan, pemerintah harus memastikan pasokan aman dalam jangka pendek. Pasokan dan distribusi mulai dari beras, sayur, cabai dan bawang diharapkan lancar dan aman. “Pemerintah juga melakukan operasi pasar,” kata dia.

Sedangkan dalam jangka menengah dan panjang, menurut David, perilaku masyarakat juga perlu perhatian dalam konsumsi bahan pangan. Ia menuturkan, sebagian besar masyarakat saat ini banyak hidup di perkotaan dan konsumsi beras stabil, tetapi produk lain seperti gandum meningkat. Oleh karena itu, ia menilai perlu diversifikasi bahan pangan. “Kearifan lokal pangan itu perlu ditingkatkan dan perlu diversifikasi bahan pangan,” ujar David.

Selain itu, David menilai, saat ini banyak alih fungsi lahan di daerah. Menurut David, hal itu perlu jadi perhatian pemerintah agar memiliki wilayah daerah pangan yang baru untuk menjaga pasokan pangan.

"Selain itu, pupuk juga perlu perhatian dengan memperhatikan mekanisme pupuk dan teknologi. Di China, pakai teknologi untuk produk sayuran. Teknologi tersebut dapat membantu panen tanaman tidak hanya terpengaruh cuaca,” ujar dia.

3 dari 5 halaman

Stok Beras Aman selama Ramadan, Jangan Cemas Ya Bun..

Sebelumnya diberitakan, Badan Pangan Nasional (Bapanas) memastikan pasokan beras aman selama bulan suci Ramadan tahun ini.

Hal itu disampaikan Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan I Gusti Ketut Astawa kepada Liputan6.com, Minggu (25/2/2024).

"Stok atau pasokan daripada pangan khususnya beras sangat-sangat cukup dalam rangka menghadapi masa bulan suci Ramadan dan idul Fitri," kata Ketut Astawa.

Pihaknya sangat optimis bahwa stok beras selama bulan ramadhan dan idul fitri tahun ini cukup, lantaran stok cadangan beras yang dimiliki Pemerintah melalui Bulog saat ini ada sebanyak 1,4 juta ton.

Menurutnya, jumlah itu sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan penyaluran bantuan pangan beras sampai dengan Juni. Disisi lain, Bulog juga akan terus menyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) baik ke ritel modern maupun pasar tradisional.

"Ditambah nanti stok yang dimiliki oleh cadangan pangan pemerintah dalam hal ini yang dikuasai oleh Bulog, dalam rangka menghadapi bulan suci Ramadan sampai bulan berikutnya sangat-sangat cukup bahkan satu tahun cukup," katanya.

 

 

 

4 dari 5 halaman

Banyak Keluhan

Di sisi lain, Ketut tak memungkiri bahwa saat ini banyak yang mengeluhkan harga beras mahal. Ia mengungkapkan faktor penyebab harga beras mahal dipengaruhi oleh sisi hulu. Yakni, terjadi kenaikan ongkos tenaga kerja petani, ongkos sewa lahan meningkat, dan harga pupuk juga naik.

"Harga beras tinggi, kalau kita melihat di hulu terjadi berbagai kenaikan yang pertama yang paling mendasar adalah tenaga kerja naik. Jadi, ongkos tenaga kerja petani itu naik, kemudian ongkos atau sewa lahan juga sudah naik beberapa titik, pupuk juga naik," ujarnya.

Selain itu, ditambah adanya El Nino yakni gelombang panas yang menyebabkan masa tanam padi di Indonesia menjadi mundur. Kemudian, harga gabah kering panen (GKP) ditingkat petani juga meningkat, sehigga berpengaruh terhadap kenaikan harga beras di pasaran.

5 dari 5 halaman

Ramadan Belum Mulai, Harga Beras Premium Sudah Sentuh Rp 18 Ribu per Kg

Para pedagang masih kesulitan untuk mendapatkan beras kualitas premium. Akibatnya, harga beras kualitas premium di pasaran melonjak tajam. 

Sekretaris Jenderal Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Reynaldi Sarijowan mengatakan, stok beras premium di penggilingan sangat terbatas. Karena peminatnya banyak maka harga langsung melambung. 

"Kami harus mengakui pedagang kesulitan mendapatkan beras premium karena memang stok yang dimiliki penggilingan juga terbatas," kata Reynaldi,  Sabtu (24/2/2024).

Saat ini harga beras kualitas premium rata-rata telah mencapai Rp 18.000 per kilogram. Angka ini naik hingga 20 persen dari harga normal 2023.

"Kenaikan harga beras tahun ini mencapai 20 persen lebih dibandingkan tahun lalu. Dari Rp14.000 ke Rp18.000 per kilo," keluhnya.

Reynaldi mengungkap, kelangkaan hingga kenaikan harga beras premium ini disebabkan mundurnya musim tanam  akibat El-Nino. Sehingga, mempengaruhi produksi padi di saat musim panen.

"Kemudian tahun lalu produksi nya terbatas sehingga konsumsi tinggi yang terjadi ialah ketidakseimbangan antara supply and demand (pasokan dan permintaan," imbuhnya.

Oleh karena itu, Ikappi meminta pemerintah untuk lebih banyak menggelontorkan stok beras yang dimiliki oleh pemerintah, perusahaan lokal, penggilingan maupun ke pasar tradisional. Termasuk mendorong satgas pangan mabes polri agar memantau stok yang dimiliki oleh pihak-pihak tersebut diatas agar tidak tertahan dan segera dikeluarkan jelang puasa Ramadan.

"Kami juga mendorong kepada pemerintah untuk menggenjot produksi, maka produksi di tahun 2024 harus di genjot sedemikian rupa. Melalui subsidi di gelontorkan, subsidi pupuk juga di perbesar anggarannya dan skalanya di perluas sehingga produksinya lebih besar," ucap Reynaldi.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.