Sukses

Otorita IKN Gelar Berbagai Kegiatan Cegah Punahnya Budaya Asli Kaltim

Otorita IKN melihat pembangunan IKN tak dapat lepas dari kebudayaan. Kebudayaan Nusantara ini salah satunya yang berasal dari Kalimantan.

Liputan6.com, Jakarta - Deputi Bidang Sosial, Budaya dan Pemberdayaan Masyarakat (Sosbudpemas) Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) Alimuddin menilai, keberlangsungan pembangunan IKN tidak lepas dari peran masyarakat lokal, termasuk masyarakat adat di Kaltim.

Apalagi Kaltim merupakan provinsi dengan suku, budaya dan adat yang sangat beragam. Mulai dari suku asli Kalimantan seperti Banjar, Kutai, dan dayak yang beragam jenisnya. Hingga luar Kalimantan seperti Batak, Jawa, Bugis dan lainnya. Bentuk budaya seperti bahasa dari beberapa suku lokal bahkan sudah ada yang terancam punah.

"Itulah mengapa penting untuk membangun komunikasi dengan masyarakat adat Kaltim untuk terlibat serta dalam pembangunan IKN. Kami mengupayakan perekatan budaya. Ini karena kita akan kedatangan banyak orang dan banyak budaya yang akan masuk. Kalau kita tidak dekatkan, nanti budaya tergerus," kata Alimuddin, Sabtu (11/11/2023).

Otorita IKN, sambungnya, melihat pembangunan IKN tak dapat lepas dari kebudayaan. Kebudayaan Nusantara ini salah satunya yang berasal dari Kalimantan. Sebagai tuan rumah IKN, warga lokal harus solid. Maka masing-masing akan jadi perekat budaya ini.

"Tapi IKN bukan hanya milik Kaltim saja, ini milik Indonesia. Tapi budaya lokal Kalimantan ini adalah bagian dari budayanya Kaltim. Terlebih hingga seperti sekarang, Kaltim tak bisa lepas dari sejarah, termasuk budaya. Jika ada yang tidak sesuai maka kita berusaha eliminir. Kita kembalikan seperti semula. Budaya jadi wahana pembauran sosial," tuturnya.

Jika budaya dan pembauran ini berjalan dengan baik, ia menilai itu akan berdampak baik terhadap pembangunan IKN, maka proses pembangunan akan lancar. Ia percaya, masyarakat Kaltim sangat menunggu ini.

Pembangunan IKN perlu dukungan banyak pihak. Apalagi selama ini Kaltim hidup dalam keberagaman. Kendati perlu terus dilakukan pembauran sosial untuk memelihara perbedaan menjadi satu kesatuan utuh. "Jadi supporting item dalam pembangunan Nusantara," katanya.

Sudah Hampir Punah

Saat ini, lanjut Alimuddin, berdasarkan penelitian dari Balai Bahasa Kaltim salah satunya itu menyatakan, Paser sebagai salah satu suku di Kaltim yang bahasanya terancam punah. Oleh karena itu, walaupun pemerintah daerah sudah melakukan muatan lokal di sekolah, tidak cukup efektif.

Penerapan muatan lokal bahasa daerah ini memang dapat menghambat dari kepunahan. Namun harusnya bahasa ini dihidupkan kembali di masing-masing rumah sebagai bahasa ibu.

"Karena kalau tidak nanti jadi cerita saja. Nah, untuk ini para pelaku budaya harus bersama kita. Stakeholder jadi satu," ungkapnya.

Otorita IKN melakukan berbagai kegiatan mencegah punahnya budaya asli Kaltim. Antara lain kegiatan rembuk budaya ini atau penyelenggaraan kegiatan lain dengan kementerian. "Ke depan kami akan bentuk sekolah vokasi seni budaya," tandas Alimuddin.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.