Sukses

Penetrasi Pasar Mobil Listrik, Kreditur Tunggu Suku Bunga Turun

Adira yakin penyaluran kredit untuk pembelian mobil listrik bakal meningkat tahun ini. Kepercayaan itu dilandasi oleh target pertumbuhan ekonomi 5 persen yang diusung pemerintah, di tengah banyak krisis yang mengintai dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Direktur PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance), Dewa Made Susila, masih menunggu penurunan tingkat suku bunga acuan guna melakukan penetrasi penyaluran kredit untuk pasar mobil listrik.

Menurut dia, penyaluran kredit untuk pembiayaan mobil listrik sejauh ini masih terbilang rendah karena bersandar pada tingkat suku bunga yang tinggi.

"Penetrasi masih rendah. Memang salah satu hambatan tahun ini sama tahun lalu itu suku bunga. Karena suku bunga naik, pasti biaya kredit naik," ujar Made dalam sesi bincang di sela kegiatan IIMS 2024 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (15/2/2024).

"Kalau itu sudah mulai melandai, rasanya dari sudut affordability mulai terbantu," ungkap dia.

Seperti diketahui, Bank Indonesia pada Januari 2024 masih menahan tingkat suku bunga acuan, atau BI 7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di 6 persen. Angka tersebut telah mencapai tingkat tertinggi dalam 4,5 tahun terakhir.

Made mengungkapkan, kebijakan itu jadi faktor yang sangat menentukan bagi angka penjualan kendaraan pribadi, termasuk mobil listrik. Pasalnya, mayoritas konsumen memilih untuk membeli mobil menggunakan kredit dibanding tunai.

"Saat ini memang salah satu hambatan itu lending rate lagi tinggi kan, karena BI rate tinggi, The Fed naik. Intinya, karena tadi saya bilang 2/3 itu kredit, salah satu pendorong di luar harga, di luar pajak adalah nanti affordability dari kredit," paparnya.

"Kalau nanti (suku bunga acuan) Amerika turun, BI turun, kita pasti turunkan. Di mobil begitu, di mobil sensitif sekali sama suku bunga," kata Made.

Yakin Pembiayaan Meningkat

Kendati begitu, ia optimistis penyaluran kredit untuk pembelian mobil listrik bakal meningkat tahun ini. Kepercayaan itu dilandasi oleh target pertumbuhan ekonomi 5 persen yang diusung pemerintah, di tengah banyak krisis yang mengintai dunia.

"Kita masih target pertumbuhannya 12-14 persen. Karena kita melihat, semua orang pintar ngaku ekonomi Indonesia tumbuh 5 persen," ucap Made.

"(Pertumbuhan ekonomi) 5 persen tuh kan enggak krisis artinya, enggak negative growth. Itu kalau ngomong di luar negeri, air liur orang keluar, 5 persen tuh (kok bisa) tumbuh di zaman segini," tuturnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pemerintah Targetkan Penjualan Kendaraan Listrik Tembus 200 Ribu Unit Setahun

sebelumnya, penjualan kendaraan listrik di Indonesia terus mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun. Bahkan, dengan adanya insentif yang diberikan pemerintah, dipercaya bakal memberikan efek positif, dengan semakin bertumbuhnya populasi roda empat ramah lingkungan di Tanah Air.

Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian mengatakan, memang saat ini pasar elektrifikasi Indonesia sekitar 80 ribu unit, termasuk untuk segmen hybrid dan yang paling laris tentu saja Toyota Kijang Innova hybrid.

 "Tentu kita berharap bisa meningkat ke 200 ribu unit setahun, targetnya untuk seluruh EV (BEV, HEV, dan PHEV)," jelas Airlangga, saat ditemui di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Sementara itu, untuk pasar otomotif nasional secara keseluruhan, akan meningkat hingga 1,1 juta unit. Sedangkan untuk segmen elektrifikasi, termasuk BEV, HEV, dan PHEV, menyumbang sekitar 15 hingga 18 persen pangsa pasar.

"Akan ada pergantian yang beli ICE (internal combusition engine) ke EV, mungkin market meningkat 1,1 juta unit," tegasnya.

Sementara itu, Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil listrik di Indonesia pada 2023 hanya mencapai 17.051 unit, sedangkan mobil hybrid 54.179 unit, sehingga total penjualan mobil listrik dan mobil hybrid di Indonesia pada 2023 adalah 71.230 unit.

3 dari 3 halaman

Mobil Listrik Murah

Airlangga mengatakan bahwa dua faktor utama untuk mendorong pasar mobil listrik di Indonesia adalah harga yang kompetitif dan modernisasi kendaraan. Menurut dia, dengan dua faktor ini, pasar mobil listrik di Indonesia akan tumbuh pesat.

"Salah satu yang harus kita dorong adalah kendaraan listrik yang harganya terjangkau bagi masyarakat," ujarnya, disitat dari Antara. Untuk meningkatkan penggunaan kendaraan listrik di Indonesia, pemerintah sudah mengeluarkan sejumlah kebijakan berupa subsidi dan insentif.

  

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini