Sukses

Prediksi Harga Emas Dunia, Siap-Siap Bertahan di Level Segini

Harga emas dunia diprediksi masih akan dalam kisaran USD 2.000 hingga USD 2.200.

Liputan6.com, Jakarta Setelah para pedagang menyaksikan salah satu minggu paling tidak penting untuk logam mulia dalam beberapa bulan, drama kembali terjadi di pasar emas pekan lalu, dengan pergerakan besar sebagai respons terhadap data penting dan pidato pejabat The Fed.

Dikutip dari Kitco, Senin (5/2/2024), harga emas dunia memulai perdagangan pekan lalu pada level USD 2.024 per ounce di pasar spot, trennya perlahan namun terus meningkat pada paruh pertama minggu lalu sebelum pernyataan FOMC dan konferensi pers Ketua Fed Powell pada Rabu sore lalu memupuskan semua harapan penurunan suku bunga musim semi dan membuat harga emas turun tajam.

Kemudian, pada Kamis pagi, harga emas berbalik arah dan melonjak ke level tertinggi pada pekan lalu di USD 2.064.28, dan harga emas terus diperdagangkan hingga laporan data pekerjaan AS pada Jumat pagi muncul hampir dua kali lipat dari konsensus, dan mendorong harga emas kembali turun hingga memantul pada USD 2.030 per ounce.

Survei Emas Mingguan Kitco News terbaru menunjukkan perbedaan yang jelas antara pedagang institusional dan ritel, dengan dua pertiga ahli kehilangan kepercayaan pada logam mulia, sementara sebagian besar investor ritel masih memperkirakan harga emas akan naik dalam minggu ini.

Harga Emas Masih akan Melemah

Kepala Dealer Logam Mulia di Alliance Financial, Frank McGhee berpendapat bahwa harga emas masih akan melemah.

“Pasar salah menilai mengingat berlanjutnya kekuatan di pasar tenaga kerja AS dan kalender tahun pemilu,” katanya.

Sementara itu, Direktur Divisi Lindung Nilai Komersial di Walsh Trading John Weyer mengatakan harga emas diperkirakan akan tetap berada pada kisaran USD 2.000. “Saya pikir mereka tidak akan bergerak terlalu jauh dari sana,” katanya.

“Masih ada kekhawatiran inflasi yang cukup untuk menopang hal ini. Namun sisi positifnya, saya pikir (harga emas) USD 2.150 hingga USD 2.200, kita akan mengujinya lagi pada berita acara dunia yang berkelanjutan. Jika datanya berubah, harga emas bisa melampaui USD 2.200. Tetapi saat ini, saya pikir kita berada dalam kisaran USD 2.000 hingga USD 2.200," tuturnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Harga Emas Dunia Runtuh Imbas Penguatan Dolar AS

Pekan lalu, harga emas dunia tergelincir pada perdagangan di hari Jumat. Pendorong penurunan harga emas dunia ini karena tertekan oleh penguatan nilai tukar dolar AS dan juga kenaikan imbal hasil obligasi AS.

Laporan nonfarm payrolls AS menguat sehingga menciptakan ketidakpastian soal pemotongan suku bunga acuan Bank Sentral AS atau Federal Reserve (Fed).

Mengutip CNBC, Sabtu (3/2/2024), Harga emas di pasar spot turun 0,8% menjadi USD 2.038,59 per ounce. Namun jika dihitung sepanjang pekan, harga emas telah mengalami kenaikan 0,6% dan mampu bertahan di atas area utama USD 2.000 sejak awal tahun.

Sedangkan untuk harga berjangka AS turun 0,7% menjadi USD 2.0557,10 per ounce.

Indeks dolar naik 0,5%, membuat emas batangan lebih mahal bagi pembeli luar negeri. Imbal hasil obligasi acuan 10 tahun juga naik.

Pengusaha di AS menambahkan 353.000 pekerjaan pada bulan Januari, mengalahkan perkiraan para ekonom sebanyak 180.000 pekerjaan. Perekonomian yang tangguh dan produktivitas pekerja yang kuat mendorong dunia usaha untuk merekrut dan mempertahankan lebih banyak karyawan. Hal ini menjadi sebuah tren yang dapat melindungi perekonomian AS dari resesi tahun ini.

"Harga emas mampu bertahan meskipun ada laporan ketenagakerjaan yang sangat baik,” kata analis logam mulia independen yang berbasis di New York, Tai Wong.

“Tetapi kita mungkin perlu menunggu sebentar dan melihat apakah harga emas akan turun jauh lebih rendah,” tambah Wong.

3 dari 3 halaman

Pernyataan Fed

Menurut CME Fed Watch Tool, para pedagang kini memperkirakan peluang penurunan suku bunga AS sebesar 78% di Mei. Angka ini turun jika dibandingkan dengan sebelum data ketenagakerjaan dirilis yang masih sebesar 92%.

Suku bunga yang lebih rendah meningkatkan daya tarik emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.

Ketua Fed Jerome Powell minggu ini menolak gagasan penurunan suku bunga di musim semi, namun menyuarakan keyakinan bahwa inflasi akan kembali ke target 2%.

“Jika suku bunga (bunga) ini tetap di tempatnya dan ada ketidakjelasan mengenai hal tersebut, kemungkinan besar kita akan melihat lingkungan yang agak kelu untuk kenaikan harga emas,” kata ahli strategi pasar WGC Joseph Cavatoni.

Sedangkan harga logam lainnya perak di pasar spot kehilangan 2% menjadi USD 22.6715 per ounce, platinum turun 2,5% menjadi USD 890.666 dan paladium turun 1,6% pada USD 946.6762.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.