Sukses

Ramalan Bos BI: Fed Pangkas Suku Bunga Semester II 2024

Berkaca pada tren belakangan, Fed Fund Rate cenderung kurang yakin akan mengalami penurunan. Alhasil, timbul pertanyaan di pasar. Namun, dia membidik akan terjadi penurunan di paruh kedua tahun ini.

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memprediksi Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga Amerika Serikat pada Semester II-2024 ini. Fed Fund Rate diramal akan turun sebesar 75 basis poin (bsp) secara bertahap.

Dia mengatakan, berkaca pada tren belakangan, Fed Fund Rate cenderung kurang yakin akan mengalami penurunan. Alhasil, timbul pertanyaan di pasar. Namun, dia membidik akan terjadi penurunan di paruh kedua tahun ini.

"Nah Bank Indonesia mulai rise decision making, the probability akan turun? Yes. Kapan? Kalau BI memandangnya, starting the second semester (di awal Semester II)," ujar Perry dalam Forum Forum Stabilitas Moneter di Tengah Dinamika Ekonomi 2024, di Jakarta, Kamis (1/2/2024).

Dia memprediksi, besaran penurunannya sebanyak 75 basis poin secara bertahap dimulai pada awal Semester II-2024. Perry bilang akan melakukan pembaruan lagi jika ada data-data teranyar yang berkaitan dengan prediksi itu.

Melihat hal tersebut, Perry juga mengatakan belum ada kemungkinan suku bunga AS akan turun pada Semester I-2024 ini.

 

"Bulan depan lagi ya kita perbarui lagi, tapi based line kami bahwa Fed Fund Rate akan turun di semester 2, belum akan di semester 1. Berapa? 3 kali, berapa banyak 75 basis poin. Itu adalah seperti itu. Ini part-nya ya," paparnya.

 

Perry memandang, ada kebimbangan dari The Fed untuk menurunkan suku bunga pada tahun lalu. Tapi, kali ini tren penurunan itu mulai menunjukkan titik terang.

"Apakah Fed Fund Rate akan turun? Probabilitasnya akan turun. Bandingkan tahun lalu gak jelas, turun, enggak, turun, enggak, turun, enggak. Cuma sekarang sudah, cuma kapan akan turun dan berapa, itu yang harus kita lakukan (kajian) karena Amerika masih harus melihat apakah inflasinya yang turun itu akan terus turun," ungkapnya.

Mengutip bahan paparannya, Fed Fund Rate akan turun ke 5 persen di kuartal III-2024. Kemudian, turun lagi menjadi 4,75 persen pada kuartal IV-2024. Kemudian, diprediksi akan turun secara konsisten sebesar 25 bsp per kuartal hingga penghujung 2025.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Ekonomi Indonesia Masih Baik

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkap ada dampak terhadap ekonomi global disaat adanya pemilihan umum (pemilu) di 54 negara di dunia. Ini menjadi lanjutan dinamika ekonomi sejak beberapa tahun terakhir.

Perry mengatakan, gelombang dinamika ekonomi global saat ini tidak sebesar seperti yang terjadi 2-3 tahun lalu. Namun, hal ini yang perlu diwaspadai juga kedepannya.

"54 negara mengadakan pemilu tahun ini dan tentu saja ada dinamika politik accross the globe, thats visit (berpengaruh ke Indonesia)," ujar Perry dalam Forum Stabilitas Moneter di Tengah Dinamika Ekonomi 2024, di Jakarta, Kamis (1/2/2024).

Dia mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi di beberapa negara besar terfragmentasi. Misalnya ada Amerika Serikat dan China yang terpantau turun. Namun, India dan Indonesia masih mengalami tren kenaikan.

"Sumber-sumber pertumbuhan terjadi fragmentasi, Amerika turun, Tiongkok melempem, India masih naik, Indonesia? Thank's Godness, bersyukur, we are one of the best economic performance of the world, itu yang kita lakukan," tegasnya.

 

3 dari 3 halaman

Ekonomi Global Melambat

Secara global, ekonomi dunia juga ikut melambat. Pada 2023 tercatat peetumbuhannya sekitar 3 persen, pada 2024 ini diprediksi turun menjadi 2,8 persen, dan tahun 2025 bakal kembali lagi ke level 3 persen.

Kemudian, dari negara adidaya, Amerika Serikat mencatatkan pertumbuhan ekonomi tahun lalu sekitar 3 persen. Tahun ini diprediksi turun ke 1,3 persen, dan tahun depan diprediksi naik lagi ke 1,8 persen.

"China yang tahun lalu adalah sekitar 5 persen, tahun ini 4,6 persen, tahun depan turun lagi. Bagi bapak ibu yang berdagang dengan China, Look at that. Properti china masih berat untuk recover. Harga komoditas agak turun, itu adalah yang terjadi, face it," tuturnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.