Sukses

Tekan Ongkos, SDN 2 Sukajaya Manfaatkan Energi Surya dan Air Limbah

PHE Jambi Merang memang tengah menyasar bidang pendidikan untuk melaksanakan program corporate social rensponsibility (CSR). Dalam pelaksanaannya, isu seputar energi terbarukan bisa turut disosialisasikan kepada anak sekolah dasar.

Liputan6.com, Jakarta - Implementasi penggunaan energi terbarukan bisa dilakukan secara mandiri sedari dini, seperti dilakukan SDN 2 Sukajaya di Kecamatan Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Setelah menetapkan zero plastik sampah, SDN 2 Sukajaya turut memanfaatkan sinar matahari dan air limbah untuk keseharian siswa/siswi di sana.

Program peduli lingkungan ini juga mendapat dukungan dari PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Jambi Merang. Field Manager PHE Jambi Merang Raden Satrio Mursabdo mengatakan, kolaborasi tanggung jawab sosial dan lingkungan antara pihaknya dan SDN 2 Sukajaya sudah terjalin sejak 2019.

"Dalam hal ini kebersamaan kita dengan SDN 2 Sukajaya telah berlangsung selama 4 tahun. Telah dimulai karena adanya aspirasi dari sekolah," ujar Satrio dalam kunjungan ke SDN 2 Sukajaya, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, Selasa (24/10/2023).

Satrio menyampaikan, PHE Jambi Merang memang tengah menyasar bidang pendidikan untuk melaksanakan program corporate social rensponsibility (CSR). Dalam pelaksanaannya, isu seputar energi terbarukan bisa turut disosialisasikan kepada anak sekolah dasar.

"Kita sangat berharap, dari pendidikan ini murid-murid kita sejak usia dini sudah diperkenalkan, jadi agent of change untuk memperbaiki lingkungan kita. Berempati pada lingkungan, dan dalam inovasi nantinya akan diperkenalkan dengan energi terbarukan dan digitalisasi," ungkapnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Mengkonversikan Sinar Matahari

Pada saat yang sama, Kepala Sekolah SDN 2 Sukajaya Sukasmino menyampaikan, sekolah yang dibawahinya telah memanfaatkan panel surya (solar cell) guna mengkonversikan sinar matahari jadi tenaga listrik.

"Solar cell itu dibangun dengan energi matahari, sangat membantu kami mengurangi cost atau biaya anggaran sekolah. Yang mustinya keluarkan Rp 200 ribu bayar listrik PLN, dengan adanya solar cell tersebut kurangi biaya anggaran listrik," tuturnya.

Sebagai pengembangan dari solar panel tersebut, SDN 2 Sukajaya juga turut mengelola instalasi pengolahan air limbah (IPAL) milik sendiri. Sukasmino menceritakan, air limbah itu diolah jadi sumber untuk menyiram tanaman (plant nursery) hingga kandang burung (aviary).

 

3 dari 3 halaman

Menyiram Tanaman

"Saya sudah jalan lumayan jauh, enggak ada SD yang pengelolaan IPAL-nya seperti ini. Semua air kotor, kecuali MCK, itu semua dialirkan ke bak melalui solar cell dan bisa untuk menyiram tanaman," jelasnya.

"Limbah bekas sabun dan lain-lain dialirkan melalui instalasi, difiltrasi kembali, dan dialirkan untuk penyiraman nursery maupun aviary yang ada," kata Sukasmino.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini