Sukses

Buka Peluang Kelola Kota Tua, Erick Thohir: 70 Persen Gedung Punya BUMN

Menteri BUMN Erick Thohir menuturkan, ada 70 persen bangunan di Kota Tua yang dimiliki oleh BUMN.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir menyebut mayoritas gedung di kawasan wisata Kota Tua, Jakarta, dimiliki oleh perusahaan pelat merah. Dia melihat peluang untuk BUMN ikut serta mengelola kawasan tersebut.

Dia mengatakan, ada 70 persen bangunan di Kota Tua yang dimiliki oleh BUMN. Salah satunya adalah gedung milik PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI. Erick berkelakar, jika BUMN diminta mengelola Kota Tua seperti Taman Mini Indonesia Indah (TMII), hal itu patut dipertimbangkan.

"Kalau BUMN disuruh mengelola Kota Tua seperti Taman Mini, yaa boleh dipikirkan. Karena gedungnya di sana 70 persen (milik) BUMN," ujar Erick usai Groundbreaking Gedung BNI di Pantai Indah Kapuk (PIK) 2, Tangerang, Banten, Selasa (20/2/2024).

Diketahui, TMII sendiri dikelola oleh PT Bhumi Visatanda Indonesia (Bhiva), sebuah anak usaha dari PT Taman Wisata Candi (TWC). TWC merupakan bagian dari Holding BUMN Industri Aviasi dan Pariwisata, InJourney. 

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan, kantor di kawasan Kota Tua akan dialihfungsikan. Lantaran, fungsi komersial kantor wilayah (kanwil) di sana sudah semakin menurun.

Nantinya, fungsi kantor itu akan dipindahkan ke gedung baru di PIK 2 yang baru dibangun. Sementara itu, gedung heritage di Kota Tua akan dijadikan pendukung kawasan wisata tersebut. 

"Karena di sana itu Kota Tua, jadi (gedung) heritage itu akan dipergunakan sebagai kawasan Kota Tua. Jadi untuk komersialnya udah sulit, untuk parkir udah gak mungkin, banyak pedestrian, jadi arahnya memang kantor sana yang kanwil Kota itu akan kita pindahkan ke sini juga (PIK 2)," ujar dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Rencana Lama Erick Thohir

Pada 2022, Erick Thohir pernah mengungkapkan rencana pemugaran kawasan Kota Tua, Jakarta. Dia mencontoh pada kesuksesan penguatan wisata di Semarang. Dia juga mencontoh suksesnya Sarinah.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir melirik pemanfaatan Kota Tua Jakarta. Dari hasil tinjauannya, nampaknya Erick ingin melakukan sedikit perombakan di kawasan wisata tersebut.

Hal ini didorong adanya gedung-gedung milik perusahaan pelat merah yang belum maksimal pemanfaatannya. Erick Thohir menyebut, pembangunan akan dimulai tahun depan.

"Jangan juga aset-aset BUMN ini jadi gedung tua ada PT Pos ada Sarinah kita bangun. Tadi saya ke Kota Tua Jakarta, ada gedung Jasindo, wah sayang, ada gedung Mandiri, ada gedung Cipta Niaga, Kerta Niaga, PT Pos. Nah ini tahun depan akan kita bangun juga," katanya mengutip cuplikan video di Instagram @erickthohir, Senin (27/6/2022).

Ia mengacu pada pembangunan yang telah dilakukan di Kota Tua Semarang. Disana, gedung-gedung milik BUMN bisa dihidupkan kembali.

"Supaya apa? Kota tua Jakarta ini seperti Kota Tua Semarang yang banyak gedung BUMN kita hidupkan," ungkap Erick.

Tujuan ke depan, kata Erick guna bisa menghadirkan alternatif ekonomi bagi masyarakat. Sehingga bisa menjadi penopang pertumbuhan ekonomi baru.

"Inilah supaya kita mendorong tadi ada alternatif ekonomi, ekonomi yang namanya pop culture, atau ekonomi budaya, yang bisa membuka lapangan kerja dan juga menjadi pertumbuhan ekonomi baru," tuturnya.

3 dari 3 halaman

Ikuti Sarinah

Melengkapi unggahannya tersebut, Erick menambahkan keterangan terkait kunjungannya. Secara umum, ia ingin pemanfaatan gedung BUMN bisa lebih maksimal.

"Hari Minggu ini sempatkan mengecek fasilitas gedung-gedung BUMN yang sudah dimanfaatkan untuk promosi UMKM, produk lokal, seni dan budaya," kata dia.

Posbloc dan Sarinah jadi salah satu bukti kesujsedan transformasi gedung milik perusahaan pelat merah. Keduanya menjadi magnet bagi produk dan buah pemikiran lokal

"Kalau Sarinah bisa, Kota Tua pun bisa!," tulis Erick

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini