Sukses

Google PHK Sekitar 45 Karyawan

Diperkirakan 40 hingga 45 pekerja di Google News terkena PHK, menurut juru bicara Serikat Pekerja Alphabet.

Liputan6.com, Jakarta Badai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) tampaknya belum usai di sektor teknologi Amerika Serikat.

Kali ini, PHK kembali melanda karyawan di platform ternama Google.

Melansir CNBC International, Kamis (19/10/2023) Google dikabarkan telah memangkas lusinan pekerjaan di divisi berita pekan ini, melakukan perampingan pada saat yang sangat sensitif bagi platform dan penerbit online.

Diperkirakan 40 hingga 45 pekerja di Google News terkena PHK, menurut juru bicara Serikat Pekerja Alphabet, yang tidak mengetahui jumlah pastinya.

Seorang juru bicara Google mengkonfirmasi PHK tersebut tetapi tidak memberikan jumlahnya, dan mengatakan masih ada ratusan orang yang mengerjakan produk news tersebut.

"Kami sangat berkomitmen terhadap ekosistem informasi yang dinamis, dan berita adalah bagian dari investasi jangka panjang," kata juru bicara tersebut.

"Kami telah melakukan beberapa perubahan internal untuk merampingkan organisasi kami. Sejumlah kecil karyawan terkena dampaknya. Kami mendukung semua orang dengan masa transisi, layanan penempatan kerja, dan pesangon saat mereka mencari peluang baru di Google dan seterusnya," lanjut juru bicara itu.

Sudah Bertautan dengan Berbagai Media

Seperti diketahui, Google News menyajikan tautan ke artikel dari ribuan penerbit dan platform media.

Fitur ini merupakan salah satu bagian yang populer bagi orang-orang yang menggunakan penelusuran Google, memungkinkan mereka menemukan berita berperingkat teratas tentang topik tertentu.

Pemotongan di Google News terjadi setelah PHK yang meluas di banyak posisi tahun ini.

Pada bulan Januari 2023, Google mengumumkan akan memangkas 12.000 pekerjanya, yang mempengaruhi sekitar 6 persen dari angkatan kerja penuh waktu.

Bulan lalu, perusahaan juga melakukan PHK terhadap ratusan posisi dari divisi perekrutannya.

Seorang staf insinyur di Google News menulis postingan di LinkedIn pada hari Selasa mengenai PHK tersebut.

"Ini adalah beberapa orang terbaik dan tercerdas yang pernah bekerja dengan saya," tulis pegawai tersebut. "Kinerja kami pasti akan menjadi lebih buruk tanpa mereka," ujarnya di LinkedIn.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Putaran Kedua PHK, LinkedIn Pangkas 668 Karyawan

Badai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kembali terjadi di platform LinkedIn. Melansir Channel News Asia, Selasa (17/10/2023) LinkedIn mengungkapkan bahwa pihaknya akan memberhentikan 668 karyawan di seluruh tim teknik, talenta, dan keuangannya pada putaran kedua PHK tahun ini.

PHK di LinkedIn terjadi di tengah melambatnya pertumbuhan pendapatan.

Pemangkasan tersebut, yang berdampak pada lebih dari 3 persen dari 20.000 staf LinkedIn, menambah puluhan ribu pekerjaan yang hilang tahun ini di sektor teknologi dalam menghadapi prospek ekonomi yang tidak menentu.

"Sementara kami menyesuaikan struktur organisasi dan menyederhanakan pengambilan keputusan, kami terus berinvestasi dalam prioritas strategis untuk masa depan kami dan memastikan kami terus memberikan nilai bagi anggota dan pelanggan kami," kata LinkedIn dalam sebuah pernyataan.

Sektor teknologi di Amerika Serikat telah memberhentikan 141,516 karyawan pada paruh pertama tahun ini dibandingkan dengan sekitar 6,000 pada tahun lalu, menurut perusahaan ketenagakerjaan Challenger, Gray & Christmas.

LinkedIn menghasilkan keuntungan melalui penjualan iklan dan dengan membebankan biaya berlangganan kepada profesional perekrutan, juga penjualan yang menggunakan jaringan tersebut untuk menemukan kandidat pekerjaan yang sesuai.

Pada kuartal keempat tahun fiskal 2023, pendapatan LinkedIn meningkat hanya 5 persen year-on-year, dibandingkan 10 persen pada kuartal sebelumnya.

Microsoft menyebut perlambatan dalam perekrutan dan penurunan belanja iklan sebagai hambatan bagi LinkedIn, meskipun mereka terus menambah anggota baru ke komunitasnya yang berjumlah 950 juta orang.

3 dari 3 halaman

Badai PHK di Sektor Teknologi AS, Flexport Pangkas 20 Persen Karyawan Global

Badai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kembali melanda sektor teknologi di Amerika Serikat.

Startup perangkat lunak, Flexport berencana memangkas sekitar 20 persen tenaga kerja globalnya sebagai bagian dari gelombang PHK baru yang diperkirakan akan dimulai pada hari Jumat (13/10).

Mengutip CNBC International, Jumat (13/10/2023) CEO Flexport Ryan Petersen mengirim catatan kepada stafnya pada Kamis sore untuk memberi tahu mereka tentang kabar PHK.

"Hari ini saya mempunyai keputusan sulit untuk dibagikan: Kami akan mengurangi jumlah tim global kami sekitar 20 persen dengan prosesnya dimulai besok, Jumat, 13 Oktober," tulis Petersen.

Namun, juru bicara tersebut menolak untuk mengungkap secara spesifik jumlah total karyawan Flexport yang terdampak PHK.

Diketahui, Flexport mempekerjakan sekitar 3,500 orang pada akhir September, menurut data Pitchbook.

Dalam postingan blognya, Petersen mengatakan setelah pemangkasan tersebut, Flexport akan “berada dalam posisi yang baik untuk memanfaatkan peluang yang ada di depan kita untuk kembali ke profitabilitas segera setelah akhir tahun depan.”

"Langkah PHK ini tidak akan berdampak pada pengalaman pelanggan," tambah Petersen.

Dia mengatakan perusahaan fokus pada kualitas layanannya seperti akurasi penawaran hingga faktur dan akurasi pencapaian pengiriman.

"Hari ini adalah hari yang berat, namun kami adalah tim yang tangguh dan berorientasi pada tujuan yang akan mengatasi kemunduran ini dan memenuhi janji misi kami untuk membuat perdagangan global begitu mudah sehingga akan ada lebih banyak lagi perdagangan global," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini