Sukses

Awal 2024, Harga Emas Dunia Stabil di USD 2.061

Harga emas memasuki tahun 2024 di bawah tekanan dari lonjakan dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta Harga emas memasuki tahun 2024 di bawah tekanan dari lonjakan dolar AS. Meski demikian, harga emas dunia tetap bertahan di tengah ekspektasi Federal Reserve akan menurunkan suku bunga tahun ini dan meningkatnya kekhawatiran atas serangan terhadap pelayaran di Laut Merah.

Dikutip dari CNBC, Rabu (3/1/2024), harga emas stabil di USD 2,061.59 per ounce pada hari Selasa setelah naik sebanyak 0,8% di awal sesi. Harga emas berjangka AS tergelincir 0,1% menjadi USD 2.070,30.

Indeks dolar (.DXY) naik 0,8% di jalur kenaikan harian terbesar sejak bulan Juli, didukung oleh imbal hasil AS yang lebih tinggi, membuat emas batangan yang dihargakan dalam dolar AS lebih mahal bagi pembeli luar negeri.

Namun kemungkinan eskalasi di Laut Merah membuat harga emas tetap terdukung, kata Daniel Pavilonis, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.

Harga Emas Naik di 2023

Harga emas melonjak 13% pada tahun 2023 yang merupakan kenaikan tahunan pertama sejak tahun 2020 dan diperkirakan akan mencapai rekor tertinggi pada tahun 2024, karena suku bunga yang lebih rendah mengurangi opportunity cost dari memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.

“Ketika kita melihat seberapa besar kenaikan harga emas yang diperoleh dari ekspektasi penurunan suku bunga pada tahun 2023, kita bisa melihat kenaikan yang signifikan pada tahun 2024 ketika bank sentral benar-benar mulai melonggarkan kebijakan mereka,” kata Fawad Razaqzada, analis pasar di City Index, menambahkan bahwa waktu sebenarnya dan tingkat penurunan suku bunga akan bergantung pada data yang masuk.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Fokus Pasar

Minggu ini, perhatian pasar tertuju pada risalah rapat The Fed terakhir yang dijadwalkan pada hari Kamis. Data lowongan pekerjaan AS dan data non-farm payrolls bulan Desember, yang keduanya akan dirilis pada hari Jumat, juga akan dipantau dengan cermat.

Perak turun 0,5% menjadi USD 23,64 per ounce sementara platinum turun 0,5% menjadi USD 982,18.

Paladium tergelincir 2,2% menjadi USD 1,074.62, terendah sejak 14 Desember.

“Prospek permintaan paladium sebagian bergantung pada laju transisi energi, khususnya pertumbuhan permintaan kendaraan listrik, karena pertumbuhan kendaraan listrik bertenaga baterai yang lebih tinggi berdampak negatif terhadap permintaan paladium,” kata HSBC dalam sebuah catatan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.