Sukses

Wamen BUMN Jamin Beras di Ritel Modern Tak Langka 2 Hari Lagi

Harga beras yang melambung tinggi membuat sebagian masyarakat beralih mengonsumsi beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) atau beras Bulog

Liputan6.com, Jakarta Harga beras yang melambung tinggi membuat sebagian masyarakat beralih mengonsumsi beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) atau beras Bulog. Namun, beras ini kerap sulit ditemui di toko-toko ritel moderen, jikapun ada, pembeliannya dibatasi dengan maksimal 1 kemasan per orang.

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan pihaknya akan mendorong pemenuhan stok beras SPHP dalam 1-2 hari kedepan. Mulai dari pasar-pasar besar dan dilanjutkan ke toko ritel moderen.

"Ya, jadi kan kemarin ya, sebagaimana disampaikan, memang kita kan lagi geber ya ini untuk beras SPHP ini. Kita dorong 1-2 hari ini ke seluruh pasar-pasar besar dan ke retail. Moga-moga dalam beberapa hari ke depan bisa sampai di sana ya. Kita harapkan," ujar Tiko, sapaan akrabnya, ditemui di Ancol, Jakarta Utara, dikutip Selasa (20/2/2024).

Dia mengaku sudah menemukan kendala distribusi yang menyebabkan lambatnya pemenuhan stok di toko ritel moderen. Menurutnya saat ini kendala itu sudah bisa ditangani, yang berarti distribusi bisa kembali lancar.

"Ya kemarin berbagai kendala logistik, tapi kita sudah tahu permasalahan logistiknya, kita dorong, semoga 1-2 hari ke depan bisa masuk ke semua pasar retail," sambungnya.

Stok ke Pasar

Tiko mengatakan, Bulog akan lebih dulu memenuhi stok ke pasar-pasar besar. Baru, kemudian menyalurkan ke toko-toko ritel moderen seperti Alfamart, Indomaret, hingga Superindo.

"Nah, kalau ini kan distribusi kita kan fokusnya sekarang masih di pasar-pasar besar ya. Harapannya nanti masuk ke pasar ritel dalam waktu dekat," tegas dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Saran Mendag

Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan, menyarankan masyarakat yang biasa membeli beras Premium beralih ke beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dari Bulog.

"Jadi, saya berharap masyarakat beralih ke SPHP karena kalau premium barangnya lagi naik dan barangnya juga tidak sesuai dengan yang diperlukan," kata Zulhas saat memantau harga beras ke Transmart Cempaka Putih, Jakarta, Senin (19/2/2024).

Menurut Mendag, jika sebagian masyarakat beralih ke beras SPHP dari Bulog, stok beras premium diperkirakan akan cukup. Disamping itu, kata Mendag, beras SPHP yang dijual di ritel modern diklaim lebih murah yakni di kisaran Rp 54.000 per 5 kg.

"Jadi kalau beralih ke SPHP, saya kira premium akan menjadi cukup karena sebagian bisa dipasok oleh beras SPHP dari Bulog," tutur dia.

Mendag pun optimistis jika stok beras SPHP dari Bulog bisa mencukupi kebutuhan masyarakat yang biasa membeli beras di ritel modern. Bahkan Pemerintah melalui Bulog telah menyediakan 1,3 juta ton untuk SPHP. "Cukup. Kita ada 1,3 juta (ton) kan dari bulog. Aman, nggak ada masalah," katanya.

 

3 dari 3 halaman

Alasan Ritel Jarang Jual Beras SPHP

Mendag membeberkan alasan ritel modern yang kini jarang menjual beras premium lantaran harga beras premium yang dijual produsen ke ritel modern sudah mahal, sehingga ada sebagian ritel modern yang tetap dan tidak membeli beras dari produsen tersebut.

"Nah oleh karena itu, Trasmart tidak menjual premium. Premium yang di luar SPHP karena hitungannya tidak masuk karena suplainya lambat karena kan gara-gara El nino mundur. Oleh karena itu Pemerintah mengisi dengan SPHP," ujarnya.

Mendag menyebut, harga beras premium yang dijual diritel modern tembus dikisaran Rp 80.000 per 5 kg. Sedangkan HET-nya dikisaran Rp 69.500 per 5 kg. Hal itulah yang menyebabkan beras premium langka.

"Ini enggak ambil karena premium itu harganya tinggi. Harganya kan tinggi, premium. Ada yang Rp72.000 per 5 kg. Ada yang Rp80.000. Sementara Het-nya masih Rp69.500. Ngambilnya ada Rp72.000 Ya? Ada Rp75.000. Maka retail Modern tidak menjual premium," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.