Sukses

Harga Pangan Mahal, Pedagang Pasar Duga Ada Oknum Mainkan Distribusi

Sekretaris Jenderal IKAPPI Reynaldi Sarijowan mengatakan pada sisi distribusi perlu diawasi dengan ketat. Dia menduga harga pangan dari produsen masih lebih murah.

Liputan6.com, Jakarta - Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) menduga ada oknum yang permainkan harga di sisi distribusi pangan. Pasalnya, ada kenaikan harga komoditas pangan di pasaran.

Sekretaris Jenderal IKAPPI Reynaldi Sarijowan mengatakan pada sisi distribusi perlu diawasi dengan ketat. Dia menduga harga pangan dari produsen masih lebih murah.

"Distribusi ini menjadi penting kenapa? Kalau pemerintah tidak bisa mengintervensi di jalur tengah atau middle man, ini kan acapkali menaikan harga yang gila-gilaan gitu," ungkap Reynaldi kepada Liputan6.com, Jumat (24/11/2023).

Misalnya, kata dia, harga bawang merah dari petani di sentra produksi di Brebes yang bisa dijual sekitar Rp 15.000 per kilogram (kg) ke distributor. Namun, sampai ke pasar harganya bisa naik dua kali lipat.

Dia meminta pemerintah ikut turun tangan menangani aspek ini. Misalnya dengan memberikan subsidi biaya distribusi pangan dari sentra produksi ke titik-titik konsumsi.

"Tapi karena middle man yang bermain ini bisa sampai di pasar itu 30 ribuan, jadi hal-hal ini seharusnya pemerintah bisa mengoptimalkan atau mengorkestrasi dari hulu sampai ke hilir," tuturnya.

Da mengaku heran harga pangan naik jauh sebelum momen Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 (Nataru). Di mana, pada momen itu dianggap wajar adanya kenaikan harga imbas meningkatnya permintaan.

"Jadi persoalan ini harus diurai satu per satu tiap komoditas. Katakanlah kenapa belum memasuki nataru tapi harga-harga sudah terpantul tinggi, ini kan ada sebabnya. Jadi, itu yang harus dikaji oleh pemerintah. Kalau usulan kami dari IKAPPI ialah pemerintah menggalakkan lagi sentra-sentra pertanian, produktivitasnya ditingkatkan, " paparnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Subsidi Distribusi

Lebih lanjut, Reynaldi meminta pemerintah serius dalam memberikan subsidi biaya distribusi tadi. Jika dilihat pada aturan, upaya ini pernah dilakukan pemerintah untuk menekan inflasi pangan. Salah satu sumber dananya dari pemerintah daerah.

"Pemerintah memberikan subsidi distribusi agar petani, peternak, nelayan bisa distribusikan ke pasar-pasar dengan bantuan pemerintah yang kami sebut dengan subsidi distribusi, ini akan jauh lebih murah, efektif, efisien dan harganya pun tentu bisa dikontrol oleh pemerintah," bebernya.

Di sisi yang sama, Reynaldi juga melihat adanya pengaruh kondisi cuaca yang berdampak pada produksi pertanian yang dikhawatirkan menurun. Alhasil, ditakutkan juga akan ikut mengerek harga jual.

"Nah ini harus ada antisipasi dari pemerintah, pencegahan agar produksi pertanian kita bisa dioptimalkan dengan baik, sehingga pendistribusiannya ke pasar-pasar bisa lebih masif," pungkasnya.

 

3 dari 4 halaman

Harga Bahan Pangan Naik

Diberitakan sebelumnya, Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) mencatat banyak bahan pangan yang mengalami kenaikan beberapa waktu belakangan ini. Padahal, biasanya harga pangan naik ketika permintaan melonjak seperti pada momen Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Sekretaris Jenderal IKAPPI Reynaldi Sarijowan mengaku heran kenaikan harga pangan terjadi jauh hari sebelum Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 (Nataru). Dia mencatat harga cabai hingga gula masih terus mengalami kenaikan.

"Kalau bicara tren, tren ini sebenarnya belum cukup terlihat permintaan yang tinggi. Kecuali kita 1 minggu memasuki natal dan tahun baru, ini kan permintaan akan 2 kali lipat, tapi di November ini kenapa beberapa komoditas ini mengalami kenaikan," ujar Reynaldi kepada Liputan6.com, Jumat (24/11/2023).

 

4 dari 4 halaman

Gula Paling Mahal Sepanjang Sejarah

Dia menerangkan dalam beberapa bulan terakhir, harga komoditas pangan terus merangsek naik. Diantaranya, beras kualitas medium masih dijual Rp 13.000 per kilogram (kg) padahal harga eceran tertinggi (HET) beras medium dipatok Rp 10.900 per kg. Lalu, ada bawang merah yang masih bertengger di angka Rp 35.000 per kg.

"Kemudian cabai-cabaian juga mengalami kenaikan, bahkan kenaikannya ini di atas 100 persen gitu, cabai merah keriting sudah di angka Rp 88.500 per kilo, yang cabai besar tw Rp 82.000 (per kg), rawit merah ini yang cukup pedas, di kisaran Rp 110.000 per kilo," paparnya.

"Bawang putih juga sama, kenapa bawang putih ini bisa tinggi harganya di angka Rp 41.000 (per kg) padahal impor 100 persen justru ini yang bermasalah," sambung Reynaldi.

Selanjutnya, harga daging ayam pun terpantau mengalami kenaikan di pasar tradisional dengan kisaran harga Rp 41.000-42.000 per kg. Diikuti juga dengan telur ayam yang dijual sekitar Rp 28.000 per kg.

"Ada gula pasir yang mengalami kenaikan selama sepanjang sejarah Indonesia berdiri itu gula pasir paling tinggi hari ini Rp 16.000-16.500 per kilo," tegasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini