Sukses

Ramai Beras Langka, Mentan Amran Bongkar Data Produksi Padi

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memastikan perkembangan produksi tanaman padi dan jagung pada tahun ini berjalan dengan sangat baik. Hal ini karena pemerintah sejauh ini terus melakukan pengairan sawah di pulau dan luar pulau jawa dengan menggunakan pompa air.

Liputan6.com, Jakarta Ketersediaan beras jenis premium di pasaran belakangan ini menjadi sorotan. Pasalnya, stok beras premium itu kini tampak menurun bahkan hingga ramai disebutkan jika beras langka saat ini. Diketahui, penyebab penurunan stok beras premium adalah panen raya yang tertunda.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memastikan perkembangan produksi tanaman padi dan jagung pada tahun ini berjalan dengan sangat baik. Hal ini karena pemerintah sejauh ini terus melakukan pengairan sawah di pulau dan luar pulau jawa dengan menggunakan pompa air.

Hasilnya, kata Mentan, dari luasan tanaman pada Desember 2023 lalu sudah melebihi target bulanan yakni sebesar 1,5 juta hektare. Angka tersebut meningkat pada musim tanam Januari 2024 yang mencapai 1,7 juta hektare.

 

"Di Desember (2023) kita tanam 1,5 juta hektare, Januari (2024) 1,7 juta hektare. Kalau kita mau memenuhi kebutuhan bulanan itu minimal tanam 1 juta hektare per bulan," ujar Mentan Amran saat melaporkan perkembangan padi dan jagung kepada Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, dikutip Selasa (13/2/2024).

Selain pompanisasi, pemerintah juga terus bergerak cepat melakukan optimasi lahan rawa untuk meningkatkan produktivitas. Disisi lain, kementan juga memberikan insentif benih gratis kepada petani yang mau melakukan perluasan.

"Kami juga terus menyalurkan pupuk tambahan bagi para petani," katanya.

Jokowi Tambah Anggaran Pupuk 

Diketahui, Presiden Joko Widodo telah menambah jumlah anggaran pupuk sebesar 14 triliun. Penambahan ini dilakukan agar petani tak lagi khawatir dengan ketersediaan pupuk yang selama ini menjadi masalah utama produksi.

Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Rahmad Pribadi mengatakan pihaknya telah mendistribusikan pupuk ke tiap-tiap sentra produksi di kabupaten dan kota. Adapun jumlah pupuk yang disiapkan sebanyak 2 juta ton.

Sedangkan untuk pupuk subsidi yang volumenya sebanyak 4,7 juta ton dan sudah disetujui Presiden, akan ditambah anggarannya agar bisa mencapai jumlah 7,5 juta ton.

"Dari 4,7 juta ton (pupuk bersubsidi) yang sudah disetujui itu tadi arahannya supaya diambil pada musim tanam pertama, sehingga nanti kalau itu habis akan disiapkan lagi anggaran untuk musim tanam kedua," jelasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Jokowi Kumpulkan Menteri di Istana Bahas Beras, Ini Perintahnya

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono ke Istana Negara, Jakarta. Salah satu perintahnya adalah menggenjot produksi beras Tanah Air.

Mentan Amran mengungkapkan salah satu cara yang akan diambil untuk menggenjot produksi beras adalah meningkatkan distribusi air ke sawah-sawah. Caranya, dengan memompa air dari sungai yang pembangunannya akan dilakukan oleh PUPR.

"Itu lah yang kita lakukan (untuk) meningkatkan produksi, yang pertama adalah pompanisasi yang ada sungai besar seperti Bengawan Solo, Cimane dan lain-lain. Kita memasang pompa untuk menaikkan airnya ke sawah," kata Mentan Amran di Istana Negara, Jakarta, Selasa (13/2/2024).Dia membidik sejumlah sentra pertanian baik di Pulau Jawa maupun luar Jawa. Harapannya, aliran air bisa meningkatkan produksi lahan-lahan tadi. Program ini sudah dilaporkan Mentan Amran ke Jokowi.

"Kami laporkan ke bapak Presiden adalah kita bagaimana mengairi sawah-sawah di Pulau Jawa dan Luar Jawa yang wilayah itu ada sungai, ada seperti Sungai Bengawan Solo, kita bisa pompa airnya naik ke petani, naik ke sawah digunakan oleh petani," bebernya.

Titik Lokasi Pertanian

Sementara itu, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pihaknya masih menunggu titik-titik lokasi pertanian untuk dialiri air. Setelah itu, pihak PUPR akan mencari titik air terdekat.

Utamanya, akan menyasar daerah persawahan yang lebih tinggi dari jalur irigasi. Melalui pompa tadi, air akan bisa menjangkau sawah, alhasil, produktivitas akan meningkat.

"Di daerah Jawa ini 500 ribu hektare, (sawah untuk diairi), menanam lebih efisien lebih efektif lebih luas, daerah-daerah yang irigasi di bawah, sawah di atas kita pompa. Kita pompa 500 ribu di Jawa dan luar Jawa 500 ribu," jelasnya.

 

3 dari 3 halaman

Kapan Mulai?

Lebih lanjut, Basuki masih belum bisa memastikan kapan program ini dimulai. Namun, ada 2 target musim tanam, yakni, musim tanam April-September dan Oktober-Maret.

"Nah ini saya tunggu, kan musim tanam ada Asep (April-September) dan Okmar (Oktober-Maret)," kata dia.

Kendati masih perencanaan, Basuki belum bisa menaksir berapa biaya yang dibutuhkan. Sehingga penentuan anggaran untuk pompanisasi sawah ini belum ditentuka.

"Pompa dari PUPR. Belum tahu (besaran anggaran), tergantung lokasinya kita pas-kan pompanya, kapasitasnya. Saya lihat lokasinaya dulu," pungkas dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini