Sukses

Begini Ramalan BPS Soal Inflasi Global di Akhir 2023 dan 2024

Badan Pusat Statistik mengungkapkan bahwa inflasi global diperkirakan akan berlanjut di sisa tahun 2023 dan 2024 mendatang.

Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik mengungkapkan bahwa gejolak inflasi global diperkirakan akan berlanjut  di sisa tahun 2023 dan 2024 mendatang.

 

“Begitupun dengan inflasi di emerging market dan developing economies, akan tetapi prediksi tersebut dikoreksi meningkat sejalan dengan tren kenaikan harga beberapa komunitas di pasar global,” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini dalam Rilis BPS yang disiarkan pada Rabu (1/11/2023).

“Jika kita tinjau perkembangan harga komoditas di pasar internasional, minyak mentah mengalami rebound sejak Juli 2023,” lanjut Pudji.

Selain itu, harga emas dunia juga terus melanjutkan tren kenaikan sejak akhir 2022.

Ada juga harga beras di sejumlah negara yang meningkat tajam sejak Juli 2023 akibat dari dampak fenomena kekeringan El Nino.

“Mengacu pada informasi BMKG, El Nino masih bertahan pada level moderat di Oktober 2023 ini,” beber Pudji.

Inflasi Indonesia

Indonesia tercatat memiliki angka inflasi bulanan sebesar 0,17 persen pada Oktober 2023.

Ini merupakan peningkatan indeks harga konsumen dari 115,44 pada September 2023 menjadi 115,64 pada Oktober 2023.

“Sementara secara year-on-year terjadi inflasi sebesar 2,56 persen dan secara tahun kalender atau year to date terjadi inflasi sebesar 1,80 persen,” jelas Pudji.

Inflasi Indonesia pada Oktober 2023 ini lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya, namun lebih tinggi jika dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun lalu.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

BPS: Inflasi Indonesia Sentuh 0,17 Parsen di Oktober 2023

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka inflasi bulanan Indonesia sebesar 0,17 persen pada Oktober 2023.

Angka inflasi ini merupakan peningkatan indeks harga konsumen dari 115,44 pada September 2023 menjadi 115,64 pada Oktober 2023.

“Sementara secara year-on-year terjadi inflasi sebesar 2,56 persen dan secara tahun kalender atau year to date terjadi inflasi sebesar 1,80 persen,” ungkap Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini dalam rilis BPS yang disiarkan pada Rabu (1/11/2023)Lebih lanjut Pudji mengatakan, iinflasi bulanan pada Oktober 2023 ini lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya, namun lebih tinggi jika dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun lalu.

Kelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar pada Oktober 2023 ini adalah transportasi dengan inflasi sebesar 0,55 persen dan andil inflasi 0,07 persen.

 

3 dari 3 halaman

Harga Beras Jadi Penyumbang Inflasi

Sementara di tingkat komoditas, penyumbang inflasi secara month-to-month adalah beras dengan inflasi sebesar 0,06 persen

”Kemudian bensin dengan andil inflasi sebesar 0,04 persen, cabe rawit dengan andil inflasi sebesar 0,03 persen,” beber Pudji.

Adapun tarif angkutan udara yang tercatat memiliki andil inflasi sebesar 0,02 persen persen.

Selain itu terdapat beberapa komoditas lainnya yang memberikan andil inflasi sebesar 0,01 persen; diantaranya adalah cabe merah, emas perhiasan, tarif air minum PAM, jeruk, dan sawi hijau.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.