Sukses

Berkat IKN, Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Timur Tembus 6,22% Lampaui Nasional

Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti menyatakan, pertumbuhan ekonomi provinsi Kalimantan Timur berhasil melampaui nasional pada 2023. Dia mencatat, ekonomi provinsi Kalimantan Timur berhasil tumbuh 6,22 persen.

Liputan6.com, Jakarta Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti menyatakan, pertumbuhan ekonomi provinsi Kalimantan Timur berhasil melampaui nasional pada 2023. Dia mencatat, ekonomi provinsi Kalimantan Timur berhasil tumbuh 6,22 persen.

"Ini tentunya karena adanya aktivitas pembangunan di Ibu Kota Nusantara (IKN)," kata Amalia dalam konferensi pers Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2023 di Gedung BPS, Jakarta Pusat, Senin (5/2/2023).

Amalia menyebut, pertumbuhan ekonomi tinggi di provinsi Kalimantan Timur itu ditopang oleh aktivitas konstruksi. Yakni berhasil tumbuh hingga 15,82 persen. 

"Ini karena adanya aktivitas pembangunan di Ibu Kota Nusantara," tegasnya.

PMTB Kalimantan Timur

Selain itu, pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) di Provinsi Kalimantan Timur juga tercatat tumbuh tinggi pada tahun 2023, meski BPsls tidak menyebutkan besaran angka yang dimaksud.

PMTB merupakan pengeluaran untuk barang modal yang mempunyai umur pemakaian lebih dari satu tahun dan tidak merupakan barang konsumsi, mencakup bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal, bangunan lain seperti jalan dan bandara, serta mesin dan peralatan.

"Dan ini karena tentunya adanya pembangunan berbagai infrastruktur di Ibu Kota Nusantara," pungkasnya.

Mengutip data BPS, Kalimantan Timur berhasil menduduki peringkat ketiga provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di 2023. Diurutan pertama Maluku Utara 20,49 persen, Sulawesi Tengah 11,91 persen, dan Kalimantan Timur 6,22 persen.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Berkah Pemilu, Ekonomi Indonesia sepanjang 2023 Tumbuh 5,05%

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada kuartal IV 2022 tembus 5,04 persen secara tahunan (year on year/YoY). Secara kumulatif, ekonomi Indonesia di sepanjang 2023 tumbuh sebesar 5,05 persen.

Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, mengatakan sepanjang 2023 industri pengolahan menjadi sumber pertumbuhan tertinggi yakni sebesar 0,95 persen. Kemudian disusul oleh perdagangan 0,63 persen, transportasi dan pergudangan 0,58 persen, dan infokom 0,49 persen.

"Industri pengolahan tumbuh stabil akibat masih kuatnya permintaan domestik dan global," kata Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers pengumuman pertumbuhan ekonomi kuartal IV-223, Senin (5/2/2024).

Untuk rincian industri pengolahan terdiri dari industri logam dasar yang tumbuh 14,17 persen yang dipengaruhi peningkatan permintaan luar negeri, seperti produksi logam dasar besi dan dan baja.

Lalu, industri barang logam, komputer, barang elektronik, optik dan peralatan listrik tumbuh 13,67 persen sejalan dengan peningkatan produksi industri barang logam bukan mesi dan peralatan.

Industri alat angkut tumbuh 7,63 persen akibat dari peningkatan peningkatan permintaan domestik sepeda motor. Lalu industri kertas dan barang dari kertas, percetakan dan reproduksi medua rekaman tumbuh 4,52 persen didorong oleh kenaikan permintaan percetakan menjelang pemilu 2024.

Sementara, untuk sektor perdagangan tumbuh sejalan dengan penigkatan suplai barang domestik, yang didukung oleh perdagangan mobil, sepeda motor, dan reparasinya tumbuh sebesar 4,5 persen yang disebabkan oleh meningkatnya penjualan sepeda motor. Lalu, perdagangan besar dan eceran, bukan mobil dan sepeda motor rumbuh 4,92 persen akibat peningkatan aktivitas perdagangan barang domestik.

 

3 dari 3 halaman

Transportasi dan Pergudangan

Lanjut Amalia, untuk sektor transportasi dan pergudangan tumbuh solid seiring dengan penigkatan mobilitas masyarakat, yang didukung oleh angkutan udara tumbuh 28,96 persen ditandai dengan peningkatan jumlah penumpang angkutan udara, baik rute domestik maupun internasional.

Di sisi lain, angkutan rel tumbuh 23,74 persen ditunjukkan oleh peningkatan jumlah penumpang seiring penambahan jadwal perjalanan kereta api jarak jauh, serta pembukaan jalur baru LRT Jabodebek, dan Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

Demikian untuk sektor informasi dan komunikasi tumbuh 7,59 persen didukung oleh peningkatan jumlah Base Transceiver Station (BTS) beberapa operator telekomunikasi, peningkatan jumlah startup, dan peningkatan penetrasi internet di Indonesia.

"Informasi dan komunikasi juga tumbuh stabil didorong oleh penetrasi pengguna internet yang semakin membaik," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini