Sukses

Jokowi Tak Bakal Naikkan HET Beras Meski Stok di Supermarket Langka

Penyaluran beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) yang turut disalurkan ke toko ritel modern diperkirakan mencapai 1,2 juta ton pada 2024.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi menegaskan tidak akan menaikkan harga eceran tertinggi (HET) beras. Ia menuturkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memanfaatkan hal tersebut, meski pun mendapat permintaan dari pengusaha ritel untuk menurunkannya guna mengantisipasi kelangkaan stok. 

"Tegas, HET tidak disesuaikan. HET sudah diputuskan oleh Presiden tidak disesuaikan. Jadi tetap," tegas Bayu di Kantor Perum Bulog, Jakarta, Selasa (13/2/2024).

Adapun penyaluran beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) yang turut disalurkan ke toko ritel modern sepanjang 2024 diperkirakan mencapai 1,2 juta ton. Bayu mengatakan, upaya ini akan terus dilakukan untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan.

"Jadi target SPHP yang 1,2 juta ton setahun kita ternyata sebagian besar habis sampai dengan bulan April, ya enggak apa-apa. Nanti kita lapor lagi bahwa ini sudah terpakai sekian banyak untuk menstabilkan harga, dan bantuan pangan juga jalan," ungkapnya.

Sebelumnya, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) meminta Pemerintah untuk merelaksasi harga eceran tertinggi sejumlah bahan pokok.

Ketua Umum Aprindo Roy N Mandey menuturkan, sejumlah harga bahan pokok telah melampaui HET. Oleh sebab itu, perubahan HET diperlukan agar peritel dapat terus menyediakan bahan pokok guna mencegah kekosongan atau kelangkaan di gerai-gerai ritel modern.

"Kami memerlukan sikap Pemerintah dan pihak berwenang untuk merelaksasi pula aturan main HET yang ditetapkan sehingga peritel dapat terus membeli, menyediakan dan menjual kebutuhan pokok bagi masyarakat," ujar Roy beberapa waktu lalu.

Relaksasi ini pun bertujuan mencegah kekosongan dan kelangkaan bahan pokok, terlebih pada Februari 2024 para peritel mulai melakukan pembelian dari produsen guna persiapan pasokan Ramadhan dan Idul Fitri di gerai ritel modern.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Aprindo Minta Ada Koordinasi

Aprindo juga meminta agar ada koordinasi dan komunikasi yang intensif antara kementerian/lembaga dengan para pelaku usaha di sektor hulu (produsen) hingga hilir (peritel) untuk menghadirkan kebijakan yang berorientasi pada urgensi dan solusi adaptif.

"Maka permasalahan anomali harga bahan pokok dapat terkelola dan terkendali dengan baik," kata Roy.

Diketahui, sejumlah bahan pokok seperti beras mengalami kenaikan di berbagai wilayah Indonesia. Kenaikan ini dipicu oleh tingginya permintaan konsumen dibandingkan dengan ketersediaan barang.

Aprindo juga menyebut bahwa kenaikan harga disebabkan oleh produsen yang menaikkan harga di atas HET, sehingga peritel terpaksa ikut menyesuaikan dengan harga beli (tebus).

Roy menyampaikan, kenaikan harga dari produsen dapat menyebabkan kekosongan atau kelangkaan bahan pokok di gerai ritel modern Indonesia.

Menurut Roy, kelangkaan yang terjadi di kemudian hari mampu menimbulkan panic buying atau pembelian secara berlebihan karena takut kekurangan stok.

Pada peritel saat ini disebut mulai kesulitan mendapatkan suplai beras untuk tipe premium lokal kemasan 5 kilogram. Keterbatasan ini disebabkan karena masa panen diperkirakan baru akan terjadi pada pertengahan Maret 2024.

Selain itu, belum masuknya beras tipe medium (SPHP) yang diimpor pemerintah juga menjadi penyebab kelangkaan dan tingginya harga beras.

"Situasi dan kondisi yang tidak seimbang antara suplai dan demand inilah yang mengakibatkan kenaikan HET beras pada pasar ritel modern dan pasar rakyat," kata Roy.

 

3 dari 4 halaman

Ramai Beras Langka, Mentan Amran Bongkar Data Produksi Padi

Sebelumnya diberitakan, ketersediaan beras jenis premium di pasaran belakangan ini menjadi sorotan. Lantaran, stok beras premium itu kini tampak menurun bahkan hingga ramai disebutkan jika beras langka saat ini. Diketahui, penyebab penurunan stok beras premium adalah panen raya yang tertunda.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memastikan perkembangan produksi tanaman padi dan jagung pada tahun ini berjalan dengan sangat baik. Hal ini karena pemerintah sejauh ini terus melakukan pengairan sawah di pulau dan luar pulau jawa dengan menggunakan pompa air.

Hasilnya, kata Mentan, dari luasan tanaman pada Desember 2023 lalu sudah melebihi target bulanan yakni sebesar 1,5 juta hektare. Angka tersebut meningkat pada musim tanam Januari 2024 yang mencapai 1,7 juta hektare.

"Di Desember (2023) kita tanam 1,5 juta hektare, Januari (2024) 1,7 juta hektare. Kalau kita mau memenuhi kebutuhan bulanan itu minimal tanam 1 juta hektare per bulan," ujar Mentan Amran saat melaporkan perkembangan padi dan jagung kepada Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, dikutip Selasa (13/2/2024).

Selain pompanisasi, pemerintah juga terus bergerak cepat melakukan optimasi lahan rawa untuk meningkatkan produktivitas. Disisi lain, kementan juga memberikan insentif benih gratis kepada petani yang mau melakukan perluasan.

"Kami juga terus menyalurkan pupuk tambahan bagi para petani," katanya.

4 dari 4 halaman

Jokowi Tambah Anggaran Pupuk

Diketahui, Presiden Joko Widodo telah menambah jumlah anggaran pupuk sebesar Rp 14 triliun. Penambahan ini dilakukan agar petani tak lagi khawatir dengan ketersediaan pupuk yang selama ini menjadi masalah utama produksi.

Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Rahmad Pribadi mengatakan pihaknya telah mendistribusikan pupuk ke tiap-tiap sentra produksi di kabupaten dan kota. Adapun jumlah pupuk yang disiapkan sebanyak 2 juta ton.

Sedangkan untuk pupuk subsidi yang volumenya sebanyak 4,7 juta ton dan sudah disetujui Presiden, akan ditambah anggarannya agar bisa mencapai jumlah 7,5 juta ton.

"Dari 4,7 juta ton (pupuk bersubsidi) yang sudah disetujui itu tadi arahannya supaya diambil pada musim tanam pertama, sehingga nanti kalau itu habis akan disiapkan lagi anggaran untuk musim tanam kedua," ujar dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.